AJ-24

93 13 8
                                    

"Bu...." Lirih Sri khawatir.

"Nggak apa-apa, doain aja semoga kita segera dapat pertner baru ya?!" Sahut Winda yang memang sudah menduga hal ini akan terjadi.

Tiga investor di usaha kulinernya ini merupakan sahabat karib yang sama-sama bekerja di sebuah instansi pemerintahan. Jika yang satu keluar dengan alasan yang ia kemukan pada Winda secara private, Winda paham. Dan Winda sudah bisa menebak bagaimana kelanjutannya dengan yang lain.

Jika di depan Sri juga karyawan lainnya Winda tampak tenang, sebenarnya itu hanya sebuah kepura-puraan. Maklum dengan hengkangnya tiga investor itu membuat Winda otomatis harus menyerahkan saham yang mereka tanam. Dan saat ini ia tidak memiliki cukup dana untuk mengembalikan dengan cepat kepada semuanya. Maklum, usaha resto ala Jepang yang baru mereka buka belum sampai di titik return of investment (ROI).

"Win...." Sapa Reni saat teleponnya pada Winda terhubung.

"Hmmm..."

"Kenapa?"

"Nggak."

"Kamu sakit?" Tanya Reni yang merasa mendengar suara Winda berbeda dari biasanya.

"Iya lagi nggak enak badan."

"Duuh kamu... Udah berobat belum?"

"Ahh cuma pusing biasa."

"Ehh itu kamu di rumah atau di kantor?"

"Di rumah. Hari ini aku nggak ngantor dulu."

"Kalau aku sama Suci mampir, ganggu nggak nih kira-kira?"

"Kamu ada di Sukabumi?" Winda balik bertanya.

"Iya. Ada perlu."

"Ohh ya udah sini."

"Bener nih nggak apa-apa?"

"Bener. Sini aja."

"Oke, kurang lebih satu jam lagi kita sampai."

"Iya."

***

"Sayangnya Aa udah pulang kerja?" Tanya Eza melalui sambungan video call.

"Lebay ihh." Cibir Nisa.

"Lebay ke pacar boleh kali?!"

"Aku ini baru keluar lift, lagi jalan menuju unit." Eza tersenyum lebar mendengar ucapan Nisa. "A Eza itu masih di kantor?" Tanya Nisa kemudian saat menyadari latar belakang Eza masih ruang kerja.

"Iya, baru beres meeting."

"Ohh...."

"Nis, weekend besok Aa ke situ."

"Lho nggak ke Sukabumi?"

"Ke Bandung dulu aja ahh."

"Ehh kasian Ibu. Masa iya nggak ditengokin."

"Kalau Aa ke Sukabumi, Aa nggak bisa ketemu kamu atuh."

"Aku besok pulang. Mau ketemu Ibu." Putus Nisa mengambil jalan tengah.

"Bener?"

"Iya."

"Ya udah kalau gitu Aa jemput."

"Nggak usah A Eza. Ketemu di Sukabumi aja."

"Ohh oke kalau gitu. Tapi kamu naik apa?"

"Gampang. Bisa naik bus atau travel kan?!"

"Hati-hati." Pesan Eza.

"Iya."

"Miss you, Cantik."

"Miss you too..."

Aku Jodohmu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang