Chapter 7

402 36 0
                                    

Makan siang bersama Ginny, itu lebih menyenangkan dari pada yang Vio bayangkan. Sebelumnya ia sedikit khawatir karena takut kedua nya akan canggung karena selama ini mereka tak pernah benar-benar mengobrol berdua saja, namun ternyata kekhawatiran nya itu hanya sia-sia karena ia begitu merasa nyaman mengobrol dengan Ginny.

Vio jadi mengerti mengapa banyak orang di sekitar gadis cantik itu, selain memang asik diajak bicara Ginny juga begitu perhatian. Contohnya saja saat Ginny yang memutuskan untuk mengajak Vio makan siang bersama di taman belakang sekolah yang memang jarang dikunjungi orang, seperti tahu jika Vio memang kurang nyaman jika berada di tempat ramai.

Perempuan cantik itu juga cukup banyak bercerita tentang hal menarik dan tak pernah membiarkan ada keheningan diantara mereka. Hal itu benar-benar membuat Vio senang walau waktu istirahat hanya 15 menit, dan bisa dibilang cukup singkat.

Keesokan hari nya juga begitu, Ginny kembali mengajak Vio makan siang bersama di taman belakang. Tapi kali itu, Ginny langsung menghampiri nya ke kelas, mengajak nya langsung yang membuat seluruh seisi kelas kebingungan karena interaksi tiba-tiba dari dua gadis populer di sekolah mereka.

Vio dan gadis itu kembali menjadi topik hangat diantara para murid, belum lagi dengan orang-orang yang memberi Vio makanan juga meningkatkan, lebih tepatnya makanan manis seperti kue, puding dan semacamnya, entah siapa yang menyebarkan gosip tentang Vio yang begitu menyukai cake.

Kalau boleh jujur, Vio cukup kewalahan akan hal ini, bukan apa-apa, Vio memang menyukai hal yang manis seperti cake dan yang lainnya. Tetapi, ia hanya bisa memakan cake buatan sang Bunda atau dari toko tertentu yang sudah menjadi langganannya, tentu hal itu ada alasan nya dan itu menyangkut hal yang cukup sensitif untuk Vio, jadi gadis itu tidak bisa mengatakan nya kepada orang-orang, apalagi untuk membuat mereka berhenti memberi nya makanan.

Ia berujung membawa makanan pemberian itu ke rumah, dan kebanyakan dihabiskan oleh Kai, sementara itu Jasper tidak tahu kue-kue tersebut adalah hasil pemberian --karena kalau tahu, pemuda itu sudah pasti akan menemui dan memarahi mereka agar berhenti memberikan Vio kue--

"Vio, Vio!" Benar seperti saat ini, seorang perempuan dengan jas blue black yang berlambang logo OSIS di bagian kiri, berjalan menghampiri Vio di koridor.

Vio yang berjalan sendiri, karena memang sehabis membantu ketua kelas menyimpan tugas ke ruang guru, menengok pada asal suara.

"Ryzka, Ada apa?" Vio menyunggingkan senyumnya ketika Ryzka, gadis itu sudah berdiri di hadapan nya.

"Untuk kemarin, terimakasih karena sudah membantu ku menyusun proposal untuk event bulan nanti" Ryzka memberikan paper bag kecil kepada Vio. Vio yang melihat itu dengan ragu mengambil nya, menatap isi dari kantung itu yang ternyata sepotong mille crepes rasa matcha.

"Oh terimakasih, tapi kau sampai repot-repot membelikan ku ini..." Ujar Vio, merasa tak enak karena wakil ketua OSIS itu sampai memberikan nya sesuatu.

"Tidak apa-apa, kau sudah banyak membantu ku menyelesaikan proposal disaat anggota yang lain sibuk dengan hal yang lain. Aku akan merasa tak enak jika kau menolak nya loh..." Ryzka berkata sembari tersenyum tulus. Vio yang melihat itu mau tak mau menerima pemberian itu, padahal ia juga merasa tidak enak karena ia tidak memberikan bantuan yang banyak kepada Ryzka, tapi wanita itu sampai membelikan nya sesuatu.

"Ngomong-ngomong setelah ini kau akan ke kantin?" Tanya Ryzka lagi yang seperti nya ia akan pergi ke kantin juga.

Tapi Vio segera mengurungkan niatnya saat menatap paper bag di tangan nya, "tidak, aku akan ke kelas terlebih dahulu" sahut Vio menunjuk ke arah sebaliknya.

"Ohh kalau begitu aku duluan ya, terimakasih sekali lagi karena sudah membantu ku" Ryzka melambaikan tangan nya dan berjalan menuju arah kantin. Vio juga melambaikan tangan nya sekilas sebelum pergi menuju lantai 2 dimana kelas nya berada.

The Blushing Pen PalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang