Ding!
Suara notifikasi terdengar dari ponsel milik Vio, sang empunya yang baru saja keluar dari kamar mandi lantas memeriksa benda pipih tersebut. Mata Vio sontak membulat saat mengetahui ada pesan masuk dari Ginny, dan lagi pesan itu berisi Ginny yang menyampaikan bahwa ia sudah berada di depan rumah nya. Dengan raut wajah senang, Vio terburu-buru keluar dari kamar nya.
Ginny melepas helm yang ia pakai sembari menunggu Vio, ia juga menyempatkan membenarkan rambut nya yang sedikit berantakan. Tak lama dari itu, suara pintu gerbang terbuka terdengar, Ginny mengangkat pandangan nya dari kaca spion menuju pintu gerbang rumah Vio.
Vio muncul dengan senyuman yang sudah merekah di wajah nya, begitu manis sampai-sampai Ginny ikut tersenyum. "Maaf aku datang lebih pagi" ujar Ginny saat Vio sedang membukakan gerbang agar motor Ginny bisa parkir di dalam halaman rumah nya.
"Tidak masalah, aku malah senang kita jadi punya banyak waktu" Ginny tak bisa memalingkan wajahnya dari Vio yang sedang terkekeh kecil, gadis yang lebih kecil itu terlihat begitu cantik dengan pakaian santai yang ia pakai --karena biasanya Ginny hanya melihat Vio disekolah saat memakai seragam-- jangan melupakan rambut Vio yang setengah basah dengan celana pendek yang ia pakai, yang membuat gadis itu lebih terlihat cantik.
Ginny menelan saliva nya lalu berdehem kecil ketika sadar ia menatap terlalu lama, memalingkan pandangan sebelum memasukkan motor nya kedalam halaman rumah Vio. Setelah nya, perempuan itu mengekor, mengikuti Vio masuk ke dalam rumah.
"Ginny mau minum apa?" Tanya Vio setelah Ginny duduk di sofa yang ada di ruang tengah.
"Air putih saja tidak apa-apa" Ginny menjawab dengan berusaha menutupi kegugupannya, maklum saja ini baru pertama kalinya Ginny benar-benar masuk kedalam rumah Vio ataupun bertamu seperti saat ini.
Vio mengangguk, mengambil dua gelas berisi air putih untuk nya dan Ginny, ia juga mengambil beberapa cemilan seperti keripik singkong yang ia simpan ke atas meja.
"Ngomong-ngomong Ibu sama Kakak-kakak mu kemana, Vio?" Ginny kembali bertanya karena tak mendapati siapapun selain Vio disini, walaupun begitu suasana rumah nya tetap terasa hangat dan hidup yang membuat Ginny merasa nyaman.
"Ayah sih sudah pasti kerja, Kak Jasper sudah pergi ke kampus, terus Abang Kai kayaknya masih tidur. Dia biasanya bangun siang kalau akhir pekan seperti ini, kalau Bunda sih lagi ada acara sama teman-teman nya." Vio menjelaskan secara singkat. Tolong jangan salah paham juga, Vio tak tahu hari Sabtu ini rumah akan sepi karena hampir semuanya ada acara --kecuali Kai-- yahh anggap saja dewi keberuntungan sedang baik dan memberikan sedikit keberuntungan nya pada Vio jadi mereka bisa uhukk berduaan- uhukk
Oke kembali ke saat ini, Ginny meminum air yang diberikan Vio sebelumnya sembari mendengarkan gadis yang lebih kecil bercerita masalah kakak kedua nya yang mengomel di hari Ginny menjemput nya.
Gadis itu tertawa kecil, apalagi saat Vio men-poutkan bibir nya ketika kesal, terlihat begitu gemas sampai-sampai Ginny ingin mencubit kedua pipi lembut itu.
"Ahh aku malah jadi ikut mengomel juga, padahal kita kan akan membuat kue" Vio tersadar sebelum berdiri dari duduk nya.
"Tidak apa-apa, kita masih punya banyak waktu. Lalu setelah itu bagaimana dengan Kak Jes?" Ginny yang tak masalah mendengar ocehan dari yang lebih kecil menahan nya agar kembali duduk, namun Vio, gadis itu menyuruh nya ikut ke dapur sambil bercerita.
"Kak Jes hanya menanyakan pertanyaan yang banyak, tapi dia tidak mengatakan apapun setelah itu, dia juga tidak melarang ku. Itu mungkin karena Kak Jes juga mengenalmu, iya kan?" Vio berkata dengan semangat, ia juga sambil menyiapkan beberapa bahan untuk membuat kue hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blushing Pen Pals
RomanceEntah bagaimana awalnya, tetapi sahabat pena atau pen pal kembali menjadi tren di era digital seperti ini, bahkan topik ini terus diperbincangkan oleh murid-murid di sekolah Vio. Violetta, si anak populer pun jadi ikut penasaran dengan hal tersebut...