Sakit

1.4K 90 7
                                    

"kak...makan dulu yuk"ucap hukma yang sedang mengetuk pintu kamar zai

"Iya nanti kakak makan"sahut zai dari dalam kamar

"Ayo makan kak..,kakak dari pagi belum makan nasi"

"Iya iya"

"Sekarang kak...., yang lain udah pada kumpul di bawah"ucap hukma yang masih berdiri di sana

"Bilang aja ke yang mereka, aku makannya terakhiran aja"

"Tapi janji ya nanti makan"

".........."tak ada jawaban dari Zai

"Ya udah kalo gitu aku mau turun dulu"

Hukma pun berjalan menuruni tangga, kemudian menghampiri umi dan yang lainnya yang sudah bersiap untuk makan malam bersama

"Gimana teh?"tanya bunda

"Kata kak zai dia makannya terakhiran aja Bun"

"Loh kenapa gak bareng aja"tanya Abi Ahmad

"Aku juga gak tau.., mungkin kak zai masih sedih karena kejadian tadi sore"ucap hukma

"Ya udah kalo gitu..ayok kita makan,biar nanti umi sisain aja buat kak zai"ucap umi Rina

"Ya udah atuh..ayok kita makan"ucap abu

Mereka pun memulai makan malam bersamanya tanpa kehadiran Zai

"Kak zai nggak mau makan lagi" batin Aulia

Malam sudah tiba, tapi zai tak kunjung keluar dari kamarnya, ia mengurung dirinya sejak setelah isya tadi,
Bahkan ia tidak ikut makan malam bersama

zai kini sedang berada di kamarnya,ia sedang berdiri di hadapan cermin dengan tatapan sayu, matanya terlihat sangat merah, rambutnya juga sangat berantakan
Kancing bajunya tak beraturan,Ia terlihat sangat frustasi saat ini

"Ya Allah, kenapa?"ucapnya dengan suara yang bergetar

"Kenapa harus ini yang gagal?, kenapa gak yang lain aja?"

"Semuanya kayak mimpi"

Ia pun mengusap wajahnya kasar, kemudian berjalan menuju balkon rumah yang menyatu dengan kamarnya

"Aku tau... pasti Aulia dan keluarganya datang kesini, buat bantuin aku persiapan ke Madinah..."ucap zai kemudian mengambil duduk di salah satu kursi

"Tapi apa??,aku malah ngecewain mereka,kali ini aku gagal"ucapnya lagi

"Huffttt..."ia pun menghembuskan nafasnya dengan kasar, kemudian mengambil Al-Qur'an yang terletak di atas meja

"Bismillah semoga setelah baca Alquran hati jadi tenang"gumamnya

ia pun membuka Al-Qur'an miliknya dan mulai membacanya perlahan, sesekali ia juga mengulang hafalan yang sedikit ia lupa

Namun tak lama Saat ia sedang mengulang hafalannya Tiba-tiba kepalanya terasa sangat berat, matanya terasa berkunang-kunang ia juga merasakan sakit yang begitu hebat di perutnya

"Arghhh.."erang zai yang meremas perutnya dengan sangat kuat

*Bruk*
Ia menjatuhkan Alquran dari genggamannya

Tangan kanannya kini sedang memegang perutnya yang semakin sakit,dan tangan kirinya kini di gunakan untuk memijat pelipisnya

"Kenapa pusing banget..."ia pun akhirnya terjatuh dari kursi yang ia duduki

"Awww"ia meringis kesakitan

Ia pun terus memijit Pelipisnya yang terasa semakin berat, wajahnya sangat pucat pasi
Keningnya sudah basah oleh keringat dingin

Hudzaifah Imamku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang