5

4.9K 429 67
                                    

19 Desember
1148 words
.
.
.

"Bos, kami mendapatkan info jika ketua Black Rabbit ada di kota Yuanyang".

"Kerja bagus. Serang kota itu nanti malam jangan biarkan orang itu ditemukan dalam keadaan hidup oleh anggotanya".

"Baik bos, laksanakan!".

FUUUHH~

Asap mengepul di udara. Tembakau yang baru saja di bakar itu di hisap dengan nikmat oleh seorang pria tua dengan topi fedora.

"Anak sialan, mati saja kau". Gumamnya sembari membakar sebuah foto di tangannya.

.
.
.

BJYXSZD 🦁🐰

.
.
.

Pagi itu Xiao Zhan mendapati kamarnya kosong, ibunya bilang Wang Yibo sudah pulang di jemput tadi malam.

Sebenarnya ia sedikit sedih karena pria tampan itu tidak berpamitan kepadanya. Menyesal dirinya sudah tidur lebih awal, tahu begitu harusnya semalam ia begadang.

Seperti biasanya, setiap siang Xiao Zhan akan mengantarkan makan siang untuk ayahnya lalu pulang ke rumah. Tetapi siang ini Xiao Zhan dicegat Zhuocheng dijalan, ia dimintai bantuan oleh temannya itu.

Dan berakhirlah dirinya di kamar milik si putra juragan sawah yang serba ungu.

"A-Cheng kadang aku kepikiran sesuatu". Sahut Xiao Zhan tiba-tiba sembari memainkan bolpoin di tangannya.

"Apa itu?". Tanya Zhuocheng tanpa mengalihkan pandanganya dari kertas soal di hadapannya.

Alasan dirinya mencegat Xiao Zhan di sawah tadi adalah untuk membantunya mengoreksi soal. Zhuocheng adalah seorang guru honorer di sekolah dasar.

"Kamar mu ini ungu semua, apa selera mu itu janda?". Tanya Xiao Zhan dengan polos.

Wang Zhuocheng mengangkat kepalanya, menatap tidak percaya kepada temannya.

"Apa maksudmu hah?! Kau mengatai  diriku janda?!". Tanya Zhuocheng sewot.

"Aish bukan begitu, aku tanya apa selera mu itu janda?". Ulang Xiao Zhan.

"Hmph! Memangnya apa urusannya warna ungu dengan janda ha?!".

"Lho~ A-Cheng tidak tahu ya kalau warna ungu itu warna janda?".

Xiao Zhan melotot menatap Zhuocheng, ekspresi di wajahnya seolah-olah mengatakan 'Yang benar saja? Kau serius?'.

Zhuocheng menatap Xiao Zhan datar.

"Sialan kau kelinci! Bantu saja aku mengoreksi soal-soal ini, semuanya harus selesai hari ini juga, jangan membuang waktu". Ujar Zhuocheng.

Xiao Zhan cemberut, dengan bibirnya yang maju dirinya kembali mengkoreksi soal-soal yang menumpuk itu.

"Kau tidak asik A-Cheng". Ucap Xiao Zhan  pelan.

"Aku mendengarmu kelinci".

"Ish!".

.
.
.

BJYXSZD 🦁🐰

.
.
.

Xiao Zhan menggoyangkan badannya ke kanan dan ke kiri seirama dengan lagu yang ia gumamkan.

"Berhenti bergoyang Xiao Zhan! Atau kita akan jatuh!'. Seru Zhuocheng.

"Tapi aku bosan A-Cheng jalanan sangat sepi". Timpal Xiao Zhan.

"Ya kalau bernyanyi, nyanyi saja jangan sambil goyang-goyang. Aku tidak mau jatuh dari sepeda". Ujar Zhuocheng.

Xiao Zhan cemberut namun tetap menurut, ia juga tidak mau jatuh dari sepeda apalagi jalanan di desa begini berkerikil.

Untitled [ YiZhan ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang