"Duduk." Eza mempersilakan Nisa duduk.
"Kenapa?"
"Suntuk di rumah. Tante Reni bawel."
"Kayaknya Tante Reni lagi usaha deketin A Eza sama Suci deh." Seloroh Nisa.
"Apa ini teh?" Eza menggeser posisi duduknya agar merapat pada Nisa.
Ya kursi yang mereka tempati berbentuk bangku panjang saling berhadapan. Tapi tadi Eza meminta Nisa duduk satu bangku dengannya, bersampingan.
"Kalau emang iya, gimana?" Tanya Nisa.
"Aa maunya kamu bukan yang lain." Eza melingkarkan tangan kirinya melingkar di pinggang Nisa. "Kamu mau pesan apa?" Tanya Eza pelan, mencoba mengganti topik pembicaraan.
"Aku lagi pengen milkshake coklat. Ada nggak ya?!"
"Coba kita tanya." Eza pun melepaskan pelukannya itu lalu memanggil pramusaji yang standby untuk take order para tamu restoran.
"Aa ngomong ke Ibu aja ya?!"
"Jangan." Cegah Nisa, panik.
"Lho tapi cepat atau lambat juga ibu bakal tahu."
"Ibu pasti syok."
"Syok di awal dan nggak akan lama."
"Nanti ya, aku pastiin dulu Ibu siap."
"Oke." Angguk Eza, mengalah.
***
"Ini Nisa ke mana sih? Kok nggak jawab-jawab." Gerutu Angga. "Centang dua, udah dibaca juga tapi kenapa nggak balas."
Angga yang tidak sabar menunggu itu pun akhirnya memutuskan pergi ke rumah Winda untuk menemui Nisa langsung. Dan kini laki-laki itu sudah berada di depan rumah ibu sambungnya Nisa.
"Permisi, Tante. Maaf menganggu. Nisanya ada?" Tanya Angga saat Winda membukakan pintu untuk dirinya.
"Nisa nggak ada. Nisa lagi ke rumah temennya." Jawab Winda.
"Dina?" Tembak Angga.
"Iya ke rumah Dina."
"Ohh ya udah, kalau begitu saya permisi. Terima kasih Tante. Sekali lagi maaf mengganggu."
"Nggak kok." Geleng Winda sembari melepas kepergian Angga.
"Siapa?" Tanya Reni sembari menghampiri Winda ke ruang tamu.
"Itu temennya Nisa."
"Pacar?"
"Nggak tahu juga sih. Nisa nggak cerita tapi Nisa pernah liburan sama dia dan keluarganya." Cerita Winda apa adanya.
"Ohh itu mah atuh..." Reni mendadak lega. "Semoga atuh Nisa sama dia. Biar kita nggak perlu terlalu was-was Eza sama Nisa. Terus bisa lancar juga rencana kita."
"Iya."
"Coba nanti tanya Nisa. Kalau baru temen, kita ojok-ojok aja biar jadian."
"Iya."
***
"Boy, gue minta tolong bisa nggak?"
"Minta tolong apa, bro?"
"Adek lu ada yang seangkatan Nisa sama Dina kan?"
"Ya ada."
"Gue minta tolong mintain alamat rumah Dina ke adek lu. Siapa tahu adek lu tahu, atau minimal kalau seangkatan bisa kali nanya di grup alumni." Tutur Angga pada sahabatnya, Boy.
"Lu pindah haluan?" Tanya Boy.
"Apaan sih? Gue lagi mau nyusul Nisa. Orang rumahnya bilang Nisa lagi ke rumah Dina."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Jodohmu
RomanceKalau sudah jodoh, bagaimana pun ceritanya pasti akan bersatu. Tapi benarkah kamu jodohnya aku? Happy Reading ❤️