AJ-36

74 12 10
                                    

Sudut bibir Angga terangkat sesaat setelah selesai menerima telepon dari Eza. Ia ingat betul bagaimana arogannya Eza saat memperingatkan ia untuk tidak dekat dan berharap pada Nisa. Tapi malam ini Eza akhirnya setuju atas usulannya.

Sedang di tempat lain Eza tengah mengusap wajahnya dengan kegundahan luar biasa. Ada ketakutan yang ia rasakan namun ia tidak bisa berbuat banyak.

Angga pun tidak menyia-nyiakan waktu. Ia segera melakukan persiapan. Bukan, bukan acara pertunangan biasa di mana diadakan hanya rumah, dengan backdrop ala kadarnya dengan budget minimalis. Tapi acara pertunangan di sebuah ballroom hotel dan ditangani oleh Sukabumi Party Planner asuhan Dhani dan Cinta.

"Ga...." Nisa speechless saat tahu progres rencana Angga.

"Apa?" Tanya Angga yang merasa senang Nisa menghubunginya sore ini.

"Kamu bikin acara apa?"

"Acara? Maksudnya?"

"Kamu bikin acara pertunangan di hotel Sukabumi?" Tanya Nisa yang mengetahui kabar tersebut dari Winda.

"Iya."

"Hah?!"

"Kenapa?"

"Duuh, Ga. Ini kan cuma... Sayang aja kalau sampai..." Kalimat Nisa tidak utuh, selalu menggantung di kalimat yang memang harus disembunyikan itu.

"Nggak apa-apa, biar meyakinkan. Soalnya kalau biasa-biasa aja tanpa ada budget, orang juga masih bisa nuduh. Tapi kalau acaranya gede, keliatan butuh budget banyak kayaknya orang bakal mikir dua kali buat nuduh itu pertunangan pura-pura." Papar Angga.

"Tapi..."

"Udah, nggak apa-apa. Udah beres kok. Tinggal nunggu hari H." Pungkas Angga yang membuat Nisa menarik nafas dalam-dalam.

***

"Apa-apaan tuh?" Sewot Eza yang ditelepon Winda. Setelah mengabari pada Nisa, Winda pun memutuskan mengabari Eza. Meski ia tahu seperti apa nanti reaksi putranya itu.

"A..."

"Definisi dikasih hati minta jantung tuh ya kayak begini ini. Orang model begini." Nada bicara Eza mulai meninggi.

"Tapi cuma pura-pura." Tekan Winda yang ingat kesepakatan awal dengan Angga saat Angga mengajukan usul.

"Pura-pura dari segi mananya?! Jelas sewa gedung, pesan katering, bayar jasa EO nya itu pakai uang." Winda menelan saliva. Sama seperti Nisa dan juga Eza, ia merasa acara pertunangan yang digelar Angga terlalu berlebihan untuk seukuran pura-pura.

Sebenarnya dia siapa? Batin Eza saat merasa jika acara yang akan digelar itu menghabiskan dana yang tidak sedikit.

Karena terus memikirkan tentang dirinya, Nisa dan Angga. Terlebih acara sandiwara pertunangan Nisa dan Angga di depan mata, kesehatan Eza menurun. Ia jatuh sakit.

"A, pulang ke Sukabumi kan?!" Tanya Winda memastikan.

"Eza sakit, Bu."

"Sakit apa?"

"Demam."

"Ya ampun." Winda tiba-tiba merasa sedih. Ia tahu bagaimana perasaan Eza saat ini. Terlebih ia tahu seberapa besar rasa sayang Eza pada Nisa.

Nisa yang mengetahui suaminya sakit, segera menuju ke Jakarta. Eza sungguh tidak menyangka Nisa nekat menemuinya. Padahal selama ini ia bersikeras menjaga jarak jika di luar rumah Winda.

"Udah minum obat?" Tanya Nisa cemas.

"Udah."

"Ya udah ayo istirahat." Nisa meraih jemari Eza dan menuntunnya ke atas tempat tidur.

Aku Jodohmu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang