18

3.7K 337 8
                                    

Hari-hari begitu cepat berlalu.

Kini Adel tengah duduk dibelakang sekolah. Yap, dibelakang sekolah Adel memang ada sebuah warung yang biasanya dipakai murid-murid untuk nongkrong.

"bolos lagi lo del?" tanya murid laki-laki yang baru saja datang.

Adel pun terkekeh.

"bosen di kelas." balas Adel.

"sama sih, gue juga." balas murid itu yang bernama Bevan.

Bevan pun duduk di dekat Adel.

"mau ga?" tanya Bevan menawarkan rokok pada Adel.

"boleh." balas Adel. Ia pun mengambil satu batang rokok yang diberikan oleh Bevan.

Ia pun menghidupkannya, lalu menghisapnya.

"Bev." panggil Adel.

"iya?" tanya Bevan.

"gue mau tanya." ucap Adel.

"sok." balas Bevan.

"Jadi, misal nih. Kalo lo suka sama orang. Tapi lo ga tau orang itu suka balik apa engga. Dan, kalian tu kaya lagi ada masalah. Disitu lo pengen banget perbaikin masalah itu, tapi sayangnya karna lo ragu dia suka sama lo juga apa engga. Makanya lo ikutin alur ceritanya aja."

"nah, menurut lo. Kalo lo di posisi itu, lo bakal gimana?" tanya Adel.

"hm.. agak sulit ya." ucap Bevan.

Adel pun terkekeh.

"menurut gue. Kalo gue di posisi itu. Gue terabas sih. Mau dia suka gue apa engga, kalo ada salah paham. Mau ga mau harus diperbaikin. Harus diomongin dan di komunikasiin. Disetiap hubungannya, yang namanya komunikasi itu penting. Jadi, mau lo yang ada masalah atau pun dia yang ada masalah. Ada baiknya buat dibahas dan diselesaiin bareng-bareng."

"itu sih menurut gue." ucap Bevan.

Adel pun mengangguk paham.

"Thanks ya Bev." ucap Adel.

"aman aja bro." balas Bevan.

Adel pun segera menghisap rokoknya sampai tuntas.

"gua masuk duluan ya." ucap Adel pada Bevan.

"yoi, goodluck bro." ucap Bevan.

Adel pun terkekeh. Ia pun mengangkat jari jempolnya.

Setelah selesai membayar. Adel pun segera menuju tangga kayu yang ada dibelakang pagar sekolah, tempat pertama saat ia dan Ashel bertemu. Ia pun segera menaiki tangga itu, hingga akhirnya ia kembali ke pekarangan sekolah.

Namun, saat ia berjalan..

Lagi-lagi ia ditarik oleh seseorang.

"apaansih orang gue-"

Ucapan Adel terhenti saat ia melihat siapa orang yang menariknya tadi.

"dari mana aja!" ucap orang itu sembari mendorong Adel.

"shel.." balas Adel.

Yap, orang itu adalah Ashel. Saat di kantin tadi, Ashel bertanya dengan teman-teman Adel. Dan mereka bilang kalau Adel tengah pergi ke belakang sekolah yang entah ada urusan apa. Ashel pun langsung teringat tentang tangga kayu yang ada dibelakang pagar. Dan benar saja, saat ia tengah menunggu disana. Ada Adel yang baru saja turun dari pagar itu.

"lo dari mana aja del!" ucap Ashel bergetar.

"shel, lo harusnya ga disini shel." ucap Adel mencoba untuk tidak menatap Adel.

Tak ada balasan dari Ashel.

"shel, plis lo masuk aja." ucap Adel memohon.

"kenapa? hm? lo udah ada orang lain makanya lo ngilang? iya!" balas Ashel yang kini menatap Adel.

Adel pun hanya diam saja.

"gue nyari lo siang malem del. Gue nangisin lo ga berhenti. Dan sekarang, disaat udah ada lo didepan gue. Lo suruh gue buat pergi?"

"gue ada salah apa sih sama lo del?"

"JAWAB DEL!" ucap Ashel sembari mendorong Adel.

Namun, tetap saja tidak ada respon dari Adel.

"shel, lo masuk sekarang." ucap Adel.

"emang salah. Salah del, harusnya gue ga naro perasaan di lo. Harusnya gue ga suka sama lo. Harusnya gue ga cinta sama lo. Harusnya gue ga usah cariin lo. Harusnya kita ga usah ketemu dari awal!" ucap Ashel kemudian meninggalkan Adel sendirian disana.

Adel pun terdiam.

"andai lo tau shel.." ucap Adel lirih.

to be continued~

MENYALA ABANGKUUU🔥

Dear, Adel.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang