Bab 9: Kesurupan 2

141 10 0
                                    

“Ying, kau salah orang. Targetmu itu bukan BoBoiBoy, tapi anak berambut putih disana.” pancing Fang dengan senyuman miringnya. “Enak saja kau bilang aku salah orang. Justru dia itu tuanku!” teriak Ying histeris.

Seketika wajah Rev pun memerah padam. Arwah jahat yang berada di tubuh Ying berhasil terpancing untuk mengatakan yang sebenarnya, kini mata seluruh orang tertuju padanya.

“Oh, jadi kau yang mencoba mencelakai BoBoiBoy?” tanya Yaya dengan raut wajah yang sangat marah pada Rev. “Tak kusangka, kukira kau juga anak baik-baik seperti BoBoiBoy, rupanya itu hanya tampang luar!” bentak Yaya dengan nada murka.

Rev hanya bisa menunduk ketakutan. Entah mengapa, anak perempuan yang identik dengan jilbab pink ini membuatnya gugup setengah mati. Terlebih dengan tatapan Yaya yang terlihat sangat tidak suka dengan kelakuannya.

“Hei, apa yang kau pegang itu?” kekeh Fang menyunggingkan senyuman smirk, namun hanya sebagai formalitas saja. Sebenarnya dia juga marah besar pada Rev, meskipun BoBoiBoy adalah rival Fang dalam hal popularitas, tetap saja mereka bersahabat baik.

Rev semakin ketakutan saat Fang mengetahui ia sedang memegang kristal kegelapan, padahal ukurannya lumayan kecil. “Tidak apa-apa, ini hanya batu biasa.” ujar Rev menyembunyikan kristal kegelapan di sakunya. “Ah, ya, batu biasa yang bisa mencelakai orang lain.” jawab Fang dengan nada sarkas.

Rev menunduk malu, sedangkan Yaya berusaha mengobati luka BoBoiBoy dengan telaten. “BoBoiBoy, kamu tak apa-apa, 'kan? Adakah luka yang lain? Biar kuobati sekalian.” tanya Yaya cemas. “Aku... Aku baik-baik saja...” lirih BoBoiBoy.

Yaya pun merangkul BoBoiBoy dan membawanya ke tempat yang teduh. “Kau yakin sudah tak apa-apa? Hari ini kita mulai belajar seperti biasa lho, tidak seperti kemarin-kemarin yang baru kerja bakti.” tanya Yaya. “Aku yakin aku baik-baik saja, Yaya. Aku akan mengikuti pelajaran seperti biasanya. Lagipula nanti hanya ada 2 mata pelajaran.” ucap BoBoiBoy meyakinkan Yaya.

Sementara itu, Gopal berusaha menenangkan Ying bersama guru-guru lain. “Aarrgghh... Mengapa tuanku diganggu...” ujar Ying merasa tak nyaman saat Fang memarahi Rev.

Gopal terus memegangi kedua tangan Ying dari belakang agar Ying tertahan dan tak bisa melepaskan diri. Memang arwah jahatnya kuat, namun arwah itu tak bisa mengelak jika dengan Gopal karena kekuatan Gopal jauh lebih besar darinya.

“Terkutuklah engkau arwah jahat! Beraninya kau masuk ke dalam tubuh teman baikku yang tak ada salah padamu!” bentak Gopal. “Memang temanmu ini tak ada salah, tapi aku arwah suruhan! Aku akan menuruti perintah tuanku!” ujar Ying sambil menunjuk ke arah Rev.

“Hey arwah jahat, tunjukkan kekuatanmu. Aku akan melawanmu. Aku takkan biarkan kau terus menetap di tubuh Ying.” perintah Gopal. “Baiklah, jika kau menang, aku akan keluar dari tubuh ini. Tapi jika aku menang, jangan harap jiwa temanmu bisa kembali ke tubuh ini.” kekeh Ying.

Gopal meninju dada Ying dengan kuat. “Awh!” erang Ying. Gopal tetap menatap Ying dengan tatapan datar, ia terus menatap Ying hingga arwah jahat itulah yang mulai segan dengan Gopal.

“Gopal! Go away from me! Kristal!” ujar Fang memberi kode. Gopal pun menoleh ke arah Fang dan mengangguk paham. “Go away from me, Purple Crystal.” ucap Gopal.

Fang geleng-geleng kepala. “Bukan seperti itu, Gopal! Cobalah lagi!” teriak Fang. Gopal pun berpikir sejenak tentang letak kesalahannya, dan ia pun menyadarinya. Kristal itu memang berwarna ungu, dan ada hal lain yang sering dihubungkan dengan warna ungu, yaitu kegelapan. “Hehe, maaf. Akan kucoba.” kekeh Gopal.

Go away from me, Darkness Crystal!” ucap Gopal sungguh-sungguh. Arwah jahat itupun merasa kepanasan dan kesakitan, akhirnya ia keluar dengan sendirinya dari tubuh Ying karena merasa tidak nyaman.

Ying pun jatuh terduduk di atas tanah. Ia tampak pucat dan lemas. Fang segera berlari dan menghampiri Ying, lalu memerintah Gopal untuk mengurusi Rev.

“Ying, kamu baik-baik saja? Apa kamu perlu sesuatu?” tanya Fang. “Aku... Aku... Aku... Baik... Baik... Saja.” lirih Ying. Fang pun memeluk erat Ying dengan ekspresi cemas.

Fang membawa Ying ke ruang kelas yang tak jauh dari situ, dan meminta Yaya untuk membuatkan teh hangat baik untuk BoBoiBoy maupun Ying. Sedangkan Fang menunggu BoBoiBoy dan Ying.

“Apa yang terjadi padaku?” tanya Ying. “Ada arwah jahat yang merasukimu, Ying. Bahkan kamu sempat mencakar wajah BoBoiBoy.” jelas Fang. Ying mengerutkan keningnya heran, dan memandang wajah BoBoiBoy yang sedikit terluka namun sudah diobati oleh Yaya.

“Maafkan aku, BoBoiBoy. Aku tak bermaksud untuk melukaimu. Ada arwah jahat yang mengambil kendali atas tubuhku...” pinta Ying dengan ekspresi menyesal. “Tak apa, Ying. Aku tahu itu. Semoga tak ada lagi hal-hal seperti ini.” lirih BoBoiBoy.

Bersambung.....

.
.
.
.
.

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote untuk memberi dukungan pada saya, terima kasih. Jika ada kritik dan saran, silakan ketik di kolom komentar.

Darkness Crystal: BBB Fanfic [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang