34

3K 289 29
                                    

Puk!

"del!" panggil seseorang sembari menepuk pundak Adel.

Adel pun menoleh.

"eh kenapa kak?" tanya Adel.

"gue cariin lo kemana-mana, ternyata masih disini. Nih gue nitip bukunya Ashel ya." ucap orang itu.

"loh, bukannya kakak sekelas ya sama Ashel?" tanya Adel.

"iya tapi Ashel nya udah pulang. Makanya nitip ke lo aja. Tolong ya del." ucap orang itu.

"maaf kak. Kayanya gua gabisa kak. Nanti kakak langsung balikin ke Ashel nya aja kak." balas Adel.

"hm. Yaudah deh. Makasi ya del. Btw, lo mau turun ga? kalo mau ayo bareng ke bawah. Dah pada sepi juga nih kelas." ucap orang itu.

"boleh deh kak. Bentar gua beres-beres dulu ya kak. Tadi ketiduran." ucap Adel.

"oke del." balas orang itu yang tak lain adalah Marsha.

Setelah Adel selesai membereskan bukunya. Ia dan Marsha pun segera turun ke bawah.

"lo pulang sama siapa kak?" tanya Adel.

"nebeng sama anak yang lain." balas Marsha.

"oh oke kak. Gua duluan ya kak. Ada urusan soalnya." balas Adel.

"oke del. Hati-hati ya." ucap Marsha.

"aman kak." balas Adel sembari berjalan ke arah mobilnya.

Setelah ia memasuki mobilnya. Adel pun segera menjalankan mobilnya.

"mang boleh dari yang sebucin itu tiba-tiba jadi se asing ini." gumam Marsha saat melihat mobil Adel sudah keluar dari area sekolah.

"yuk ca." ucap seseorang pada Marsha.

"eh iya. Ayo." balas Marsha.

---

Keesokan hari nya.

Kini tak terasa jam pelajaran pun telah usai.

Adel kini tengah berjalan gontai menuju parkiran. Namun, saat ia tiba di lapangan. Mata nya kini memanas melihat pemandangan yang ada dihadapannya saat ini.

"cel.." lirihnya saat melihat Ashel yang tengah dipeluk seorang pria.

Dengan amarah yang sudah tidak tertahan.

Adel pun menghampiri pria itu.

Bugh!

"apa-apaan lo anjing!" ucap Adel pada pria itu yang tak lain Zean.

"ADEL UDAH DEL!"

"ngapain lo sama cewe gua hah!" ucap Adel tanpa memperdulikan teriakan Ashel.

Bugh!

"jawab kontol! Gaada mulut lo?!" ucap Adel sembari menarik kerah baju Zean.

Sedangkan Zean sedang mengatur nafasnya.

"del!" ucap Ashel sembari menarik Adel.

"kenapa cel? siapa dia? kenapa tadi bisa peluk-pelukan?" tanya Adel pada Ashel.

"kamu ga perlu tau siapa dia. Harusnya aku yang nanya ke kamu. Kemana kamu beberapa hari ini?!" ucap Ashel.

Kini baik Adel maupun Ashel tengah bertatapan sengit. Beruntung semua murid sudah pulang. Hanya tersisa beberapa murid saja yang masih disana.

"gimana aku mau kasih tau ke kamu cel. Kamu aja gamau ketemu sama aku. Aku harus gimana?" tanya Adel.

"aku kecewa sama kamu cel." ucap Adel.

"kecewa?! harusnya aku yang ngomong sama kamu gitu del!"

"kemana kamu pas kamu udah janji sama aku bakal nemenin aku nonton konser? yang ada kamu ninggalin aku sendirian disana. Beruntung ada dia yang nemenin aku. Kalo engga, aku gatau lagi gimana aku disana." ucap Ashel.

"iya aku sadar aku salah waktu itu karna aku ga tepatin janji aku buat nemenin kamu nonton. Tapi itu juga karna ada alasannya cel. Waktu itu aku nyusul kamu cel, tapi sayangnya aku udah telat. Aku nungguin di parkiran sampe konsernya selesai. Aku kira dengan aku ga nemenin kamu nonton. Aku bisa jemput kamu. Aku mau hubungin kamu tapi hp aku mati cel."

"aku mau jelasin ini ke kamu. Tapi kamu gamau ketemu sama aku. Aku bingung cel, aku harus apa. Aku harus gimana." ucap Adel.

"ya kenapa kamu janji kalo kamu gabisa nepatin del?" tanya Ashel.

"aku kira urusan aku kelarnya cepet ashel. Aku minta maaf cel." balas Adel.

"kamu selalu gitu. Minta maaf, ngulangin lagi, ngilang lagi. Aku cape del." balas Ashel.

"cuma aku yang pertahanin di hubungan ini. Cuma aku yang takut kehilangan kamu. Sedangkan kamu, gaada sedikitpun kamu ngehargain waktu kalo lagi sama aku. Kamu selalu sibuk sama dunia kamu yang bahkan aku pun gatau kamu ngapain aja." lanjutnya.

"aku takut kehilangan kamu cel. Aku gamau kehilangan kamu." ucap Adel.

"kamu udah kehilangan aku del. Maaf." balas Ashel.

Adel pun melihat ke arah Ashel. Ia menatap lekat mata Ashel.

"maksudnya cel?" tanya Adel.

"aku mau sendirian dulu del." balas Ashel.

Adel pun mencoba memeluk Ashel. Namun sayang, Ashel menepis lengan Adel.

"woi, stop! dia gamau lo peluk. Mending lo cabut sekarang." ucap Zean yang sudah mulai bangkit.

"ga usah ikut campur lo tolol." balas Adel.

"kenapa lo? ga denger lo Ashel bilang apa tadi? dia mutusin lo bego." ucap Zean.

"KONTOL LO!" balas Adel kemudian menyerang Zean.

"adel stop!" ucap Ashel.

"aku ga mau liat kamu lagi! aku benci sama kamu del!" lanjutnya kemudian meninggalkan Ashel dan Zean disana.

"CEL!" panggil Adel mencoba untuk menyusul Ashel namun tertahan oleh Zean.

"jangan lo deketin Ashel lagi. Dia punya gue sekarang."

"oh iya, lo harus inget. Dia udah benci sama lo." ucap Zean sembari menyeringai.

Kini Zean pun meninggalkan Adel yang masih terdiam disana.

Kini degup jantung Adel berpacu begitu cepat. Hujan pun mendukung situasi saat ini. Hujan pun turun membasahi tubuh Adel.

Namun, tiba-tiba ada seseorang menghampiri Adel.

"del."

to be continued~

sabar ya semua.. namanya juga namanya😓

Dear, Adel.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang