Stoik Bagian 10.1 : Arya, Indah, dan Yogo

149 19 4
                                    

Laksana Immanuel Arya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laksana Immanuel Arya

Laksana Immanuel Arya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agatha Indah Pratiwi

(Author tidak memiliki hak penuh atas gambar di atas. Author memilih karena untuk sekedar tampilan visual. Mohon ditanggapi dengan bijak)

---

Cinta tak selamanya indah.

Bahkan cinta Indah tidak pernah se-indah namanya.

Arya, Indah, dan Yogo merupakan teman di bangku kuliah. Mereka terikat dengan aturan kerja sama yang biasa dikenal dengan 'kerja kelompok'.

Mereka bertemu di semester 3 dan pertemanan mereka berlanjut hingga sidang skripsi. Disitulah drama 'tiga serangkai' ini bermula.

Indah merupakan salah satu primadona kampus. Bukan hal yang mengejutkan ketika Indah dirumorkan telah 'tidur' dengan banyak lelaki pada saat perkuliahan. Satu atau dua rumor mungkin benar, jika ada yang bertanya kepada dua sahabatnya, Arya dan Yogo.

Begitupun Yogo. Dia merupakan laki-laki yang suka 'comot' sana-sini guna menuntaskan keingintahuannya. Menjadi mahasiswa perantau, tidak nikmat bukan jika tidak 'mencicipi' hidangan terbaik di kota tersebut?

Dibanding kedua sahabatnya, Arya merupakan yang paling pendiam. Bukan pendiam, dia lebih tidak suka untuk basa-basi, sehingga orang sering menganggapnya galak dan pelit. Namun Arya memiliki prinsip, selama yang dilakukan salah, maka tetap akan salah.

Sampai suatu ketika, Arya berhasil lulus lebih dahulu daripada kedua sahabatnya. Indah dan Yogo jatuh cinta. Arya tahu betul dan tidak ingin menjadi yang ketiga dalam hubungan mereka.

Semuanya berjalan dengan baik, hingga Indah tiba-tiba datang ke kantor milik Arya dan menangis. Ia berkata bahwa Yogo, telah mencampakkannya. Indah takut bahwa tidak akan ada laki-laki yang mau menjadi ayah dari kandungan yang tengah dibawanya.

Arya tentu merasa iba. Dibantunya sang sahabat semampunya, tentu saja...dengan uangnya. Mulai dari biaya check up dan sebagainya. Indah pun juga lebih sering bermanja dan sesekali meminta Arya untuk mengusap perutnya yang masih datar.

Arya tidak memiliki keinginan lain. Dirinya hanya menjadi sahabat yang baik dan menganggap Yogo adalah seorang pecundang. Bagaimana laki-laki itu bisa lari dari tanggung jawabnya setelah menghamili anak orang lain?

Sampai di bulan keempat kehamilan, tiba-tiba, Indah dinyatakan keguguran oleh dokter.

Arya sangat terkejut mendengar hal tersebut. Indah menjadi stress dan sering menyakiti dirinya sendiri. Bahkan Arya rela menjaga Indah ketika disaat titik terbawah wanita tersebut.

"Aku akan menikahimu,"

Satu kalimat yang membuat hidup Arya terbalik 180⁰. Pada saat itu, Arya belum menyadari, jika dia sudah mempersunting orang yang salah.

Pasca kelahiran sang anak kembar, Indah mengalami baby blues yang cukup parah. Ia pernah hampir membunuh bayi Jo dan melempar bayi Alex begitu saja dari boxnya. Melihat sang istri yang semakin memburuk, akhirnya Arya meminta Indah untuk pulang ke rumah orangtua nya untuk menenangkan diri.

Arya, yang merupakan salah satu pewaris Kariya Group, harus bersusah payah membagi waktunya untuk merawat bayi-bayinya. Memberi mereka semua asupan yang dibutuhkan oleh anak-anaknya tanpa perhatian sang ibu. Namun Arya tetap sabar, karena bagaimanapun, ini adalah hasil buah cinta nya dengan Indah.

Tidak pernah terbesit satu pikiran negatif Arya kepada Indah. Karena Arya pikir, masa lalu Indah adalah masa lalunya, dan wanita itu sudah memperbaiki diri. Setiap minggu, Arya rajin menelepon mertuanya, guna menanyakan kondisi sang istri.

Sampai akhirnya, ada sebuah email anonim yang mengirimkan foto-foto ganjil yang membuat Arya naik pitam. Tidak hanya satu, tapi 20 foto yang dikirimkan begitu saja dengan subjek,

"Istri Dirut Kariya Group berselingkuh dengan teman kuliahnya?"

Arya langsung membawa bayi-bayi mereka ke dalam mobil dan tancap gas menuju rumah sang mertua. Sesampainya disana, Arya tidak langsung memarahi Indah, tapi berbicara langsung dengan kedua orangtua nya. Indah menangis dan meminta maaf.

"Udah berapa kali kamu ngelakuin ini di belakang aku? Aku suami kamu kalau kamu lupa," ujar Arya.

"Baru kali ini mas! Aku nggak bohong!" seru Indah.

Arya menelan ludahnya kasar, "Baiklah, kamu ku maafkan. Jangan seperti ini lagi."

Indah menghambur ke pelukan suaminya. Diusapnya lembut pucuk kepala sang istri, sambil sesekali dicium.

Namun ternyata, Indah tidak berhenti sampai disitu.

Selama pernikahannya dengan Arya, dia berselingkuh selama empat kali dengan laki-laki yang sama, Yogo. Dan di kali ke-5, Arya sudah tidak tahan lagi. Harga dirinya seakan diinjak-injak oleh dua orang yang 'dahulunya' ia kira sahabat baiknya.

"Kenapa kamu ngelakuin semua ini, Yogo? Aku salah apa sama kamu, hah?!"

Arya menarik kerah Yogo dan mencengkramnya erat. Yogo hanya tersenyum tipis dan berkata, "Istri kamu yang nggak betah. Dia masih cinta sama aku," ujar Yogo enteng.

"Tapi kamu bisa jauhin dia demi aku, kan? Aku suaminya!" seru Arya.

"Tapi dia ga pernah cinta sama kamu Arya. Sama sekali," ujar Yogo dengan penekanan kalimat di akhir.

Cengkraman pada kerah Yogo mengendur. Arya cukup terkejut mendengar bahwa Indah tidak pernah mencintainya selama pernikahan mereka.

"Kaget? Biar aku kasih tau sesuatu. Aku memang nyuruh dia buat nikah sama kamu. Karena apa? Karena kamu kaya! Dia hamil karena aku? Hahahaha, itu juga bohong. Sialnya, setelah nikah sama kamu, si Indah harus hamil dan ngelahirin kroco-kroco mu itu. Jelas dia nggak mau urus, itu kan anak kamu.

Yang waktu dia pura-pura baby blues itu, aku ajak kencan dia, tentunya pake duit kamu, Arya. Makasih loh," ujar Yogo sambil tersenyum menang.

Arya langsung pulang ke rumah. Di tengah badai yang deras itu, Arya mengamuk. Kedua anaknya yang masih menginjak bangku SMP harus melihat pertengkaran hebat kedua orangtua nya.

"Bunda mu itu yang selingkuh! Muka cantik, tapi otak nggak dipake!"

Arya hengkang dari rumah. Meninggalkan kedua buah hatinya yang tidak tahu apa-apa dengan orang yang sama sekali tidak mau mengurus kedua bocah itu. Arya pergi dengan kekecewaan. Merasakan bagaimana rasa sakitnya pengkhianatan.

s.t.o.i.k

Stoik - ChanglixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang