11. stolen kisses

501 37 1
                                    

Pagi ini, Wilona harus kembali berhadapan dengan Arin setelah kemarin sore pengungkapan tidak sengaja itu terjadi. Ia makin kesal karena Arin tak menanggapi pernyataannya kemarin, gadis itu bahkan tak ada mengiriminya pesan.

"Morning, Wil!" Suara yang familiar itu menyapa Wilona tepat di depan kelas. Tanpa berusaha tersenyum, Wilona melewatinya dan masuk ke kelas.

"Lo berdua musuhan lagi?" Tanya teman Arin.

Arin menggedikkan bahu lalu menoleh kebelakang, mengintip Wilona yang acuh sekali padanya.

Wilona dan Nara terlihat sedang menyantap sepiring batagor dengan berbincang, tenang seperti biasanya. 5 menit selanjutnya, Arin datang membawa sekaleng minuman dan meletakkannya diatas meja Wilona dan Nara, diikuti tubuhnya duduk di kursi disamping Wilona.

"Hai, Ra!" Sapanya pada Nara.

"Halo, Rin! Tumben?" Arin menunjuk Wilona sebagai jawaban atas pertanyaan Nara.

Mungkin hanya Nara disana yang merasakan aura canggung dan wajah Wilona yang semakin turun.

"Wil, Lo kenapa?" Tanya Arin tanpa basa-basi.

Mendengar pertanyaan itu, Wilona menghentikan sendok yang masuk ke mulutnya. Ia melirik Arin sebentar, sebelum tersenyum pada Nara dan berkata, "gue duluan, Ra."

"Ehhhh... Iya gue pergi iya!! Lanjutin makan Lo." Cepat-cepat Arin beranjak dan menurunkan pundak Wilona untuk menghentikannya pergi.

Nara melempar tatapan 'kenapa?' pada Arin, namun Arin menggeleng sebagai jawaban. Akhirnya ia pergi dan meninggalkan Wilona yang melanjutkan makan siangnya.

Jangankan makan bersama, Wilona sebenarnya enggan melihat presensi Arin di sekitarnya. Ia masih kesal bercampur malu soal kejadian kemarin, dan amarahnya tidak akan hilang dengan hanya semalam tidur.

"Wilo! Wilona!" Arin berlari mengejar Wilona yang makin mempercepat langkahnya menuju keluar sekolah.

Arin menggapai lengan Wilona demi menghentikan laju kakinya, lalu berkata, "Gue perlu ngomong."

"Gue ngga." Balas singkat Wilona sembari melepas paksa lengannya dari cengkraman Arin.

Mendapat perlakuan yang dingin dari Wilona, Arin mengambil ide gila. Gadis itu langsung menarik Wilona tanpa persetujuan menuju tempat yang lebih sepi. Wilona yang ditarik, berusaha melepaskan diri namun kakinya tetap berjalan mengikuti arah tarikan Arin.

"Lo kenapa sih, Wil?" Tanya Arin, tidak melepaskan pergelangan tangan Wilona.

Wilona tidak menjawab, ia memilih melihat kearah lain dan membiarkan Arin menanyakan pertanyaan itu hingga kedua kalinya.

"Wilona, jawab gue!" Bahkan ketika suara Arin mulai meninggi, Wilona sama sekali tak mau menoleh.

Masih bersama ide gilanya, Arin dengan cepat mencuri ciuman di pipi Wilona hingga yang dicium menoleh dengan mata terbelalak.

"Lo ngapain, Arin!!!" Wilona hampir berteriak jika tak ingat ia sedang di sekolah.

"Lo gamau liat gue, so i make u." Jawab Arin.

Wilona tak habis pikir. Bagaimana bisa Arin bersikap seperti ini padahal dia tidak memberi jawaban apapun pada Wilona. Bahkan tidak menolaknya tapi tidak juga menerimanya, membuat Wilona semakin kesal.

"You such a jerk, tau ngga!?" Wilona benar-benar memaksa Arin melepaskan genggaman tangannya.

"Lo yang gamau jawab pertanyaan gue, Wil."

"Lo juga kan?!!!" Setelah Wilona meneriakkan kalimatnya, Arin terdiam. Ia lepaskan tangan Wilona, membiarkannya menabrak tubuhnya dan pergi.





































 Ia lepaskan tangan Wilona, membiarkannya menabrak tubuhnya dan pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*ngawur banget si Arin nih kata gue😭

Other cast revealed!!
Introducing,

Nara

*Wilona's one and only friend

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Wilona's one and only friend.

lovenemy; [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang