tiga belas

523 89 18
                                    

Drrttttt...

Drrrttt....

Drrrttt.....

Beomsoo meremang, tadi dia menaruh ponsel di saku belakang celananya. Ponselnya sedang dalam mode getar, otomatis benda pipih itu bergetar saat ada panggilan yang masuk, hal itu membuat pantat Beomsoo serasa ikut bergetar karenanya.

"Siapa?" Tanya Wain saat dia melihat ponsel Beomsoo sudah digengam erat oleh pemiliknya.

"Davin."

Wain mengangguk paham.

Mereka berdua sedang dalam perjalanan ke ruang rawat Hyunsik, masing-masing membawa satu gelas plastik berisi es cendol.

Tadi setelah membeli bubur, Beomsoo melihat ada pedagang es cendol. Jadi dia meminta Wain untuk menemaninya mengantri, Wain hanya menurut karena dia juga ingin.

"Halo, pin? Ada apa" Beomsoo membuka suara.

"L-lex... Maaf."

Beomsoo terdiam sesaat, mendengar suara lirih Davin dari sebrang telepon membuat perasaannya menjadi tidak karuan. Davin itu orang yang sangat tenang, kalau dia sampai terbata-bata seperi ini pasti ada masalah serius.

"Maaf? Kenapa? Ada apa?" Tanya Beomsoo.

Wain mengernyit heran melihat perubahan pada mimik muka Beomsoo, pria itu terlihat gelisah. "Loudspeaker." Ucap Wain sedikit berbisik.

Beomsoo mengangguk dan langsung menyalakan loudspeaker pada ponselnya.

"Lex udah g-gak.... B-bernyawa..."

Baik Beomsoo maupun Wain, keduanya sama-sama terkejut. Ini benar-benar tidak bisa dipercaya.

Beomsoo menepis semua pikiran buruknya kemudian terkekeh. "Becanda lo?"

"Mhn... Jemput kita dideket makam Leo, tolong? Gua gak bisa bawa mayat Lex pake motor..." Lirih Davin dari seberang telepon, pria itu terdengar putus asa.

"Udah sih babik, becanda lo ga lucu." Ketus Wain.

"Tolong?...."

Beomsoo terdiam, otaknya masih tidak bisa menerima penyataan dari Davin. Lex? Haha! Lex mana mungkin meninggal secepat ini.

Tapi kemudian tangisan Davin menyadarkannya.

Tunggu!

Beomsoo melotot, Davin menangis? Seorang Davin? Menangis?

"Tolongin gua sama Lex.." Ucap Davin disela tangisnya.

"Jadi... Lo gak bercanda?"

"Gua enggak."

"Gua sama Beomsoo otw kesana." Final Wain, kemudian dia mengambil alih ponsel Beomsoo dan memutuskan sambungan teleponnya dengan Davin.

"Ayo kesana sekarang."

Beomsoo mengangguk, perasannya terasa campur aduk sekarang. Dia masih tidak percaya kalau Lex meninggal, mungkin saja jantung Lex hanya sedikit error kan? Nanti akan benar lagi dengan sendirinya.

Mungkin saja kan? pokoknya Lex tidak boleh meninggal!

Drrrttt...


Drrrttt....


Drrrttt....

Beomsoo terus berlari ke arah parkiran menyusul Wain yang berlari didepannya, mengabaikan panggilan-panggilan yang masuk dari nomor Sing.

PING! | XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang