Dalam kurun waktu satu minggu, Alex hanya masuk di hari-hari tertentu.
Jo berusaha bertanya kemana Alex di hari itu, namun Alex seakan-akan menghindar dari saudaranya itu.
Jika kalian penasaran dengan siapa Alex bertemu tempo hari, jawabannya adalah,
Alex bertemu dengan Yogo.
Entah bagaimana caranya, Yogo berhasil menghasut Alex untuk berpihak kepada bundanya. Dan hal ini lah yang membuat Alex terus-menerus menjauhi Jo.
Alex bahkan memutus kontak dengan Sapta dan semua senior yang dikenalnya. Bahkan Alex tidak memberikan waktu bagi Jo untuk berbicara sepulang sekolah. Dirinya selalu pulang tepat waktu dan dijemput oleh Yogo.
"YOGO ANJING!"
Jo yang mengetahui itu semua hanya bisa membanting ponselnya ke atas meja. Sia-sia rasanya menelpon orang yang nyatanya sudah memblokir nomornya saat ini.
"By, sabar. Tenang---"
"Ga bisa kak. Alex diambil bunda gitu aja. Aku ga bisa diem," ujar Jo memotong ucapan Raja.
"Ini semua gara-gara si Bram, Bram itu," ujar Jo geram.
Tepat ketika Jo keluar dari kelas, dirinya berpapasan dengan Sapta dan Dikta.
"Alex gimana?" tanya Sapta.
"Diambil selingkuhan bunda. Nggak tau tuh, dikasih jampi-jampi apa biar nurut," celetuk Jo asal.
"Hush, mulutnya. Adik sendiri, Jo," tegur Sapta.
Jo memutar bola matanya malas, "Bunda pasti ingin ini terjadi, salah satu dari kita pisah. Padahal kan, yang jahat juga bunda."
Di tengah emosi Jo yang kembali memuncak, seseorang tiba-tiba memanggilnya dari belakang.
"Jo...Alex nggak masuk?"
Jo dan Raja seketika menoleh, melihat Bram, Ian, dan, Kevin berjalan mendekat ke arah mereka.
"Semua gara-gara kamu kak. Dia ga masuk gara-gara kamu!" seru Jo.
Bram terdiam. Kevin hanya bisa menghela nafas kasar, sedangkan Ian,
"Kak Bram ngapain? Emang dia salah apa? Bukannya emang Alex nya yang minta putus?" tanya Ian polos.
"Bukan dia---ah, ck. Kak Bram, kamu cerita ke dia kayak apa sih?" gerutu Jo.
"Jo...maaf...aku bakal perbaikin ini semua," ujar Bram dengan lirih. Wajahnya menunduk, penuh rasa bersalah.
"Telat,"
Bram mengangkat wajahnya dan terkejut. Apa yang terlambat?
"Alex udah ada di pihak bunda. Emang, kak Bram bisa apa?" tanya Jo.
s.t.o.i.k
"Alex pulang,"
Dingin. Tidak ada sambutan selamat datang atau apapun itu. Yang bisa Alex dengar adalah sayup-sayup desahan sang ibunda yang tidak terkontrol.
Alex memejamkan matanya. Berusaha nampak acuh, walaupun isi perutnya sangat mual.
Bagaimana dua orang itu bisa melakukan hal vulgar itu setiap hari?
Alex mengganti pakaiannya dan berjalan menuju meja makan. Alex tidak berekspektasi lebih. Sayangnya, dugaannya benar,
Makanan pun, masih makanan kemarin, walaupun sudah sore.
Alex naik dan mencari sedikit uang tabungannya. Dia akhirnya memutuskan untuk pergi keluar, membeli sebuah makanan.
Ia berjalan sambil sesekali tersenyum ke arah tetangga rumahnya. Ketika dirinya sampai di jalan pinggiran sungai, ada yang menggenggam tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stoik - Changlix
FanfictionKenapa sih, orang kalau naksir harus lihat wajahnya dulu? Pair : Changlix