10 years later

562 20 3
                                    

Wanita dengan rambut panjang yang di ikat satu itu berjalan dengan santai menuju arah meja kerja nya berada, ia baru saja kembali dari mengambil berkas sebelum seorang pemuda yang umur nya sekitar 24 tahunan menyapa nya.

"Oh Kak Vio~ tidak ikut makan siang bersama yang lain?"

Wanita berumur 27 tahun itu berbalik, menatap junior nya itu dengan senyuman kecil di wajah nya, "Tidak Vin, aku membawa bekal."

"Oh benarkah? Tapi aku memang jarang lihat Kakak membeli makanan di luar sih, Kakak selalu masak sendiri?" Kevin, pemuda itu kembali bertanya sembari mengikut Vio yang kembali berjalan.

Vio sendiri mengangguk sembari terkekeh kecil, masih berjalan menuju meja kerja nya berada. "Iyaa, masak yang simpel-simpel aja sih tapi" contoh nya saja bekal untuk hari ini, wanita itu membawa bekal dengan tumis sayur capcay dan ayam goreng, cukup sederhana namun tetap enak dan tentu nya akan lebih sehat --sebenarnya juga karena ada orang yang cerewet dan mengawasi setiap makanan yang Vio makan--

Kevin mengangguk, menatap pada senior di tempat kerja nya itu dengan kagum. Sang pemuda masih mengikuti nya sampai ke meja kerja Vio, dan sedikit mengintip bekal Vio tersebut.

"Vio baru mau makan?" Suara dari beberapa teman kerja nya terdengar dari arah belakang, Vio menoleh dengan pipi yang mengembung akibat makanan dan membuat wanita itu terlihat begitu menggemaskan.

"Ahh iya, Kak..." Vio buru-buru menelan makanan di dalam mulut nya dan ikut terkekeh ketika ketiga wanita yang menghampiri nya itu tertawa kecil karena gemas.

"Ini kebetulan tadi ketemu mbak Ney di lift, katanya ada paket untuk mu" salah satu wanita memberikan amplop coklat kecil kepada Vio yang memasang raut bingung. Karena seingat nya, Vio tidak memesan barang apapun yang ditujukan pada alamat kantor nya itu.

Setelah berterima kasih kepada teman kerja nya itu, Vio kembali memakan makan siang nya dengan amplop coklat itu di tangan kiri nya, ia membalikkan benda tersebut mencari identitas si pengirim atau pun alamat nya.

Namun nihil, di belakang amplop itu pun tidak ada nama atau alamat yang tercantum, hanya amplop coklat polos yang Vio dapati yang mengharuskan wanita itu membuka isi amplop tersebut. Yahh mau bagaimana lagi, ia akan membuka nya setelah makan saja karena takut mengotori isi dari amplop tersebut.

"Oh iya ngomong-ngomong Vio, kau mau ikut makan-makan setelah pulang kantor tidak?" Wanita dengan rambut sebahu bertanya kepada Vio dari meja di sebelah nya, yang membuat 3 orang lainnya menatap Vio bersamaan.

"Eh hari ini ya?" Vio bertanya ragu, pasal nya si manis akhir-akhir ini cukup lelah dan hanya ingin pulang kerumah. Apalagi sepertinya Kevin juga akan ikut --terlihat dari tatapan matanya yang menatap Vio dengan penuh harap-- bukan apa-apa, pemuda yang lebih muda itu terus mendekati nya dari bulan lalu, dan si manis agak kurang nyaman dengan itu.

"Apa kau punya rencana Vio? Berkencan dengan pacar mu?"

Vio menatap pada wanita yang lebih tua dua tahun dari dirinya dan membalas dengan tawaan canggung. "Hahaha tidak begitu sih, aku akan memikirkan nya dahulu"

Jawaban dari Vio itu ditanggapi dengan berbagai reaksi dari mereka, ada yang mengangguk paham ada juga yang tampak kecewa seperti Kevin yang mulai membujuk Vio. Si manis berusaha menolak dengan halus tanpa menyakiti perasaan atau pun membuat rekan kantor nya itu tidak senang.

Setelah melihat Kevin cukup menyerah membujuk nya, Vio kembali memakan bekal nya. Tanpa sadar si manis membuka isi paket tersebut, tidak ingat jika tadinya ia akan membuka setelah selesai menghabiskan makan siang nya.

Vio membuka paket tersebut, bisa terlihat jika didalam nya terdapat amplop kembali yang lebih kecil dan juga berwarna putih. Di bagian belakang nya pun masih tidak ada nama si pengirim atau apapun itu, jadi ia membalikkan amplop nya dan seketika Vio yang ingin menyuap malah terbatuk melihat sesuatu yang sudah lama tidak pernah ia lihat.

The Blushing Pen PalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang