27

3.3K 219 34
                                    

5 Januari
1227 words
.
.
.

Tiga belas tahun kemudian.

Fanxing kecil yang tumbuh menjadi seorang remaja tanggung yang tampan. Mewarisi gen milik keuda orang tuanya, meskipun gen, milik sang ayah yang mendominasi.

Selama itu pula kehidupan rumah tangga yang Xiao Zhan jalani dengan Wang Yibo baik-baik saja. Begitupula dengan Zhuocheng dan Haikuan.

Meskipun ada beberapa lalat pengganggu yang kebetulan lewat mengantarkan nyawanya. Namun dengan senang hati mereka akan mengabulkan keinginan lalat itu untuk mati.

Fanxing kecil yang tumbuh bersama bersama Guocheng menjadikan keduanya tidak dapat dipisahkan. Saat ini remaja tanggung itu duduk di bangku menengah pertama akhir. Sedangkan Guocheng duduk di bangku menengah atas kedua.

Sebenarnya dengan otak terlampau jenius yang dimilikinya Fanxing bisa saja mengambil kelas akselerasi menyusul gege kesayangannya. Akan tetapi Xiao Zhan pernah bilang ingin anaknya tumbuh dengan normal, maka Fanxing akan menurutinya.

Di SMP Shen Yu, sekolah menengah elit yang berada di Beijing disitulah fanxing bersekolah. Remaja laki-laki tampan itu menjadi idaman, karena wajahnya yang rupawan dan status keluarganya. Setiap langkah yang ia lewati pasti tercium bau uang.

Langkah Fanxing terhenti. Matanya menatap dengan datar seorang gadis yang memakai seragam sama seperti dirinya tengah menyodorkan sebuah amplop berwarna merah muda dihadapannya.

Hidung mancung milik pemuda itu mengkerut ketika aroma parfum yang sangat menyengat tercium dari gadis itu.

"Se- Senior! Aku me- menyukaimu! Tolong terimalah cintaku!!". Pekik gadis itu, Fanxing menghela nafas.

Saat ini mereka menjadi bahan tontonan karena gadis itu menyatakan cintanya di koridor sekolah dimana ramai oleh para siswa dan siswi yang lain.

Terdengar bisik-bisik yang mulai mengusik telinga Fanxing, sedangkan gadis itu memandang laki-laki tampan dihadapannya dengan gugup.

"Maaf". Ujar Fanxing kemudian berlalu meninggalkan gadis itu yang mematung dengan mata  membola.

Bisik-bisik disekitarnya semakin ramai. Beberapa dari mereka mencemooh tindakan si gadis yang dinilai sangat berani terhadap Fanxing.

"Lihatlah dia di tolak! Kasihan sekali".

"Lagipula itu salahnya sendiri kenapa nekat".

"Kulihat sepertinya dia anak baru dari kelas dua, pantas dia sangat berani".

"Aku jamin, besok ia tidak akan mau menampakan wajah karena malu!".

Gadis itu tertunduk dengan wajah memerah. Tangannya meremas surat cinta yang ia pegang dengan erat, kemudian berlari dan menghilang di belokan.

Itu bukan yang pertama kalinya. Pernyataan cinta seperti itu sudah ada sejak Fanxing menjadi siswa baru dan sejak saat itu pula Fanxing mematahkan hati para gadis disana.

Sementara Fanxing yang menjadi perbincangan tetap melangkah santai menuju gerbang karena jam sekolah telah usai.

CKKIIIT...!!!

Sebuah mobil sport berwarna hitam berhenti tepat di depannya. itu mengundang perhatian, remaja itu memutar bola matanya malas.

Kaca mobil itu terbuka, menampilkan pria tampan dengan seringai yang menyebalkan.

"Hey kids! Lihatlah koleksi baruku". Uajrnya sombong.

"Tck! Dasar tukang pamer aku jamin mommy belum tahu akan hal ini". Timpal Fanxing sembari masuk ke dalam mobil itu.

Untitled [ YiZhan ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang