sembilan

625 116 22
                                    

Cklek!

Pintu kost dibuka menampilkan tiga orang lelaki perkasa dengan baju yang sedikit basah, keringat bercucuran membasahi tubuh mereka membuat perut kotak-kotak mereka tercetak jelas.

Alih-alih terlihat kucel mereka bertiga malah terlihat seksi.

Diikuti lelaki kurus pendek yang berjalan di belakang mereka dengan ogah-ogahan, wajahnya terlihat masam. Dari kejauhan pun sudah ketara kalau itu Zayyan.

Dengan begitu ketiga pria perkasa tadi tak lain dan tak bukan adalah Sing, Beomsoo dan Wain.

Mereka ber-empat baru saja pulang dari tempat Gym untuk melatih otot. Mereka berangkat sekitar pukul sembilan Pagi, dan sekarang waktu menunjukkan pukul satu Siang.

Alasan mereka pulang terlambat adalah karena Zayyan tidak mau pulang, dia terus mengeluh kalau badannya terasa remuk dan kakinya sakit jadi tidak kuat untuk berjalan.

Akhirnya dia berdebat cukup lama dengan Sing yang sudah tak sabar ingin pulang. Perdebatan mereka berhenti saat Sing menjanjikan makanan enak untuk Zayyan apabila dia mau pulang.

Dan itulah alasan dari muka masam Zayyan, Sing menipunya. Tidak ada makanan enak disini!

Padahal Zayyan sudah membayangkan Pizza, Hamburger, Spagetti dan makanan enak lainnya. Dasar Sing pemberi harapan palsu.

"Sepi banget dah." Celetuk Beomsoo sambil celingukan ke kanan dan ke kiri menelisik setiap penjuru rumah yang sunyi, seperti tidak ada kehidupan.

"Lah iya, pada kemana dah?" Timpal Wain.

"WOI ADA ORANG GAK?" Sing berteriak membuat ketiganya terlonjak kaget.

Bugh!

Zayyan memukul kuat-kuat punggung Sing dengan kepalan tangannya dari belakang.

Sing meringis pelan, kemudian membalikkan badannya menghadap Zayyan. Pria itu bergidik ngeri melihat Zayyan yang terlihat seperti akan mledak, wajahnya merah padam.

"Silahkan masuk, Paduka Raja." Ucap Sing sambil sedikit menundukkan badan dan mengulurkan tangannya ke arah dalam rumah, mengisyaratkan Zayyan untuk masuk. Sing bahkan mendorong Wain dan Beomsoo agar Zayyan bisa lewat.

"Makanan enak makanan enak gundulmu!" Sewot Zayyan sambil melangkahkan kakinya kedalam rumah, sebelum itu dia mendelik ke arah Sing.

Lagi-lagi Sing meringis mendengar Zayyan yang terus menggerutu sepanjang jalan sampai akhirnya suara pria itu teredam saat masuk dan menutup pintu kamar.

Wain dan Beomsoo yang melihat itu tergelak, wajah panik Sing terlihat sangat lucu.

"Babik!" Sewot Sing, dia tidak terima ditertawakan.

"Gua mau mandi dulu lah." Ucap Beomsoo sambil melenggang pergi ke kamarnya untuk mengambil baju ganti.

"Duh mager, mandiin gua dong." Canda Wain.

"Ayo sini om mandiin." Sing mengedipkan sebelah matanya genit.

Wain bergidik ngeri kemudian dia mendekat ke arah Sing.

Srett!

"OASU!" Sing berteriak histeris saat Wain menarik celananya kebawah sampai lutut.

Sontak Sing langsung menyilangkan tangan untuk menutupi kepunyaannya yang masih terbalut celana dalam.

"HAHAHAHA!" Wain tergelak kemudian berlari kabur ke kamarnya.

Drrrt...... Drrtt.....

Setelah membetulkan celananya, Sing hendak menyusul Wain untuk menarik celana pria itu, berniat untuk balas dendam. Tapi langkahnya terhenti saat merasa ponselnya bergetar dari dalam saku celananya.

PING! | XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang