empat

642 80 33
                                    

Sing mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, mencoba mencari tahu dari mana orang sialan itu tau kalau dia sedang menonton itu.

Wain sebetulnya menyadari bahwa sedari tadi Sing nampak gelisah, tapi pria itu memilih untuk tidak bertanya. Kalau Sing tidak mau memberitahunya, yasudah. Untuk apa repot-repot bertanya?

Sing menoleh ke arah Wain yang daritadi menatapnya heran. "Hoi..." Sing berbisik sambil sedikit memajukan tubuhnya agar lebih dekat dengan Wain.

"Apaan?" Jawab Wain sambil mengupas kulit kacang, pria itu juga menjawab dengan bisikan.

Sing tidak menjawab, dia mengangkat ponselnya dan berhenti tepat didepan muka Wain. Memperlihatkan layar ponselnya yang menampilkan chat dari seseorang.

Rahang Wain mengeras, Pria itu mengedarkan pandangannya persis seperti yang Sing lakukan tadi.

Wain menatap Sing lekat. "Kalo dia tau kita lagi nonton, berarti dia ada di sekitar sini." Wain berbisik, takut-takut si pengiriman misterius menguping pembicaraan mereka.

Sing mengangguk. "Makanya gua dari tadi celingukan."

"Tapi gua ga liat siapa-siapa, Iwan." Bibir Sing disentil oleh lawan bicaranya.

"Wain, anjing!" Pekik Wain mengoreksi ucapan Sing.

Sing memutar bola matanya malas. "Sama aja."

"Eh!" Sing menepuk pundak Wain saat menyadari sesuatu.

"Kenapa?"

"Bukannya tadi si Ajay liat kita nonton ya?" Sing berbisik, lagi-lagi mengedarkan pandangannya mencoba mencari Zayyan yang tadi memergoki dirinya dan Wain ketika sedang menonton.

"Dia belum balik lagi kan?" Sambungnya.

Wain mengangguk, kemudian menggeleng. Kemudian mengangguk lagi, tak lama kemudian Wain menggeleng ribut. Dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Gatau anjir. Gua terlalu fokus nonton."

Sing yang melihat itu hanya mampu mengelus dada. "Astaghfirullah..." Jangan terkejut, Zayyan mengajarinya untuk beristighfar apabila kesabarannya habis.

***

Sama seperti kejadian pada Lex tadi pagi, Sing juga mengumpulkan semua orang di ruang tengah. Dia menceritakan semuanya kepada mereka, kecuali satu orang, Zayyan.

Pasalnya Zayyan belum kelihatan sedaritadi. Bahkan saat Sing mengecek ke kamarnya, Pria itu tidak ada disana.

Ah iya, tentang Leo. Lex sudah memberi singa hongkong itu obat diare. Sekarang dia terlihat lebih baik dari sebelumnya.

"Lah itu Jayan!" Pekik Gyumin saat melihat Zayyan muncul dari arah toilet.

Zayyan memandangi mereka dengan tatapan bingung, tadi saat dia ke toilet hanya ada Wain dan Sing. Sekarang mengapa semua orang berkumpul seperti itu? Zayyan jadi Deja vu dengan kejadian tadi pagi.

Zayyan mentepuk keningnya ketika mengingat kegiatan Wain dan Sing saat dia lewat tadi. "Buset! Sekarang nonton pornonya berjamaah!?" Ucap Zayyan sambil menutup mulut, dia agak Shock dikit bun.

"Pala lo porno, ini horror!" Ucap Gyumin, ketakutan terpancar dari matanya.

"Horor?" Apa mereka menonton film horror indo? Setau Zayyan, Film horror indo memang banyak yang ada adegan pornonya.

"Iya, Zayyan." Lex memijat pelipisnya, masalah tadi pagi saja belum selesai sudah ada masalah baru.

"Zayyan." Ucap Sing.

PING! | XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang