Stoik Bagian 17 : FINAL

253 20 0
                                    

"Dengan semua bukti yang ada dan dengan segala pertimbangan, saudara Agi Prayogo dinyatakan bersalah!"

Ketuk palu itu terdengar sebanyak tiga kali. Yogo yang duduk di kursi pesakitan segera dibawa oleh aparat ke dalam ruang tahanan.

Arya dan Agung hanya melihat prosesi itu dari jauh. Tidak menghampiri atau mencemooh. Dua laki-laki dewasa itu menyerahkan semuanya pada hukum yang berlaku.

"Bu Indah gimana pak?" tanya Agung.

Bagaimana caranya memenjarakan orang yang pernah kau cintai?

Kalimat itu muncul ketika Agung menanyakan hal itu kepadanya. Arya hanya bisa menunduk dan berkata dengan lirih, "....saya nggak tahu pak. Tapi saya juga nggak suka merasa dihantui seperti ini," ujar Arya.

Yogo melakukan penggelapan serta pencucian uang, ditambah pembangunan kelab tanpa surat izin, begitupun tanah tempat dibangunnya kelab tersebut. Yogo dikenakan hukuman 10 tahun penjara dengan denda 15 milyar rupiah.

(Hukum ini hanya buatan fiksi semata dan tidaka ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata)

Yogo hanya tertunduk lesu ketika dibawa oleh petugas kepolisian. Sejenak ia menoleh, matanya bersitemu dengan manik mata Arya.

Ini kan yang kamu mau?

Tentu Arya bisa memahami ucapan tersebut. Tapi jika ditanya, apakah ini yang dia mau?

Dirinya tidak tahu.

"Saya serahkan Bu Indah kepada, Anda," ujar Agung sambil menepuk pundak Arya.

"Baik, Pak,"

s.t.o.i.k

"Bunda ngapain sih? Jangan tarik-tarik Alex!"

Jo berusaha melepaskan genggaman sang bunda dari tangan Alex. Pagi-pagi sekali, bundanya itu mencoba berbagai macam PIN untuk menjebol apartemen Arya. Yang mirisnya, PIN itu berisikan ulang tahun sang bunda sendiri.

"Kamu tetep ikut bunda, Alex! Jangan ngelawan gini. Bunda ga suka!" seru sang bunda.

"Sakit Bun, lepas. Alex ga mau," cicit Alex.

Ting Tong!

"Hah, akhirnya si Ari dateng. Lama banget sih dia,"

(Pak Ari : supir Alex dan Jo)

"Kamu kok di rumahku?"

Dugaan Indah ternyata salah. Arya datang ke rumahnya sambil menenteng makanan. Indah berusaha melarikan diri ketika melihat Arya datang, namun Arya dengan sigap menahan lengan mantan istrinya itu dan melemparkannya kembali masuk ke dalam rumah.

"Apa sih, Arya? Kok kamu kasar begitu?" seru Indah.

"Aku bawa makanan. Ada yang mau aku omongin," ujar Arya sambil menutup pintu rumahnya.

Arya menyuruh Indah berjalan lebih dulu, agar wanita itu tidak kabur. Dengan pandangan merendahkan, Arya meminta Indah untuk duduk di meja makan keluarganya.

"Duduk kamu,"

Selanjutnya, Arya menatap Alex dan Jo untuk ikut duduk di meja makan.

"Duduk yuk, sarapan," ujar Arya.

Seolah merasa ada yang tak beres, Indah pun buka suara, "Kamu mau apa Arya?"

"Aku mau---"

Arya menggantung kalimatnya sembari menata piring makan di meja.

"Kamu jauhin Alex sama Jo,"

Alex dan Jo yang ada disana cukup terkejut dengan ucapan sang ayah. Ayah mereka masih sangat tenang menatakan makanan untuk sarapan mereka. Lain halnya dengan wanita yang tengah duduk bersama mereka.

Stoik - ChanglixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang