enam

609 83 14
                                    

Tadi salah upload njir, untung gercep.




Pagi ini kesembilanan sedang sarapan seperti biasa, setelah acara saling tuding-menuding kemarin mereka sama-sama berusaha bersikap senormal mungkin.

Kecuali Hyunsik dan Beomsoo yang masih saling menatap sengit satu sama lain.

"Menurut gua pesan itu cuma iseng aja sih, buktinya gak terjadi apa-apa. Jadi ga usah dipikirin lagi, jangan saling nuduh juga. Gua tau gaada satupun dari kita yang tega merealisasikan pesan itu." Lex membuka suara.

"Jangan bahas itu dulu lah, pusing gua." Tegur Hyunsik, sejak adanya pesan sialan itu dia jadi tidak bisa tidur dengan nyenyak.

"Yaudah." Lex hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sambil melahap sesuap nasi goreng.

"Bang, tolong ambilin itu." Ucap Leo kepada Hyunsik sambil menunjuk piring bakwan yang terletak didepan Hyunsik.

Hyunsik menyodorkan piring berisi bakwan ke arah Leo, yang lebih muda mengambil satu bakwan dari piring tersebut sambil tersenyum cerah.

"Makasih, bang!" Pekiknya.

"Sama-sama." Hyunsik kemudian meletakkan piring berisi bakwan tersebut ke tempat semula.

Hening, mereka makan dengan lahap seolah-olah ini adalah makanan terakhir yang akan mereka makan.

***

Wain, Sing, Hyunsik, Zayyan dan Gyumin sudah berada di ruang tengah sejak lima belas menit yang lalu.

Dengan posisi Wain, Sing dan Hyunsik duduk di Sofa, sedangkan Zayyan dan Gyumin duduk dikarpet tepat didepan mereka.

Meja yang semula berada ditengah-tengah, tepatnya diatas karpet yang diduduki Zayyan dan Gyumin sudah berpindah tempat menjadi didepan televisi, Sing mendorong meja itu supaya Zayyan dan Gyumin bisa duduk dengan leluasa.

Sementara itu Beomsoo, Lex, Davin dan Leo memilih untuk bersemayam dikamar masing-masing.

Zayyan duduk selonjoran sambil menyenderkan punggungnya di sela-sela kaki Sing. Maklum, Sing kalau duduk memang rada ngangkang teman-teman.

Disisi lain Gyumin duduk sambil memeluk lututnya yang dia tekuk. Tadi dia juga duduk dengan posisi enak seperti Zayyan, menyenderkan punggungnya disela-sela kaki Hyunsik.

Tapi Hyunsik selalu saja menghentakkan kakinya saat tertawa sehingga kedua alat pijak itu mengenai punggung Gyumin, bahkan dengkul Hyunsik sempat mencium kepala belakang Gyumin dengan keras. Itu sakit asal kalian tau. Berakhirlah Gyumin merubah posisi duduknya menjadi seperti saat ini.

Mereka berlima sesekali tertawa melihat adegan konyol spons kuning dan bintang laut Merah muda yang sedang mereka tonton di televisi. Juga menertawai lelucon yang dilemparkan oleh satu sama lain.

"Bisa naik darah gua kalo punya temen kaya Patrick, Lemot banget anjing!" Pekik Gyumin disela tawanya sambil menyeka air mata yang keluar dari sudut matanya akibat terlalu banyak tertawa.

"OI ABANG-ABANG!" Leo berteriak ke arah mereka dari ambang pintu.

Sontak teriakan Leo mengalihkan atensi mereka berlima dari televisi, kini semua menatap ke arah si bontot kost itu.

"KENAPA, LE?" Tanya Hyunsik sambil sedikit berteriak menyamakan intonasinya dengan Leo.

"5 METER DOANG PLIS LAH ANJING GA USAH TERIAK-TERIAK. UDAH KAYA DIHUTAN AJA." Ucap Sing sambil menutup telinganya, padahal dia juga berteriak. Tapi tak apa lah, Suka-suka Sing saja.

PING! | XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang