Bab 2: Pulang Sekolah

193 15 1
                                    

Sepulang sekolah, BoBoiBoy langsung pergi ke Kedai Tok Aba. BoBoiBoy membantu Tok Aba dan Ochobot melayani pesanan para pelanggan.

"Hai, Tok Aba." sapa Adu Du. "Ya, Adu Du? Mau pesan apa?" tanya Tok Aba. "Satu Special Ice Chocolate Tok Aba, sepertinya akan terasa menyegarkan jika diminum pada saat siang-siang yang panas begini." kekeh Adu Du. "Ah, baiklah. Tunggu sebentar." balas Tok Aba.

"Tok Aba, saya mau balik ke planet asal saya. Mungkin setahun dua kali saja saya akan berkunjung ke bumi." kata Adu Du. "Eh? Mengapa?" tanya BoBoiBoy. "Aku sudah memiliki kekuasaan di planetku, BoBoiBoy. Aku telah menjadi orang berpengaruh disana, jadi aku takkan mengincar Ochobot lagi. Ini semua berkat dukungan ibuku juga." jelas Adu Du.

"Tapi, aku akan tetap menjadi penjahat. Mungkin, istilahnya, ketua mafia jika di bumi. Aku akan mengorganisir tindak kriminal di Ata Ta Tiga. Supaya yang dulu menghinaku, kini tak meremehkanku lagi." ujar Adu Du. "Oh ya, jangan lupa, aku akan menikah dengan Ayu Yu." pesan Adu Du.

BoBoiBoy tersenyum miring mendengar penuturan Adu Du. "Semoga disana tak ada polisi alien yang akan menangkapmu." kata BoBoiBoy. "Disana juga ada polisi seperti di bumi, namun aku pasti bisa mewarisi jejak ayahku sebagai mafia berpengalaman." jawab Adu Du.

Asyik berbincang dengan Adu Du, tiba-tiba Fang, Ying, dan Yaya datang. "Hai, Fang, Ying, Yaya! Yaya, kamu ingin menitipkan biskuit?" tawar BoBoiBoy. "Sayang sekali, biskuit daganganku sudah laku keras di sekolah, BoBoiBoy. Nanti jika hari libur, aku akan menitipkannya di Kedai Tok Aba. Biskuit yang kubuat semalam itu hanya coba-coba, jadi jumlahnya tak terlalu banyak." jawab Yaya.

"Oh begitu rupanya. Semoga daganganmu selalu nikmat bagi pelanggan ya, Yaya. Nah, Fang, Ying, kalian sudah selesai rapat OSIS?" tanya BoBoiBoy. "Sudah. Tadi kami hanya membicarakan tentang lomba untuk Isra' Mi'raj dan penyambutan hari raya Imlek. Tentang apa rencana kami, lihat saja nanti saat sudah mendekati Hari H." kekeh Fang.

"Wah, awal sekali kalian mempersiapkan hal itu. Semoga rencananya berjalan lancar!" jawab BoBoiBoy. "Nah, BoBoiBoy, kalau sedang ada event khusus di sekolah, boleh aku ikut?" tanya Ochobot. "Hm, kalau Tok Aba dan Papa Zola mengizinkan." jawab BoBoiBoy.

Tak lama kemudian, cuaca berubah menjadi mendung. Tok Aba pun mengingatkan para pelanggan yang makan/minum di tempat harap memencet tombol payung otomatis di meja masing-masing, agar muncul sebuah payung dari meja sehingga mereka aman dari tetesan air hujan.

Fang yang sedang menatap kosong ke belakang, mengenang kedua orangtuanya yang telah meninggal dunia, tiba-tiba dikejutkan dengan penglihatannya yang menangkap Rev sedang basah kuyup kehujanan. Rev hanya memakai sebuah jaket hitam, dan membungkus tas ranselnya dengan sebuah kantong plastik berukuran besar.

"Siswa misterius itu." gumam Fang. Namun, Fang lebih terkejut lagi saat melihat Rev sedang menggenggam sebuah kristal berwarna ungu gelap di tangan kirinya. "Bukankah itu kristal kegelapan, benda berbau mistis yang harusnya keberadaannya patut dirahasiakan?" gumam Fang.

Kristal kegelapan adalah benda terkutuk di Kampung Hilir. Konon katanya, kristal itu awal mulanya berasal dari seorang janda miskin bernama Murni Aristi, yang diselingkuhi mantan suaminya. Mantan suaminya berselingkuh dengan seorang kuntilanak yang berparas cantik. Rupanya, kuntilanak itu adalah Mirna Adisti, kakak kandung Murni yang sudah meninggal dunia.

Tak terima, Murni akhirnya menyodorkan sebuah batu berbentuk kristal kepada seorang dukun, berharap batu itu akan diberi keajaiban agar ia bisa balas dendam pada mantan suaminya. Dukun itu pun menuruti permintaan Murni, dengan sebuah syarat jika ia mempergunakannya untuk keburukan, maka ia dihukum menjadi gila atau meninggal dunia dengan mengenaskan.

Setelah Murni mendapat kristal kegelapan itu, Murni memanfaatkan makhluk-makhluk gaib di dalamnya untuk mencelakai mantan suaminya, hingga pada akhirnya mantan suaminya itu ditemukan tewas gantung diri di sebuah gedung terbengkalai, karena depresi terus-terusan diganggu makhluk gaib. Karena Murni sudah melanggar perjanjiannya dengan dukun tersebut, Murni pun menjadi gila dan setiap hari ia hanya bisa menyebut nama mantan suaminya.

Karena akal sehatnya sudah benar-benar hilang, konon katanya kristal itu dibuang oleh Murni sendiri entah kemana. Dan sekarang, entah bagaimana caranya, kristal itu berada di tangan Rev. Fang tak tahu harus berbuat apa, ia hanya bisa berharap Rev takkan menyalahgunakan kristal itu hanya untuk kepuasan pribadi.

"Kecurigaanku pada anak itu semakin menguat. Aku harus lebih ketat mengawasinya diam-diam. Atau, mungkin, jika aku lalai, teman-temanku bisa celaka." lirih Fang.

Bersambung.....

.
.
.
.
.

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote untuk memberi dukungan pada saya, terima kasih. Jika ada kritik dan saran, silakan ketik di kolom komentar.

Darkness Crystal: BBB Fanfic [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang