"Wah... Enak juga buburnya, gua ga expect sih bakal seenak ini." Beomsoo membuka suara setelah menyuap sesendok bubur ayam ke dalam mulutnya.
Saat ini dia dan Wain sedang sarapan di kantin Rumah sakit. Tadinya mereka menunggu yang lain membawa makanan dari rumah tapi itu terlalu lama, lapar bos. Nanti kalau teman-temannya kembali dan membawa makanan, ya mereka tinggal makan lagi apa susahnya.
"Idih... Enakan bubur mang ujang lah anjir! Ini karena gaada pilih—Aw!" Wain meringis tatkala tulang keringnya ditendang dengan keras oleh Beomsoo yang duduk berhadapan dengannya.
Wain menoleh ke arah Beomsoo dan mendapati pria jangkung itu tengah tersenyum kikuk ke arah belakang Wain.
"Iya mas iya, saya tau bubur buatan saya emang gak seenak bubur-bubur diluaran sana."
Wain terdiam dengan mata terbelalak kaget. Perlahan dia menolehkan kepalanya ke arah belakang. Shit man!
Disana ada Mas-mas Tukang Bubur sedang berdiri sambil membawa nampan berisi air minum, pria paruh baya itu menatap kecewa ke arah Wain.
Wain yang ditatap seperti itu hanya bisa menggaruk pelipisnya yang tak gatal karena gugup, dia merasa tidak enak. Tapi kan dia mana tau kalau ada Mas-mas Tukang bubur dibelakangnya, Jadi secara teknis itu bukan salah Wain, lagian kan wajar pelanggan berkomentar.
"Maksud saya gak g—"
"Cukup, mas! Saya gak butuh penjelasan apapun." Tukang bubur itu kemudian menaruh nampan di meja yang Wain dan Beomsoo tempati dengan sedikit gebrakan.
Brak!
"Dengerin saya dulu, mas. Biar saya jelasi—"
"Cukup!" Tukang bubur itu meletakkan telunjuknya didepan bibir Wain.
Untuk lebih mendramatisir keadaan, Tukang bubur itu bertingkah seolah-olah sedang menghapus air mata menggunakan handuk kecil yang menggantung dilehernya. Kemudian pria paruh baya itu membalikan badannya.
"Saya gak mau lihat muka mas lagi!" Tukang bubur itu kemudian berjalan ke arah gerobaknya dengan kaki yang sedikit di hentak-hentakkan. Ia hendak mengantarkan pesanan ke pelanggan lain.
"Hoek!!" Wain menutup mulutnya dan berlagak seakan ingin muntah. Dia masih normal, hey! Entahlah kalau tukang buburnya.
Disisi lain Beomsoo bergidik ngeri. Bulu kuduknya meremang, dia merinding. Seketika nafsu makannya hilang.
"Bener, buburnya ga enak." Celetuk Beomsoo saat Tukang bubur itu sudah berjalan agak jauh ke arah pelanggan lain.
"Udahan aja yuk makannya? Gua mual." Wain beranjak dari duduknya dan menatap serius ke arah Beomsoo.
"Yuk! Tadi kata ajay, dia sama yang lain bakal kesini bawa baju ganti sama makanan jadi kita bisa makan itu. Gua takut juga ninggalin bang Hyunsik sendirian." Ucap Beomsoo panjang lebar.
"Ya... Meskipun tadi dia masih tidur." Lanjutnya sambil mengedikkan bahu.
Wain hanya mengangguk mengiyakan ucapan Beomsoo, kemudian menyerupu sedikit es teh yang tadi diantarkan oleh Tukang bubur sesuai pesanan mereka.
Setelah itu mereka berdua meninggalkan area kedai bubur dan bergegas menuju ruang rawat Hyunsik.
Wain sempat menyelipkan uang dibawah mangkuk bubur miliknya dan Beomsoo sebelum mereka pergi, pria itu enggan memberikan uang langsung kepada tukang bubur tadi.
Dia trauma.
Pokoknya Wain tidak mau makan di kantin rumah sakit lagi!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
PING! | Xodiac
Mystery / ThrillerApa yang akan kalian lakukan jika mendapat pesan mengerikan dari seseorang yang misterius? Dan.... Bagaimana tanggapan kalian tentang pembunuhan antar teman? Start: 25 Desember 2023 End: 19 Januari 2024