10. One week boyfriend

462 41 0
                                    

*Arin's pov.

Aku berjalan menjauh dengan perasaan aneh, bahkan aku tidak sadar sejak tadi Han mengajakku berbicara jika dia tidak mencium kepalaku.

"Lo ngelamun, Rin?" Tanyanya.

"Nope." Aku menoleh kebelakang, tidak ada tanda-tanda Wilona keluar dari studio sama sekali.

Han mengajakku berjalan-jalan sebentar, namun kesadaranku benar-benar sedang tidak ada bersamanya. Aku sejak tadi menatap ponsel, membuka aplikasi pesan dan menatap roomchat Wilona. Aku ingin tau apakah dia sudah pulang dengan selamat.

"Rin, Lo ngelamun mulu daritadi." Ucap Han mengalihkan perhatianku.

"Gue agak gaenak badan, sih!"

Aku menyingkirkan ponselku dan mencoba untuk fokus padanya, tapi sulit sekali. Bayang-bayang Wilona sekelebat muncul di otakku secara tiba-tiba.

"So, it's nice to have a relationship with u, Rin. Well, we always have tho."

"Yeah, me too."

"Lo bukan loser karena udah berani ambil tantangan ini." Aku tersenyum sombong menanggapi pujian Han.

Kami sedang di depan rumahku, sejak sore hingga malam, Han mengajakku berkeliling mall, membelikan berbagai barang yang tidak menarik, dan mengajakku makan malam. Aku tidak bisa protes. Dia bilang sebagai ucapan selamat tinggal, padahal kan kami akan bertemu lagi kedepannya.

"Rin... " Suara Han memelan, ia lalu mendekatkan wajahnya dengan perlahan sembari menutup mata.

Aku maju lebih dulu dan memeluknya, lalu mundur dan mengucapkan terimakasih atas semuanya.

"Bye, mantan." Ucapku.

Han terlihat kecewa, namun ia tetap membalas lambaian tanganku.

Di ruang kerja, mama ternyata sudah pulang. Aku menghampirinya dan memberikan semua barang yang dibelikan Han untukku.

"Loh, bukannya ini punyamu?" Tanya mama.

"Aku gak suka ma, mama ambil aja kalo mau." Aku bergegas masuk ke kamar dan mengunci kamarku.

Di kamar, yang kupikirkan hanya Wilona, Wilona dan Wilona. Suara dan bahkan detail kata-katanya sore ini masih tercetak jelas di ingatanku. Aku benar-benar tidak tau harus membalasnya bagaimana. Aku merasa bersalah karena dia tiba-tiba suka padaku.

Apa aku harus minta maaf? Tapi aku takut dia akan canggung. Malah bisa saja dia dan aku menjadi musuh seperti yang lalu. Aku tidak ingin itu terjadi.

Tapi pura-pura tidak terjadi apa-apa seperti ini, apakah benar?

Ah! Masa bodoh! Aku tidak mau menghancurkan apapun hanya karena salah menjawab.




















































Ah! Masa bodoh! Aku tidak mau menghancurkan apapun hanya karena salah menjawab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Looks like she had her thoughts on this.

lovenemy; [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang