Chapter 9.

817 100 8
                                    

Happy Reading




 
    Nathan melajukan motornya tanpa tau apa tujuannya. Ia menaikkan kecepatan motornya dan menyalip segala kendaraan.

  Ia tampak seperti orang kesetanan. Saking cepat motornya ia tidak dapat menghentikan motornya saat melihat truk yang sedang melaju cepat ke arahnya.

Tin! Tin!

BRAK! CTAKK!

  nathan terkulai tak berdaya di aspal jalanan. Rasa sakit mulai menjalar ke seluruh tubuhnya. Ia terpelanting 1 meter jauhnya.

  Mengalir darah dari kepalanya. Matanya mulai memburam dan terpejam perlahan-lahan.

  " ASTAGHFIRULLAH! " pria itu langsung menggendong Nathan menuju mobilnya.

  Mobil itu melesat cepat menuju rumah sakit terdekat. Sampai di depan rumah sakit dengan cepat pria itu menggendong Nathan masuk ke dalam rumah sakit.

  Para suster segera membantu memindahkan ke brankar. Para suster mendorong brankar menuju ruang UGD.

   Pria tadi menemukan ponsel Nathan yang ikut tergores. Pria itu mencari nomor darurat yang tertera di sana.

  Ia menelpon nomor paling atas di sana.

  " hallo "

  " iya ada apa? "

  " kalo boleh tau kamu punya hubungan apa sama nomor ini ya? "

  " oh saya mama temannya nathan "

  " Nathan kecelakaan, sekarang dia sedang di rumah sakit arabuana ruang UGD "

   " saya sekarang berada di rumah sakit itu juga, saya kesana "

Tutt..

   Pria itu menghela nafas panjang. Ia duduk menunggu di kursi tunggu depan ruang UGD.

   beberapa menit kemudian...

  " Permisi! " Ucap seorang wanita dan tiga orang di belakangnya.

  " bagaimana keadaan anak saya?! " ucap Ratna-mama Nathan.

  " anak ibu sedang di tangani oleh dokter " luruh air mata Ratna mendengar pernyataan tersebut.

  " Bagaimana kronologi nya? " tanya Angkasa- papanya Nathan.

   " saya tidak melihat bagaimana Nathan tertabrak, saya menemukannya saat keadaannya sudah tidak berdaya " jelas pria tadi.

  " terimakasih telah Menolong anak saya, kalo boleh tau nama anda siapa ya? " tanya Angkasa.

  " nama saya Justin om" jelasnya. Justin pria berumur 21 tahun.

  " ini sebagai tanda terimakasih dari saya " ucap Angkasa sambil menyodorkan uang yang lumayan banyak.

  " tidak perlu tidak papa, saya ikhlas membantunya " tolak Justin halus.

  " saya jadi gak enak " Ucap Angksa.
 
Ceklek!

  Dokter keluar dari ruang UGD. Semua mata kini tertuju padanya.

  " bagaimana? " tanya Angkasa.

  " anak bapak kemungkinan besar mengalami amnesia "

Jederrr!

  " Lo Yang SERIUS! " ucap Meira. Bara mengelus pundak Istrinya.

  Jujur meira turut prihatin mendengar kabar dari anak sahabatnya.

Caitlyn Or keisha? [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang