Chapter 11

364 25 0
                                    

Matahari sore mewarnai langit dengan warna-warna hangat saat Ginny melewati jalan yang begitu familiar. Dia tidak bisa menghilangkan kegembiraan dari kejadian hari ini, dan ia tak bisa memungkiri semakin besar perasaan yang ia rasakan pada Vio. Ginny bertanya-tanya apakah Vio merasakan hal yang sama atau dia hanya terlalu banyak berharap.

Saat malam semakin larut, Ginny menerima pesan dari Vio. Itu adalah ucapan sederhana "Terima kasih untuk hari ini" disertai dengan emoji hati. Ginny hanya bisa tersenyum, jantungnya berdebar kencang melihat sikap manis itu.

Sementara itu di sisi lain, Vio berteriak dalam diam kala ia tidak sengaja mengirim pesan dengan tambahan emoji hati. Salahkan saja Kai yang menyenggol tangan nya padahal Vio berniat untuk menguhapus emoji hati itu sebelum mengirim nya

"Abang!" Vio menegur lelaki di sampingnya dengan galak. Kai sendiri menatap bingung kearah Vio sembari menggigit ayam bakar nya.

"Apa?" Tanya Kai ketika sang adik terus menatap nya dengan tatapan kesal, lelaki itu tidak menyadari kesalahannya karena memang tidak disengaja.

Vio sendiri hanya memalingkan pandangan, sudah malas bertengkar dengan yang lebih tua. Vio kembali menatap pada ponsel nya, masih merasa cemas akibat emoji hati itu dan berniat untuk menghapus nya saja.

Ding!

Belum sempat Vio menghapus pesan yang sebelum nya, pesan dari Ginny muncul "sama-sama^^ aku senang bisa mengobrol lebih banyak dengan mu" Ginny juga mengungkapkan jika ia sudah menantikan kue buatannya, karena Vio sempat mengatakan akan membuatkan nya cookies lagi.

Vio tak bisa menahan senyum nya ketika menerima pesan dari Ginny, sampai tak sadar kedua kakak nya dan sang ayah menatap Vio dengan tatapan heran.

"Apa ini, kau terlihat begitu senang" Jasper yang pertama bertanya, cukup jarang Vio tersenyum sendiri seperti itu ketika sedang memainkan ponsel nya.

"Tidak ada apa-apa" Vio berucap sembari menyimpan ponsel nya ke dalam saku, ia sudah menyelesaikan makan malam nya namun tidak berniat pergi dari meja makan.

"Memang nya hal itu terlihat jelas di wajah ku?" Vio berbalik menatap Kai, bertanya dengan suara pelan agar tidak terdengar oleh Jasper ataupun sang Ayah.

Kai mengangguk, menelan terlebih dahulu makanan yang ada di dalam mulut nya sebelum membalas, "Itu pesan dari Ginny ya? Terlihat sekali dari wajah mu"

Pipi Vio memanas lalu bergeser sedikit, menjauh dari sang kakak "Abang ngintip isi pesan ku ya"

"Enak saja, kau sendiri yang terlihat seperti sedang kasmaran" ujar Kai membela diri, walaupun sebenarnya ia memang mengintip isi percakapan adik perempuan nya itu.

"Apa?"

"Kasmaran?"

Jasper dan sang Bunda yang tiba-tiba muncul dari belakang Vio dan berkata dengan serentak. Vio tentu tersentak dan hampir mengumpat.

Ibu dan anak itu sama-sama menatap pada Vio seolah meminta penjelasan, "kau menyukai seseorang Vio?" Wanita setengah baya yang baru saja kembali dari kamar mandi langsung bertanya pada sang anak.

"Eh apa-"

"Adek beneran menyukai seseorang? Siapa orang nya?" Jasper memotong bahkan sebelum Vio menjawabnya.

"Aku bahkan belum mengatakan apapun, lagipula aku tidak menyukai seseorang" bela Vio, mencoba menutupi kegugupan akibat terus ditatap oleh Jasper dan sang Bunda.

"Dengar Vio, Bunda bukan nya melarang mu menyukai seseorang. Hanya saja Bunda lebih ingin kau memprioritaskan dan fokus pada belajar, soal lelaki itu bisa nanti saja" sang Bunda mulai menasehati anak perempuan nya. Yahh memang benar sih, ibu dari 3 anak itu cukup ketat tentang pendidikan, Kai dan Jasper pun di didik seperti itu, hanya saja sang bunda sedikit lebih ketat kepada Vio, selaku anak perempuan satu-satunya.

The Blushing Pen PalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang