Masa orientasi sekolah biasanya adalah peristiwa yang membekas bagi sebagian orang. Salah satunya adalah Cindy. Seorang gadis biasa saja yang terpikat pesona teman segugusnya.
Cindy itu benar-benar remaja pada umumnya. Dia bukan gadis dingin yang tidak pernah menjadi remaja alay. Cindy juga pernah menjadi anak SMP yang story sosial medianya titik-titik. Dia pernah mengunggah video bucin ketika usianya bahkan masih di bawah lima belas tahun.
Akan tetapi, kali ini berbeda. Mungkin karena Cindy baru saja memasuki masa pubertasnya. Dia mulai merasakan rasa tertarik yang sebenarnya kepada lawan jenis.
Candra Haidan Firaz namanya. Seorang laki-laki jebolan SMP favorit di kotanya. Pemilik peringkat dua puluh dalam penerimaan siswa baru.
Salah satu kriteria Cindy itu pintar. Baginya, cowok pintar memiliki aura yang berbeda. Mereka terlihat begitu menarik.
Hanya saja, kriteria Cindy itu sedikit berlawanan dengan kriterianya yang lain. Cindy tidak ingin memiliki kekasih yang merupakan orang terkenal. Baginya, itu menyusahkan.
Cindy tidak suka menjadi pusat perhatian. Dia tidak suka setiap gerak-geriknya diawasi oleh setiap orang. Dan yang paling penting, dia tidak suka pria yang disukainya juga disukai banyak orang.
Apalagi, Cindy juga sadar diri. Dia hanyalah seorang gadis dari keluarga pas-pasan. Dia tidak ingin harga dirinya diinjak jika berpacaran dengan orang yang berbeda kasta.
Maka, Cindy mengambil jalan tengah. Dia menyukai seorang laki-laki yang pintar, tapi tidak terkenal. Lelaki itu berada di sepuluh besar peringkat, tapi jarang mendapat perhatian karena masih banyak laki-laki yang mendapat peringkat lebih baik.
Candra seseorang yang pendiam, karena itu banyak orang mengabaikan keberadaannya. Tak peduli bahwa Nanda, teman Candra adalah cowok paling tenar seantero angkatan kala itu. Candra seperti bayangan yang berada di belakang cahaya.
Candra tidak tertarik dengan dunia percintaan. Di saat ketiga temannya sempat menghabiskan waktu untuk mencari pacar, lelaki itu sibuk dengan dunianya. Menghabiskan waktu dengan menggambar dan bermain musik.
Bagaimana Cindy tahu? Hei, jangan remehkan Cindy! Walaupun dia tidak terkenal dan memiliki banyak teman, tapi dia memiliki teman yang merupakan biang gosip, Freya. Gadis social butterfly itu dengan mudah mendapatkan informasi dari berbagai sumber. Lalu Cindy akan mengorek informasi dalam-dalam tentang Candra.
Selama dua tahun menyimpan rasa, banyak sekali yang Cindy tahu tentang Candra.
Sebetulnya, rasa suka Cindy tidak sebesar ini pada awalnya. Hanya saja sebuah kejadian membekas dalam ingatan. Membuatnya tak bisa menyukai lelaki selain Candra.
Kala itu Cindy diperintahkan untuk mengambil buku paket biologi ke perpustakaan. Buku yang dipinjam sesuai dengan jumlah siswa dalam kelas, tiga puluh enam. Membuat Cindy kesusahan membawanya.
Tiba-tiba saja, buku yang bertumpuk hingga menutupi pandangan Cindy itu terangkat sebagian. Menyisakan hanya sebatas bahunya. Yang artinya, Cindy membawa tak sampai separuhnya.
"Kamu ngapain? Aku bisa kok bawa sendiri," kata Cindy.
"Nggak usah sok kuat. Kalau emang kuat harusnya nggak berhenti-henti terus dari tadi." Candra terus berjalan mendahului Cindy.
Cindy tersenyum. Benar-benar tipe laki-laki idamannya. Pintar, tidak terkenal, peka, dan yang paling penting adalah mengutamakan tindakan daripada omongan.
Kala itu, Candra langsung meletakkan buku-buku itu di bangku terdekat dengan pintu setelah mencapai kelas Cindy. Lelaki itu langsung pergi tanpa pamit. Cindy bahkan tak sempat berterima kasih dengan benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days With Cindy
Teen Fiction"Gini, aku suka sama kamu, jadi bisa nggak bales perasaanku?" Cindy secara terang-terangan mengungkapkan perasaannya. "Nggak," jawab laki-laki itu tegas. "Kalau gitu aku minta 30 hari dari kamu. Siap-siap aja karena dalam jangka waktu tersebut aku b...