24

4.7K 374 8
                                    

3 hari kemudian.

Adel baru saja sampai dirumahnya.

Puk!

Suara telapak tangan yang mendarat di bahu Adel.

"ada apa lagi?" tanya Adel tanpa menoleh.

Ia sudah tau persis siapa orang yang memberhentikan langkahnya ini.

"ayo pulang." ucap orang itu.

"gua gamau." ucap Adel sembari membalikan badannya menghadap orang yang memanggilnya itu.

"kenapa? masih sakit hati?" tanya orang itu.

"harusnya lo bisa mikir." ucap Adel.

"harus pake cara apa lagi biar lo mau pulang?" balas orang itu.

"gua ga suka di atur." balas Adel.

"ga ada yang ngatur." balas orang itu lagi.

Adel pun mengalihkan pandangannya.

"gue mohon. Ayo pulang. Mami kangen sama lo." ucap orang itu.

Adel pun kembali menatap orang yang ada di hadapannya saat ini.

"dengan satu syarat." ucap Adel.

"apa?" tanya orang itu.

"gua mau bawa pacar gua." balas Adel.

"oke. Malem ini, gua tunggu." ucap orang itu kemudian pergi dari perkarangan rumah Adel.

Adel pun hanya menatap punggung itu yang perlahan menghilang dibalik kemudi.


---


Sesuai dengan perkataannya. Kini Adel tengah menjemput Ashel di rumahnya.

"kita mau kemana emang?" tanya Ashel sembari menaiki motor Adel.

"ke tempat yang belum pernah kamu datengin." balas Adel.

"ish. Dimana?" tanya Ashel lagi.

"ada deh." balas Adel sembari menjalankan motornya. Sedangkan Ashel, ia hanya memutar bola matanya malas.

Sekitar 20 menit di perjalanan. Malam ini jalanan tidak terlalu ramai, alhasil tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di tujuan.

Hingga akhirnya, mereka pun tiba.

Adel pun segera turun, menghampiri pagar. Lain halnya dengan Ashel yang menunggu di atas motor sembari memperhatikan rumah mewah yang ada di hadapannya saat ini.

Menurutnya ini adalah rumah yang sangat mewah. Lebih mewah dari rumahnya. Bahkan, rumah ini bisa disebut seperti Istana.

"hey. Kok bengong." ucap Adel menyadarkan lamunannya.

"eh. Gimana? udah? ini rumah siapa?" tanya Ashel beruntun.

"orang." ucap Adel. Kini ia pun membawa masuk motornya.

"kamu sering kesini? kok satpam nya ramah banget sama kamu?" tanya Ashel saat mereka sudah turun.

Tanpa menjawab apapun. Adel pun hanya tersenyum. Ia pun langsung menggenggam tangan Ashel. Bersiap untuk menuntunnya masuk ke dalam.

"ayo." ucap Adel.

Kini Adel pun membawa Ashel masuk ke dalam rumah itu.

Dear, Adel.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang