Kini Ashel tengah terduduk lemas dilantai yang dingin.
"shel." ucap Adel memanggil Ashel yang masih menangis.
Hanya suara isak tangis yang memenuhi sudut ruangan ini.
"shel, ayo duduk di sofa aja. Jangan disini ya." ucap Adel lembut.
Tidak menjawab, Ashel pun malah langsung memeluk Adel.
"hiks.. hiks.. d- del.. hiks.." ucap Ashel terbata-bata.
"hey.. kenapa. Jangan nangis gini ah. Nanti makin cantik, terus banyak yang naksir." ucap Adel sembari terkekeh.
Ashel pun masih menangis. Kini ia menggelengkan kepalanya.
"ke-kenapa kamu masih h-hiks.. ba-baik sama a-aku.. del hiks.." ucap Ashel.
Adel pun tersenyum.
"pindah ke atas dulu yuk." ucap Adel.
Ashel pun menurut. Kini mereka pun pindah ke atas sofa.
"kamu dengerin aku ya.. apa yang diomongin Zee tadi. Dan nantinya, itu ga ada pengaruhnya buat aku. Ga ada Ashel yang gimana-gimana kok. Di mata aku, kamu tetep Ashelia, si ketos galak yang kerjaannya marah mulu, ngomel mulu. Maunya semua murid itu berubah jadi lebih baik lagi. Ga ada tuh kak Ashel yang apalah itu. Udah ya? itu kan cuma masa lalu kamu. Ya?" ucap Adel.
Ashel pun menundukan wajahnya. Bagaimana bisa orang dihadapannya saat ini sangat terbuka padanya. Padahal, Ia selalu mengira jika Adel ini adalah orang yang akan mencacinya jika mengetahui hal ini. Dan, Ia juga mengira Adel akan menyebutnya dengan kata 'murahan'. Namun, ternyata ia salah.
Yap, ternyata ia salah besar. Adel malah membuatnya merasa tenang sekarang. Ini adalah salah satu ketakutan terbesar Ashel. Ia sangat takut jika orang yang akan bersamanya nanti tau akan hal ini, mereka akan merasa dia hanyalah jalang betina murahan yang bisa diperlakukan seenaknya.
Kini Ashel sudah merasa jauh lebih tenang. Ia bahkan sudah berada didalam dekapan Adel saat ini.
"kita bobo aja ya.." ucap Adel sembari menuntun Ashel untung membaringkan tubuhnya dikasur.
Ashel pun mengangguk.
Kini mereka pun tengah mengambil posisi yang nyaman. Hingga akhirnya mereka pun tertidur.
---
Keesokan harinya.
"makasih ya udah anterin aku." ucap Ashel pada Adel.
Adel pun mengangguk.
"mau masuk dulu?" tanya Ashel.
Adel pun nampak berpikir sebentar. Lalu sedetik kemudian, ia pun mengangguk.
Ashel pun tentu tersenyum senang ketika Adel menerima tawarannya.
"ayo!" ajak Ashel. Kemudian ia naik kembali ke motor Adel, hingga Adel memparkirkan motornya dengan rapih. Barulah mereka berdua turun.
"loh.. kok sepi banget. Ayah sama bunda mana?" tanya Adel.
"makanya.. kamu ga pernah ke rumah lagi sih. Jadi gatau kan." ucap Ashel.
Adel pun terkekeh sembari menggaruk tengkuk lehernya yang sebenernya tak gatal.
"5 hari yang lalu. Ayah sama bunda ada urusan di Semarang." ucap Ashel.
Adel pun mengangguk paham.
Mereka pun tiba didepan kamar Ashel.
"rapih amat ni kamar." ucap Adel saat mereka sudah masuk.
"iya dong. Ga kaya kamu." balasnya.
"tapi del-" lanjutnya.
Adel yang sudah merebahkan tubuhnya terlebih dahulu pun menoleh ke arah Ashel.
"apa?" tanya Adel.
"aku perhatiin. Rumah kamu kok banyak banget huruf H gitu. Itu maksudnya apa del?" tanya Ashel heran.
Yap, memang banyak sekali perabotan di rumah Adel yang ber-label dengan huruf H.
"o-oh.. engga. Emang kebetulan aja, H for Harry Styles." ucap Adel sedikit panik.
Ashel pun awalnya menatap Adel sedikit curiga. Apalagi melihat Adel sedikit gugup. Namun, selanjutnya ia hanya menganggukan kepalanya.
"kita mau ngapain ya hari ini. Aku bingung." ucap Ashel sembari mengetuk-ngetukan dagu nya.
"nge-sex." balas Adel sembarang.
Dengan cepat Ashel pun menimpuk wajah Adel yang tengah tenang menghadap ke arah TV dengan menggunakan bantalnya.
"aww! sakit Ashel." ringis Ashel.
"lagian, kalo ngomong. Sembarangan!" ucap Ashel.
"rrrRrRrrRrrrrr." balas Adel.
Buk!
Sekali lagi Ashel mengulang aktivitasnya.
"sakit Asheliaaaa!" ucap Adel sembari bangkit dari kasur milik Ashel.
"apa? mau apa?!" ucap Ashel menantang.
"gua aduin bunda lu habis ini." ucap Adel mengancam.
"aduin aja. Ga takut." balas Ashel.
"aku aduin ke ayah. Anaknya di ajak nge-sex." balas Ashel santai.
Raut wajah Adel kini berubah memelas.
"hehe.. aku bercanda aja. Ga kok. Ayo kita nonton aja yaaa." ucap Adel yang kini membujuk Ashel.
"minggir." ucap Ashel sembari sedikit mendorong Adel dari hadapannya.
Adel pun menggeleng.
"ga mauuu!" balas Adel.
Kini ia menimpa badan Ashel yang tengah bersandar di headboard kasur. Adel mendaratkan sisi wajah sampingnya pada dada Ashel.
Ashel pun reflek tersenyum melihat tingkah Adel saat ini. Ia pun juga mengelus lembut surai hitam milik Adel.
"kalo lucu gini. Siapa yang bisa marah." ucap Ashel sembari memeluk Adel erat.
Adel pun tersenyum.
"ayooo, katanya tadi mau nonton." ucap Ashel.
"iya iya. Mau nonton apa?" tanya Adel yang kini bangkit dari badan Ashel.
"ini ajaaa." ucap Ashel menunjuk ke arah layar TV.
"okey." balas Adel.
Kini mereka pun menghabiskan waktu bersama, hingga akhirnya mereka pun tertidur.
to be continued~
menurut kaliannn cerita ini ngebosenin ga sihhh??? 🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Adel.
Teen Fictionkepala pundak, delshel lagi delshel lagi.. mohon untuk tidak dibawa ke rl guys! apalagi sampe ke member ya. terimakasih🫰🏻 ❕H A P P Y R E A D I N G ❕ ❗️🔞❗️ ❗️G X G❗️