"Nis, gimana rasanya dibucinin mantan kakak tiri?"
"Lu?!?!" Nisa melotot membuat Dina terbahak.
"Bucin banget tau kayaknya A Eza sama lu." Bisik Dina kemudian.
"Masa?!"
"Iya. Gue kan semalam kebangun soalnya kebelet. Ehh gue liat A Eza lagi narik selimut lu lebih tinggi, biar lu nggak kedinginan abis itu dia tidur lagi. Tapi tiap lu lasak, dia langsung bangun mastiin lu kenapa. Duuuh so sweet banget. Gue jamin rumah tangga lu sama A Eza bakal adem ayem kalau ngeliat dari sikap A Eza ke lu gitu." Papar Dina panjang lebar.
"Ayo sarapan dulu." Seru Eza dari arah pintu masuk.
"Lha... Ini gimana judulnya ya?! Tamu traktir tuan rumah dari semalam." Seloroh Dina.
"Nggak apa-apa. Anggap aja tanda terima kasih tamu karena udah ditampung tidur semalam." Kelakar Eza.
"A Eza bisa aja." Dina nyengir.
"Makan yuk?!" Ajak Eza pada Nisa.
"Iya ayo." Angguk Nisa sembari beranjak ke ruang makan mengikuti langkah sang tuan rumah.
"Enak nggak?" Tanya Eza sembari menatap Nisa.
"Enak."
"Kenapa makannya males-malesan gitu atuh?" Eza kembali bertanya dengan nada sedikit khawatir.
"Bawel." Umpat Nisa pelan. "Ayo A Eza juga makan." Ujarnya kemudian, Eza tersenyum tipis sembari mengangguk lalu kembali menyantap sarapannya.
"Nis, langsung ke Bandung?" Tanya Dina sesaat setelah mereka selesai sarapan.
"Iya."
"Kapan pulang lagi?"
"Belum tahu. Pengennya sih tiap minggu tapi ribet juga ya?!"
"Ribet kenapa?"
"Ribet di urusan dompet."
"Lu?!" Dina geleng-geleng kepala mendengar jawaban sahabatnya itu.
***
"Win, Eza sama Nisa belum pulang?" Tanya Reni ketika mereka berdua tengah menyiapkan sarapan di dapur.
"Belum, mungkin sebentar lagi. Soalnya mereka juga harus kembali ke tempat mereka masing-masing kan??"
"Kayaknya jadi pacar Eza itu harus siap nerima Nisa ya. Nisa tergantung banget soalnya ke Eza. Masa nginep di rumah temen aja ditemenin kakak." Seloroh Reni.
Hah Eza nemenin Nisa nginep? Kok feeling aku nggak enak ya?! Batin Suci. Sesayang-sayangnya kakak ke adik, masa sih nginep aja ditemenin.
***
"Din, kita pamit ya?!"
"Ya sepi lagi deh rumah. Mana lu ke Bandung."
"Lu cari kerja di Bandung aja. Terus tinggal di apartemen gue. Gimana?"
"Ide bagus. Gue mau mulai hunting kerjaan baru di Bandung kalau gitu."
"Good."
"Tapi abis itu lu bantu bujuk bokap sama nyokap gue buat izinin gue pindah." Pinta Dina.
"Nggak janji sih kalau itu." Nisa meringis.
"Ahh lu."
"Yuk, Nis." Ajak Eza yang sudah selesai memanaskan mesin mobil.
"Ayo." Sahut Nisa.
"Din, makasih ya." Ucap Eza.
"Aku yang makasih, A." Sahut Dina. "Makasih udah ditemenin, makasih udah ditraktir makan enak dari semalam. Sering-sering ya." Cengir Dina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Jodohmu
RomanceKalau sudah jodoh, bagaimana pun ceritanya pasti akan bersatu. Tapi benarkah kamu jodohnya aku? Happy Reading ❤️