“Kau tahu tidak, jika sahabat pena ku ternyata seorang lelaki”
“Yang benar, kau berbohong bukan?”
“Ternyata ada juga lelaki yang hobi surat menyurat ya, aku hanya menemukan perempuan saja di komunitas itu”
“Aku tidak berbohong! Kemarin dia mengirimkan fotonya yang sedang berlibur dan mengirimkan souvenir juga”
“Woahh... Kau sangat beruntung, aku iri sekali”
Obrolan dari teman sekelas nya langsung menyambut gadis yang memakai cardigan itu sesaat setelah ia masuk kedalam kelas. Violetta Seraphine atau kerap dipanggil Vio, perempuan yang memiliki mata seperti mata kucing itu terus mendengarkan obrolan dari keempat siswi yang duduk di barisan depan sembari berjalan ke tempat duduk nya yang berada di barisan belakang.
Baru saja Vio menduduki kursinya, 2 orang siswi lainnya masuk kedalam kelas dengan terburu-buru, salah satu perempuan itu bahkan membawa 2 donat dan sekaleng susu di tangannya.
“Vio, Vio. Lilly ternyata mempunyai pen pal juga” ucapnya dengan penuh semangat, sama seperti biasanya. Perempuan yang bernama Maya itu lantas menunjukkan sepucuk surat yang ia ambil dari dalam saku nya.
“Eh benarkah? Kau mendapat sahabat pena dari negara mana?” Vio bertanya dengan suara lembut nya
Lilly, si empunya surat tersebut buru-buru mengambil surat nya lagi sesaat surat itu akan di perlihatkan kepada Vio. “Dari Aussie. Ngomong-ngomong kau tampak tidak terkejut saat mendengar hal ini Vio?”
“Eh mengapa aku harus terkejut?” Dengan wajah polos dan kebingungan, Vio balik bertanya.
“Habisnya, orang ini terlihat terkejut saat aku memberitahunya”
“Bagaimana tidak terkejut, kau yang selalu terlihat tidak peduli dengan apapun lalu sekarang kau tertarik dengan hal membosankan seperti itu?” Maya menggigit donat yang ia beli dari kantin lalu memakannya sembari menunggu jawaban dari Lilly.
Lilly tampak mendecakkan lidah nya sebelum menjawab, “Buat ku itu tidak membosankan, aku malah sangat bersenang-senang bertukar cerita dengan pen pal ku”
“Ahh itu membosankan, dan juga ribet. Kalau kau ingin mempunyai teman luar negeri kan bisa mencari dan mengobrol lewat sosial media” Maya tak mau kalah dan mulai berdebat dengan teman yang ada di hadapannya.
“Tetap saja feels nya berbeda! Ya kau mana paham sih, kau kan tidak mempunyai sahabat pena” Lilly menatap Maya dengan tatapan meledek sembari menjulurkan lidahya.
Maya menatap temannya itu dan menggigit donat yang sisa 1 dengan kesal, “kalau menurut mu bagaimana, Vio? Hal itu membosankan atau kau mungkin tertarik mempunyai pen pal juga?” Maya yang kalah berdebat, mengalihkan perhatian kepada Vio yang sedari tadi hanya terkekeh melihat kedua nya cekcok
“Yahh itu-"
"Vio itu tidak seperti kau Maya, lagian dia mana mungkin punya waktu karena sibuk belajar, iya 'kan?"
"Ahh kau benar juga, Ibu nya sangat disiplin padanya apalagi jika menyangkut soal belajar"
Lilly dan Maya terus berdebat tentang hal itu, sementara Vio hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal sembari terkekeh kecil.
☆☆☆
Bel istirahat berbunyi, Vio dan kedua orang teman nya sudah bersiap untuk pergi ke kantin untuk makan siang. Maya seperti biasa, dengan semangat ia berjalan di hadapan Lilly dan Vio sembari membicarakan berita apa saja yang sedang hangat di sekolah mereka.
Lilly terkadang menimpali perempuan dengan rambut sebahu itu, walau ujung-ujungnya mereka kembali berdebat, dan tentu nya Vio yang melerai mereka sembari tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blushing Pen Pals
RomanceEntah bagaimana awalnya, tetapi sahabat pena atau pen pal kembali menjadi tren di era digital seperti ini, bahkan topik ini terus diperbincangkan oleh murid-murid di sekolah Vio. Violetta, si anak populer pun jadi ikut penasaran dengan hal tersebut...