7

4.4K 378 5
                                    

Keesokan harinya.

Seperti biasa, kini Adel tengah berada di kantin bersama teman-temannya.

"WOI! SINI LO!" ucap seseorang menghampiri Adel.

Orang itu pun menarik Adel sampai keluar dari area kantin.

"apa-apaan lo anjing!" balas Adel sembari mendorong orang itu dengan kuat. Sampai orang itu terjatuh.

"tai lo!" balas orang itu sembari mendorong Adel.

Kalian bisa tebak orang itu siapa? Yap, orang itu adalah Zee.

Bugh!

Satu pukulan melayang tepat di sudut bibir Adel.

"WOI ANJING LO!"

Kini Adel pun membalas pukulan itu.

Bugh!

"WOI UDAH!" ucap Oniel mencoba melerai mereka.

Namun, Adel pun menepis lengan Oniel.

"SINI LO!" ucap Adel kembali menarik Zee.

Bugh!

Satu pukulan mendarat tepat di wajah Zee.

Kini tak hanya Oniel, Olla dan Lulu pun ikut membantu memisahkan mereka.

"ngapain lo deket-deket sama Ashel, hah?!" ucap Zee berteriak.

"kalo gue deket sama ashel pun, urusannya sama lo apa?!" tanya Adel mencoba mendekat ke arah Zee, namun untungnya ditahan oleh Oniel.

"ashel punya gue. Lo tuh ga pantes buat deket sama Ashel. Dasar miskin!" balas Zee.

Belum sempat Adel membalas.

"ZEE, UDAH!"

Kini Ashel pun datang melihat pertikaian diantara Zee dan Adel.

"shel, lo jangan deket-deket sama dia lagi." ucap Zee pada Ashel.

"lo yang harusnya jangan deket-deket sama gue lagi zee. Gue benci sama lo!" ucap Ashel.

"shel.. plis. Jangan gini." ucap Zee memohon.

"ini semua gara-gara lo tau ga!" ucap Zee yang kini menunjuk Adel.

"lo apa-apaansih, hah?!"

Bugh!

Adel sudah tidak bisa menahan amarahnya. Ia pun segera melayangkan beberapa pukulan pada wajah Zee, sampai Zee merasa kewalahan.

"ADEL! ZEE! ikut saya ke ruangan!" ucap bu Sisca mendatangi mereka.

---

"kalian berdua, saya Skors selama 3 hari." ucap bu Sisca saat mereka tengah berada di ruang BK.

"tapi bu-" ucap Zee terpotong.

"tidak ada bantahan. Silahkan keluar dari ruangan saya." ucap bu Sisca tegas.

"baik bu." ucap Zee, ia pun segera keluar dari ruangan itu.

"adel. Kamu duduk dulu." ucap bu Sisca saat melihat Adel yang baru saja ingin beranjak dari kursinya.

Adel pun mengangguk.

"ini sudah surat peringatan kedua, Adel. Saya berharap kamu bisa berubah. Ibu tidak bisa menolong apa-apa kalau kamu sudah dapat surat peringatan ketiga."

"baik bu."

"ibu tau tentang kamu, Adel." ucap bu Sisca.

Semulanya Adel menunduk, kini ia pun mendongakan kepalanya, menatap Sisca.

Dear, Adel.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang