Chapter 22

242 22 0
                                    

"Walaupun begitu tetap saja aku duluan yang mengajak Kak Ginny. Lagipula Kakak ini siapa nya Kak Ginny sampai-sampai menghalangi ku?"

Vio mengepalkan tangan nya, berusaha menahan amarah dan kesal ketika mendengar kalimat yang dilontarkan oleh gadis itu. Memang benar, walau ia sudah tahu perasaan Ginny kepadanya, tapi Vio masih menyangkal akan hal itu dan tidak berani mengungkapkan apa yang sebenarnya ia rasakan.

Karena itu, Vio sebenarnya tidak ada hak untuk marah atau bahkan menghalangi seseorang agar tidak dekat-dekat dengan Ginny. Jadi masa bodoh lah, Vio akan memikirkan akibat dari kalimat yang akan ia lontarkan itu nanti.

"Aku pacar nya!"

Vio mengatakan nya.

Sontak gadis dihadapannya ini nampak terkejut, bukan hanya dia saja, Ginny juga membulat kan mata nya tak percaya dengan apa yang sudah ia dengar.

Vio masih menatap tajam pada gadis yang lebih muda, merasa dia tidak akan mengatakan sesuatu lagi, jadi Vio tarik tangan Ginny pergi dari sana.

Jantung nya berdegup kencang, tangan nya sedikit berkeringat dan wajah nya mulai memanas karena Vio benar-benar mengatakan hal itu. Ginny yang pasrah ditarik oleh yang lebih kecil masih memproses dengan apa yang terjadi, ia merasa hal ini tidak terasa nyata.

Namun, saat mereka sudah ada di parkiran, Vio berbalik dengan wajah yang sedikit merona dan pegangan nya pada pergelangan tangan Ginny terasa mengerat, mungkin gugup karena sedari tadi Ginny tidak mengatakan apapun.

Begitu menggemaskan...!

"Vio, apa kamu masih ingin memakan ice cream?" Ginny bertanya dengan tatapan dan senyuman yang begitu lembut.

"Aku tidak masalah sih..." Vio mengangguk kecil, walau ia sedikit bingung padahal tadi pagi dia menyuruh nya langsung pulang untuk beristirahat.

Tanpa banyak bicara lagi, Ginny memakaikan helm kepada Vio sebelum menyalakan mesin motor nya. Setelah menoleh untuk memastikan Vio sudah naik, Ginny mulai mengendarai motor nya menuju toko ice cream yang selalu ramai dikunjungi oleh anak-anak sekolah itu.

Tempat nya tidak terlalu jauh dari sekolah mereka, jadi mereka sudah berada di depan toko tersebut dalam beberapa menit. Ginny menahan Vio yang akan turun dari motor nya sebelum membuka helm yang ia pakai.

"Kamu tunggu saja disini, aku yang akan memesan. Kamu mau yang rasa apa Vio?"

Vio memiringkan kepala nya, ia kira mereka akan makan disini tetapi sepertinya Ginny berencana untuk membawa pulang ice cream tersebut "Hmm aku ingin yang rasa matcha, tetapi kenapa di bawa pulang?" Vio lanjut bertanya yang dibalas kekehan kecil oleh Ginny.

"Memang nya kamu tidak ada yang ingin dibicarakan dengan ku?" Ginny bukan bertanya, tetapi hanya ingin mengingatkan Vio jika saja ia melupakan hal apa yang sudah dia ucapkan saat di sekolah tadi. "Jadi ayo ke rumah ku saja agar bisa mengobrol dengan leluasa"

Sontak pipi Vio kembali memanas, Vio bukan nya melupakan hal itu tentu saja, ia hanya sedang mencari tempat yang pas untuk membahas hal itu. Tapi untung saja Ginny menawarkan ia ke rumahnya, karena jika tidak, mau tak mau Vio akan membicarakan itu di rumah nya dengan konsekuensi diketahui oleh kedua saudara posesif nya.

"Kamu benar, baiklah aku akan menunggu disini" ujar Vio malu-malu, Ginny mengangguk kecil lalu masuk kedalam toko itu dan kembali setelah beberapa menit. Gadis itu bisa melihat bahwa Ginny tidak membeli 2 ice cream saja melainkan ada 2 strawberry smoothie juga disana.

"Aku membeli ini juga karena direkomendasikan oleh pegawai nya, tidak apa kan?" Ginny bertanya untuk memastikan, Vio mengangguk tidak masalah.

"Aku bisa meminum apapun yang manis sekarang, jadi jangan khawatir kan hal itu"

The Blushing Pen PalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang