08. Night on the Beach

412 37 0
                                    

*Wilona's pov.

Diperjalanan yang singkat itu, aku dan Arin tak banyak bercengkrama. Aku lebih senang melihat keluar jendela, menikmati langit malam.

"Woahh, it's cold." Ucapku segera setelah menginjakkan kaki keluar mobil.

Angin berhembus kencang, ditemani pendar bulan dan bintang, air terlihat berkilauan.

Arin mengambil sebuah jaket coklat dari jok belakang dan memberikannya padaku. Menyuruhku mengenakan jaket itu. Aku tak banyak menolak. Aku kedinginan, apa salahnya menerima bantuan.

Arin sudah lebih dulu berjalan menyusuri pasir ke bibir pantai. Angin menerpa rambut, menerbangkan lelah yang tadi kurasakan.

"Gue suka liat air kalo capek, rasanya tenang." Ucap Arin.

"It's kinda weird." Arin tertawa mendengar balasanku atas ucapannya.

Aku dan dia duduk di pasir menghadap ke laut. Arin memejamkan matanya, menikmati semakin banyak angin menerpa. Aku menolehkan kepalaku. Melihatnya diterpa angin dan cahaya tipis bulan, membuatku mengulas senyum.

Tanpa kusadari, aku ikut menutup mata dan menikmati angin pantai ini bersamanya.

Tanpa aba-aba, kurasakan beban pundakku bertambah. Aku langsung membuka mata dan menemukan Arin yang menyandarkan kepala dan punggungnya padaku. Demi apapun, aku berusaha keras untuk tidak salah tingkah kesekian kalinya.

"Berat!! Minggir Lo!" Usirku.

"Pelit amat!" Cercanya disertai senyum menyebalkan.

"Anyway, Wil. Can i call you? Kalo misalkan gue pengen ke pantai lagi." Pertanyaan tidak jelas Arin itu mampu membuat guratan penuh tanya pada dahiku.

"Hah? Terserah Lo, lah! Pake minta izin segala." Aku sudah berusaha untuk tidak terlihat salah tingkah. Tapi kalau dipikir, aku memang sedang salah tingkah. Pertanyaan Arin itu aneh.

Arin tertawa keras, aku pun mengikuti.

"Emang gapunya temen lain apa?" Tanyaku.

"Nggak ada. Jadi Lo harus mau."

"What's the points of asking then?!"

"It called formalitas."

Aku memukulnya cukup keras, namun dia malah tertawa. Melihatnya tertawa lepas seperti ini membawaku ikut terbawa kedalam tawa renyah miliknya.

Aku berani sumpah kalau aku tidak ada niat memiliki perasaan seperti ini padanya. Tapi sejak kami sering bersama, dia jadi terasa dekat. Entah mulai darimana aku mulai merasa jantungku berdegup kencang ketika dia mendekat dan menatapku. Entah sejak kapan aku mulai mengamatinya detail, seperti ingin mencaritahu semua hal tentangnya.

Bahkan saat inipun, aku masih menatapnya dengan ketidaktahuan.

Kalau orang bilang ini suka? Sepertinya kuputuskan akan menyukainya. Aku akan jatuh hati pada Arin, seorang diri. Tanpa perlu dia ataupun dunia tau.

















































*Who guessed correctly?? Sounds like Wilona has fallen for her frenemy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Who guessed correctly?? Sounds like Wilona has fallen for her frenemy.

lovenemy; [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang