Seperti biasa, Yaya berangkat pagi-pagi untuk mengantar biskuit dagangannya ke kantin. Bedanya, kali ini raut wajah Yaya tampak sedih, hanya saja Yaya berusaha menutupinya dengan senyuman manis.
BoBoiBoy dan Gopal yang baru sampai gerbang, ia terkejut dengan ekspresi Yaya setelah Yaya pergi dari kantin. Rasanya, Yaya diliputi banyak masalah namun Yaya terlalu pandai menutupinya.
"Yaya? Ada apa denganmu? Mengapa kamu terlihat begitu sedih?" tanya BoBoiBoy. "Tak ada apa-apa, BoBoiBoy." lirih Yaya semakin sedih saat ditanyai BoBoiBoy.
"Jangan berbohong pada kami, Yaya. Apa kamu tak percaya pada kami?" tanya BoBoiBoy dengan lembut, dia juga mengelus punggung tangan Yaya. "Benar itu, Yaya. Kami sahabat baikmu sejak kecil, tak masalah jika kamu mencurahkan isi hatimu pada kami, kami akan menjaga rahasiamu dengan baik." kata Gopal.
Yaya pun memeluk BoBoiBoy dan Gopal secara bergantian. "Aku tak tahu, BoBoiBoy, Gopal... Aku tak tahu aku akan mampu menghadapinya atau tidak..." keluh Yaya memijat keningnya.
Kebetulan, Gopal membawa tisu di sakunya. Yaya bersandar di bahu BoBoiBoy dan mulai menangis, sedangkan Gopal mengelap air mata Yaya dengan tisu yang ia bawa.
"Rumah tangga kedua orangtuaku sedang tidak baik-baik saja." lirih Yaya. "Ada masalah apa, Yaya?" tanya BoBoiBoy dengan nada lembut dan penuh perhatian.
"Ayahku... Ayahku... Ayahku memiliki... Wanita simpanan." isak Yaya. "Astagfirullahalazim..." respon BoBoiBoy terkejut. "Astaga, itu sangat menyedihkan. Bagaimana keputusan Ayah dan Ibumu, Yaya?" tanya Gopal.
"Ibuku ingin cerai saja... Ayahku mengancam Ibu, jika mereka cerai, maka tak ada lagi nafkah untukku dan adikku. Namun Ibuku bersikeras ingin cerai dan bekerja... Makanya aku membantu Ibuku dengan berjualan biskuit, mungkin nantinya aku juga akan berjualan donat." jelas Yaya.
BoBoiBoy pun mengusap lembut punggung tangan Yaya. "Kamu wanita tangguh, Yaya. Kami yakin kamu pasti bisa melewati semuanya. Namun, meskipun Ayahmu membuatmu trauma, tetaplah berbakti kepadanya, ya?" kata BoBoiBoy.
"Mungkin, saat ini, kamu masih belum ikhlas dan memaafkan Ayahmu. Ini sangat berat dan kami memakluminya. Tapi, ingatlah, kami selalu ada untukmu disini. Masih ada juga Ibu dan adikmu yang menyayangimu. Dan yang terpenting, masih ada Tuhan yang senantiasa mengasihimu." ucap Gopal bijak.
Yaya pun mulai menghapus air matanya. "Hahaha, aku jadi malu. Padahal, nasib kalian juga sama sakitnya, ya? Kok jadi aku yang merasa paling menderita." kekeh Yaya.
BoBoiBoy dan Gopal hanya tersenyum tulus pada Yaya. "Nggak juga, kok. Walaupun Ibuku sudah meninggal dunia dan Ayahku sibuk dengan misinya, tapi setidaknya mereka masih menyayangiku. Aku masih beruntung." kata BoBoiBoy. "Meskipun Ammaku punya selingkuhan dan kabur entah kemana, setidaknya aku masih punya seorang Appa. Meskipun Appa begitu galak dan menuntutku bisa ini itu, tapi ini juga demi kebaikanku. Semangat, Yaya!" tambah Gopal.
Yaya pun berusaha melengkungkan bibirnya untuk tersenyum, walaupun hanya sesaat. "Terima kasih, BoBoiBoy dan Gopal. Aku merasa beruntung memiliki teman-teman yang baik seperti kalian. Setidaknya, masih banyak nikmat yang harus kusyukuri." ujar Yaya.
Tiba-tiba, datanglah Fang dan Ying berboncengan motor. Tampak Fang melepas helmnya dan membantu Ying melepas helm. Mereka datang dengan kebut-kebutan, seolah panik dikejar setan.
Wajah Fang terlihat cemas, sedangkan wajah Ying pucat pasi. Entah apa yang terjadi pada mereka berdua. Padahal Fang terkenal sebagai cowok cool di sekolah dan idaman kaum hawa, tapi nyatanya tadi dia mengendarai motor dengan ugal-ugalan seperti orang balapan. Ying juga terkenal galak dan bar-bar di sekolah, tapi mengapa hari ini wajahnya pias seperti dililit hutang?
"Hey! Kalian membuat kami kaget saja!" protes BoBoiBoy. "Hehehe, maaf BoBoiBoy, Gopal, Yaya. Kami kira sudah terlambat tadi, hehehe." ujar Fang menggaruk rambutnya yang tak gatal. "Setan mana yang menyakitimu, Fang?" ledek Gopal.
"Sembarangan! Aku tak pernah diganggu setan lah!" protes Fang mengepalkan tangannya. BoBoiBoy dan Ying tertawa geli melihat Gopal dan Fang yang sedang berselisih. "Sudah sudah, tak baik bertengkar." nasihat Yaya.
Ying pun berbisik pelan di telinga Fang. "Fang, terima kasih sudah menolongku tadi." bisik Ying. "Iya, sama-sama. Lain kali hati-hati, jangan sampai berpapasan dengan orang yang seperti dia, apalagi dalam jumlah banyak." ujar Fang balas berbisik di telinga Ying.
"Hm? Bisik-bisik apa tuh? Terdengar seperti bisik-bisik tetangga." goda BoBoiBoy dengan senyuman tengilnya. "Tak apa-apa, aku hanya mengingatkan Fang, bahwa makan nasi bisa menyebabkan kematian, jika makannya lewat hidung." kekeh Ying. Yang lain pun tertawa terbahak-bahak, termasuk Fang.
"Kamu ini ada-ada saja, Ying. Teman-teman, ayo masuk dan taruh tas, sebentar lagi apel pagi." ajak Fang. "Siap, Komandan!" ujar BoBoiBoy, Gopal, Ying, dan Yaya. Mereka pun berjalan menuju kelas sambil bercanda ria.
Bersambung.....
.
.
.
.
.Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote untuk memberi dukungan pada saya, terima kasih. Jika ada kritik dan saran, silakan ketik di kolom komentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness Crystal: BBB Fanfic [✓]
Fanfiction[COMPLETED] Di suatu masa, seorang siswa baru, pindahan dari Kota Hilir, mengacaukan segalanya. Bermodalkan kristal kegelapan yang ia miliki, ia ingin merusak kehidupan BoBoiBoy, teman-temannya, bahkan satu sekolah jika perlu. Mampukah Geng Kokotaim...