lovenemy; [completed]

36. unravel past

Arin memutuskan untuk kembali ke rumah. Ia bertujuan kembali menggeledah ruang kerja mamanya dengan harapan menemukan apa saja yang ada Irene di dalamnya.

"Non Arin!! Nyonya khawatir sekali kemarin." Ucap ART menyambutnya.

Arin tersenyum jahil dan segera berlalu masuk ke ruang kerja Soraya.

Ia geledah satu-persatu bagian ruangan yang belum dibukanya. Ia membuka kabinet disamping kursi kerja Soraya dan menggeledah isinya. Ia mendapat sebuah buku yang sepertinya album foto lama milik Soraya.

Arin membukanya dan melihat isinya yang beragam. Dari mulai teman Soraya, hingga pemandangan yang sesekali diabadikan oleh mamanya.

Tak lama, ia temukan polaroid dengan Irene di dalamnya. Benar saja, polaroid itu jelas menunjukkan kedekatan Soraya dan Irene di masa lalu. Keduanya lengket sekali dalam foto itu.

Arin memutuskan mengambilnya dan merapikan semua barang yang ia ambil seperti sebelumnya. Dengan kecepatan maksimal, Arin berlari ke kamar tidurnya.

Tepat beberapa menit setelah Arin menutup pintu kamarnya, langkah kaki Soraya menggema di ruang tamu.
"Arin." Panggil Soraya sembari membuka pintu kamar anaknya perlahan.

Yang dipanggil mendekat dan ikut membukakan pintu. Ia menundukkan kepala, menunggu Soraya kembali berucap.

"Maafin mama yah. Mama harusnya ngga bentak kamu kayak kemarin."

"Maafin Arin juga ma. Arin salah karena malah kabur gitu aja, mama pasti khawatir banget."

Arin memeluk Soraya erat, meninggalkan kekesalannya semalam. Tak sengaja air matanya mengalir begitu saja.

Meski sempat berpikir untuk menanyakan perihal keingintahuannya pada Soraya, Arin memilih untuk tidak melakukannya. Ia pikir hal ini pasti akan menimbulkan kesalahpahaman baru antara dia dan mamanya. Arin punya ide yang lebih bagus.