"Ga usah, gua sendiri aja. Kalian balik duluan biar nanti Beomsoo sama Wain ga kelamaan nunggunya, mereka juga pasti pengen mandi." Jelas Gyumin panjang lebar.
Lex, Davin, Sing, Gyumin dan Zayyan baru akan pulang untuk membersihkan diri dan membawa pakaian ganti milik Hyunsik.
Sedangkan Wain dan Beomsoo mendapat giliran untuk menemani Hyunsik di rumah sakit.
Tadi mereka hompipa untuk menentukan siapa yang harus menjaga Hyunsik di rumah sakit, kecuali Davin dan Lex yang memang harus pulang dan mandi karena setelah itu mereka akan pergi ke lokasi ponsel Lex untuk memeriksa keberadaan kartu SIM-nya.
Tapi tiba-tiba saja Gyumin ingin memisahkan diri. Katanya dia akan membawa belanjaan yang tempo hari dia titipkan disalah satu toko pada saat Hyunsik kecelakaan.
Maka disinilah mereka sekarang, berdebat di parkiran rumah sakit karena Gyumin bersikeras ingin pergi sendiri, sedangkan yang lain tidak mengizinkannya karena khawatir.
"Udah gua bilang jangan sendiri, lo tau kan situasi saat ini gimana? Ada peneror yang ga segan-segan buat bunuh kita, jadi gak usah sok keras." Cerca Lex.
Gyumin terkekeh. "Justru gua merasa ga aman kalo sama kalian."
"Lo ga lupa kan kalo peneror itu ada diantara kita?" Lanjutnya.
"Ah yaudah lah terserah lo! Habis ini mau lo mati juga gua ga peduli, bocah ngeyel." Lex memalingkan wajahnya yang merah karena marah, dia tidak bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Sejujurnya jauh di lubuk hatinya, Lex tetap khawatir.
"Sabar, bang." Davin menepuk pundak Lex, bermaksud untuk menenangkannya. Lex hanya mengangguk pasrah, sejak tadi dia berusaha menahan Gyumin tetapi pria pendek itu begitu keras kepala.
Gyumin hanya mendecih pelan. "Gua ga selemah yang lo pikir kali. Berhenti remehin gua, Lex." Ucapnya kemudian melenggang pergi ke arah lain untuk mencari taksi.
"MOOMIN!" Zayyan hendak berlari menghampiri Gyumin untuk menahan pria itu pergi, tetapi pergelangan tangannya dicekal oleh Sing.
Zayyan menoleh ke arah Sing dan mendapati pria itu tengah menggeleng ke arahnya dengan tatapan datar. "Biarin aja." Ucapnya.
"Tapi gima-"
"Lo gaakan bisa bantu Gyumin meskipun gua tau lo pengen, yang ada malah ngebebanin." Sing menghela nafas, berusaha mengontrol emosinya.
"Maksud lo apa?!" Zayyan menaikkan nada bicaranya. Ucapan Sing sedikit melukai harga diri Zayyan, dia merasa diremehkan.
"Jangan bikin gua ngomong dua kali." Ucap Sing penuh penekanan, pria itu melampiaskan emosi dengan mengeratkan genggaman tangannya di pergelangan tangan Zayyan.
Zayyan meringis, berusaha melepaskan genggaman tangan Sing yang mulai terasa menyakitkan, tapi rasanya sulit sekali. "Sakit, babi!"
Hal itu membuat Sing terkekeh pelan. "Kalo lo aja gabisa lepas dari gua, gimana mau lepas dari peneror itu? Kaya gini sok mau nemenin Gyumin? Yang ada lo ikutan kebunuh kalo peneror itu dateng." Sarkas Sing.
"Lepasin dia, Sing." Titah Lex pada akhirnya, dia memijat pangkal hidungnya pelan. Kepalanya terasa pening, akhir-akhir ini mereka jadi lebih sering bertengkar.
***
"Gua udah selesai." Zayyan bangkit dari duduknya.
Saat ini mereka berempat sedang sarapan bersama di meja makan, suasana terasa canggung karena mereka sama-sama diam. Tidak ada yang membuka suara, apalagi Zayyan dan Sing yang tadi sempat bertengkar.
KAMU SEDANG MEMBACA
PING! | Xodiac
Mystery / ThrillerApa yang akan kalian lakukan jika mendapat pesan mengerikan dari seseorang yang misterius? Dan.... Bagaimana tanggapan kalian tentang pembunuhan antar teman? Start: 25 Desember 2023 End: 19 Januari 2024