tiga

712 81 24
                                    

"Lo kenapa, anjir?" Davin memegangi pundak Beomsoo, berusaha membantu Beomsoo untuk berdiri.

Sementara itu, Gyumin dan Zayyan memunguti barang-barang Beomsoo yang berserakan di lantai.

Jadi setelah Davin, Zayyan dan Gyumin menghampiri sumber suara, mereka menemukan Beomsoo tengah duduk sambil memegangi kaki dengan beberapa alat tulis berserakan disekitarnya. Anak itu terlihat kesakitan, sepertinya dia habis jatuh atau semacamnya.

Beberapa saat kemudian datanglah Hyunsik dan Lex dari arah dapur, Lex ikut membantu Beomsoo berdiri, pria itu terlihat sangat panik. Jadi posisinya sekarang Davin memegangi pundak Beomsoo di sisi kiri dan Lex di sisi kanan.

Sedangkan Hyunsik, pria itu hanya diam dengan wajah tertekuk. Entah apa yang dia pikirkan.

"Gua kesandung kaki sendiri hehe..." Beomsoo menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Bisa gitu anjir!" Pekik Gyumin, dia menggeleng heran kemudian menyodorkan barang-barang Beomsoo yang dia pungut barusan, begitupun dengan Zayyan.

Klek!

Pandangan mereka tertuju pada Wain yang baru saja keluar dari kamarnya dengan muka bantal khas orang bangun tidur, Wain pun ikut memandangi mereka tanpa ekspresi.

"Apa?" Wain membuka suara, mereka menggeleng sebagai jawaban. Kemudian Wain dan mereka kembali saling menatap tanpa suara.

Setelah beberapa detik bersitatap, Wain pergi ke ruang tengah sambil menggaruk ketiak tanpa berkata apa-apa.

Davin, Gyumin, Lex dan Zayyan tertawa sangat kencang, menggelegar. Sedangkan Beomsoo melongo dan Hyunsik menutup mulutnya menahan tawa. Sebetulnya mereka hanya iseng tadi, tapi reaksi Wain benar-benar diluar dugaan.

Setelah menetralkan nafas, Zayyan menunjuk-nunjuk kertas dan kawan-kawannya yang kini berada dalam dekapan Beomsoo.

"Ini buat apa weh?" Tanyanya.

"Ah itu... Anu- Gua ada tugas disekolah." Zayyan hanya mengangguk mendengar jawaban Beomsoo.

"Yaudah gua ke kamar dulu ya? Mau ngerjain tugas. Makasih udah bantuin..." Ucap Beomsoo sambil meleos pergi ke kamarnya tanpa menunggu jawaban dari teman-temannya.

Mereka hanya menatap kepergian Beomsoo dengan tatapan heran kemudian memutuskan untuk pergi ke kamar mereka masing-masing. Kecuali Hyunsik, dia menatap punggung Beomsoo dengan tajam.

***

Klek!

Pintu kamar Beomsoo dibuka oleh seseorang tanpa seizinnya, orang itu bahkan tidak mengetuk pintu terlebih dahulu. Dasar tidak sopan.

"Lo campurin apa ke minumannya Leo?"

Beomsoo menoleh ke sumber suara.

Ah... Rupanya Hyunsik.

"Maksud lo apa, bang?" Beomsoo memiringkan kepalanya, menatap Hyunsik dengan penuh tanya.

"Gausah pura-pura gatau, gua muak sama semua sikap sok polos lo." Hyunsik masuk ke dalam kamar Beomsoo, menutup pintu dengan rapat supaya tidak ada yang mendengar pembicaraan dia dan Beomsoo.

Beomsoo sedang duduk di depan meja belajarnya, mengerjakan sesuatu yang hanya dirinya seorang saja lah yang tau. Hingga tiba-tiba pintu kamarnya dibuka dengan tidak sopannya oleh Hyunsik.

Dan disini lah mereka sekarang, didalam kamar Beomsoo. Menatap satu sama lain dengan tatapan tak senang. Beomsoo tak senang karena dirinya dituduh tanpa alasan yang jelas, dan Hyunsik tak senang karena menganggap Beomsoo bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Leo.

PING! | XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang