45. sparks fly

83 9 0
                                    

Irene duduk dengan tenang, dari jauh menatap Soraya yang tengah berbincang dengan seorang senior dari ekstra musik. Keduanya terlihat akrab.

"Maaf membuatmu menunggu lama." Ucapnya ketika kembali pada Irene.

Irene menggeleng, tidak masalah.

Dirinya dan Soraya, menjadi dua orang yang sangat dekat. Lebih dekat daripada yang Irene perkirakan. Soraya membawa warna baru bagi dunia Irene yang tak menarik, membuatnya melihat hal baru yang menyenangkan.

"Kamu ada kegiatan hari ini? Aku mau ajak lihat kembang api tahun baru." Soraya bersemangat memaparkan rencananya.

"Tidak ada."

Seperti sudah tahu bahwa Irene menyetujui, Soraya mengirimkan beberapa foto tempat lokasi yang bisa mereka pilih.

"Aku ikut kamu saja. Mau dimanapun, boleh." Irene berkata.

Meski terdengar tak serius, Irene sangat serius dengan perkataannya. Ia tak masalah dimanapun tempatnya, selama Soraya yang mengajaknya, Soraya yang memperlihatkan padanya.

"Kamu cantik banget, Rene!!" Suara ceria Soraya menyapanya, membuat Irene tersipu mendengar pujian itu. Meski ini bukan yang pertama kalinya.

Seperti sudah menjadi kebiasaan, Soraya seringkali mengatakan kata 'cantik' pada Irene. Apapun yang ia pakai, Soraya akan memujinya. Membuatnya merasa menjadi gadis paling cantik yang pernah ada.

"Ayo kesana." Soraya menarik Irene menuju lapangan yang sudah ramai oleh orang-orang. Lampu lapangan itu sudah dipadamkan, membuat beberapa orang harus menyalakan senter termasuk Irene dan Soraya.

"Kita duduk disini aja." Soraya menepuk tanah lapang dan menuntun Irene duduk disampingnya.

"Kamu sering melihat kembang api disini?"

"Tidak. Ini pertama kalinya." Irene menoleh, memeriksa seandainya Soraya membohonginya. Tapi tidak ada tanda kebohongan disana.

Soraya terlihat terbiasa dengan keramaian ini, terlihat terbiasa melakukan hal menyenangkan seperti ini, Irene pikir dia sudah melakukannya berulang kali.

"Kurasa pertunjukan kembang api ini akan spesial." Lanjutnya.

"Kenapa?"

"Karena untuk pertama kalinya, aku menontonnya. Dan bersama Irene, bukankah ini menyenangkan?!" Suaranya terdengar sangat senang, membuat Irene tanpa sadar mengulas senyuman.

Dalam hitungan detik, satu persatu kembang api mulai diluncurkan memenuhi langit malam yang gelap gulita. Warna-warni itu memberi pantulan warna pada wajah orang-orang yang menontonnya.

"Cantik banget, ya?" Gumam Soraya.

Irene mengangguk, "iya, cantik."

"Rene, apa boleh aku tanya?"

Irene menoleh, menemukan Soraya yang masih menengadah menatap kembang api yang meluncur dengan megah.

"Kurasa, aku suka kamu. Apa menurutmu ini normal?" Soraya melanjutkan pertanyaannya.

Pertanyaan itu terasa menusuk sekali hingga jantung Irene seperti bisa berhenti dalam sekejap. Ia mengerjap tak tau harus membalas apa, sedangkan yang bertanya santai saja menatap kembang api diatas sana.

Beberapa detik tanpa jawaban, Soraya menoleh. Menemukan Irene yang menunduk.

"Tidak perlu menjawabnya, aku sudah tau jawabannya. Hanya saja, tidak bisa kuterima." Soraya tertawa gugup menggaruk tengkuknya.

Ia kembali memandang langit, membiarkan hawa canggung menyelimuti keduanya.

"Tidak apa." Suara Irene memecah pendengarannya.

"Tidak sama dengan yang lain bukan berarti salah. Kita hanya, sedikit berbeda." Irene tersenyum dengan mata berkaca.

Soraya tersenyum dan segera membawa Irene kedalam pelukannya, mengabaikan sekitar yang menatap mereka.

"Aku juga suka kamu, Soraya." Bisik Irene.

Soraya tertawa, rasanya beban di dadanya yang berbulan-bulan ia rasakan sudah menghilang. Ia bisa memastikan bahwa beban itu adalah rasa sukanya pada Irene.
































lovenemy; [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang