52. it ends

150 11 0
                                    

Arin tak bisa berhenti memikirkan kata-kata Wilona sore tadi. Melihat Wilona hampir menangis di hadapannya, Arin merasa sangat bersalah. Ia sama sekali tidak berniat mengatakannya demikian.

"Ughh!! Gue harus gimana..." Ia merutuki diri sendiri.

"Non Arin ngga ganti baju?"

"Ngga bi. Bilangin mama yah, Arin keluar dulu." Setelah mengatakannya, Arin mengambil kunci motornya dan segera keluar rumah meski hari sudah gelap.

Ia berkendara menuju jembatan dekat apartemen Wilona dan menghentikan laju kendaraannya disana.

Angin dingin malam segera menyapa dan membuat tubuhnya menggigil. Ia berdiri disana lama, mengingat kembali momen dimana Wilona menghampirinya hari itu. Hari ketika Arin tidak tahu harus berlari kemana, tapi kakinya membawanya menuju tempat ini.

Wilona datang dengan sukarela, menawarkan tempat yang bisa Arin tuju.

"Stupid." Cercanya pada diri sendiri.

Arin menangis, menyesali perasaan yang ia sadari terlalu terlambat. Ia tak bisa membayangkan bagaimana kesepiannya Wilona karena perasaan ini.

Ia coba menghubungi Wilona sekali lagi.

"Wilo? Wilona!" Suaranya meninggi bersemangat karena Wilona akhirnya mengangkat panggilannya.

"Mau apalagi?" Tanya Wilona ketus.

"Gue di depan apart Lo. Jembatan. I hope you come." Arin memohon.

"Rin, stop..."

"Gue tau Lo masih marah, but please!! Give me a chance. I'll wait till you come." Tanpa mendengar jawaban Wilona, Arin mengakhiri sambungan telepon itu.

Arin duduk disana berjam-jam. Ia memutar-mutar ponselnya menunggu Wilona setidaknya mengirim pesan padanya, namun itu tidak terjadi.

Udara dingin sudah sedari tadi menusuk kulitnya. Jika besok ia terkenal demam, ia tidak akan menanyakan alasannya.

Jam menunjukkan pukul 10 lebih.

Sebuah jaket terasa menggantung di bahunya. Arin menoleh, menemukan presensi Wilona tengah berdiri disana setelah memberinya sebuah jaket untuk dikenakan.

"Wilona!" Ia berseru.

Wilona menoleh acuh, enggan melihat Arin yang nampak bersemangat menemuinya.

"Lo bodoh ya? Gimana kalo gue beneran gak dateng sampe pagi!! Lo bisa mati kedinginan disini, or else mati dibun -"

Belum selesai kalimatnya, Wilona tercekat ketika tiba-tiba saja Arin merengkuh tubuhnya kedalam pelukan.

"I'm sorry. Gue minta maaf untuk semuanya. Semua hal yang pernah gue lakuin dan semua yang bikin Lo sakit hati. I'm truly sorry." Ucap Arin dalam pelukannya.

Pelukan itu terjadi cukup lama hingga Wilona bisa merasakan tubuh dingin Arin yang perlahan menghangat karenanya.

"Jadi?" Tanya Wilona.

Arin melepaskan pelukannya. Wilona terkejut menemukan Arin yang berderai air mata, ia tidak sadar Arin menangis.

"Gue yakin sekarang. I like you, ngga! I'm in love with you." Ucap Arin memegang kedua bahu Wilona.

"Tapi gue nggak akan maksa Lo buat stay. I've hurt you too much. Gue ngga mau Lo makin sakit karena keegoisan gue." Lanjutnya.

Wilona menghela nafas, ia lepaskan tangan Arin dari bahunya dan menggenggamnya.

"Lo kenapa hari ini bodoh banget, sih??!" Cerca Wilona, membuat tanda tanya di wajah Arin.

"Kalo Lo yakin, kenapa ngga dikejar? I mean, Lo minta gue kesempatan cuma buat minta maaf??"

Arin menunduk, "gue takut bakal nyakitin Lo lagi, Wil."

"Jadi, ini aja?" Tanya Wilona.

Arin tidak menjawab, masih ia tundukkan kepalanya. Semua pilihan harusnya ada di tangannya, ia bisa saja bersikap egois dan kembali menginginkan Wilona.

Setelah hening tanpa jawaban, Arin mengangkat kepalanya dan menatap Wilona sembari tersenyum.

"Mau ngga ngasih gue kesempatan sekali lagi buat egois. I want you. Gue mau Lo, Wilona. Ayo pacaran, date or anything else i don't care. Yang penting gue maunya Lo." Ucapnya yakin.

Wilona mengembangkan senyum.

"Now, that's my girl."

Arin kembali menarik Wilona kedalam pelukan, kali ini Wilona membalas pelukan itu.

"Thanks, Wil." Bisiknya.






































Cerita ini selesai!!!Thanks for the wait guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini selesai!!!
Thanks for the wait guys... Maaf karena cerita ini sangat sangat singkat tapi partnya banyak😔😔

Draft ini awalnya mau posting di twt tapi karena beberapa alasan, akhirnya aku decide untuk post disini.
Pendek banget karena niatnya jadi short au aja😭 dannnn aku gak pengen ceritanya terlalu ribet (alias aku males, gomen)😁☝️

I'm so sorry for the inconvenience!! Terimakasih sudah menemani Arin dan Wilona dalam perjalanan singkat mereka!!

Let me know kalo ada yang mau mereka pacaran yh, aku bikinin epilog 1000 kata.🙆🙆

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

lovenemy; [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang