"Nis, kenapa?" Tanya Angga yang baru kembali dari toilet sembari menghampiri Nisa.
"Hmmm... Aku mau beli snack itu dulu." Tunjuk Nisa ke salah satu rak. "Ehh ini hp kamu." Nisa menyerahkan ponsel Angga kemudian berlalu.
"Ohh iya." Angga cepat-cepat menerima ponselnya itu. "Beli snack apaan?" Tanyanya mengalihkan saat Nisa sudah mengambil satu kemasan makanan ringan.
"Nih, baru kayaknya ya. Baru liat." Sahut Nisa sembari memperlihatkan snack yang kini ada di tangannya.
"Kayaknya sih." Angguk Angga. "Sini." Angga merebut snack tersebut dari tangan Nisa.
"Ehh..."
"Kan aku bilang, aku yang traktir." Ujar Angga yang langsung berjalan memuju kasir.
Sembari membayar Angga mencoba mengintip layar ponsel. Jantungnya berdebar saat tahu ada pesan yang masuk. Mampus, batinnya.
Akan tetapi senyumnya malah mengembang di detik lain saat tahu yang mengirimi pesan adalah Ida bukan tangan kanannya.
Mama cerdas nih, tau aja momen kirim pesan yang pas. Nisa baca potongan pesannya nggak ya tadi? Semoga baca. Harapnya.
Angga kembali dengan makanan ringan yang dipilih Nisa, tidak lupa ia juga membeli beberapa jenis coklat untuk Nisa.
"Beli coklat banyak amat?"
"Kan buat kita berdua."
"Aku lagi nggak makan coklat."
"Kenapa?"
"Takut jerawatan."
"Yaa dikira masih gila coklat kayak dulu."
"Nggak."
Mereka terus berbincang dari yang berbobot hingga perbincangan ringan. Sampai akhirnya Nisa menguap, Angga pun mengajak Nisa beranjak.
"Kamu nginep di mana?" Tanya Nisa saat mereka keluar dari mini market tersebut.
"Di sini juga."
"Hah?!"
"Tenang, aku nggak bakal minta numpang tidur di unit kamu. Aku tadi booking online dan Alhamdulillah ternyata dapat unit di apartemen ini juga."
"Ohh...."
"Kamu tower berapa?" Tanya Angga.
"C. Kamu?"
"Yaa... aku E."
"Berarti kita pisah di sini. Aku naik lift ini, kamu itu." Ujar Nisa yang diangguki Angga.
"Iya. Selamat istirahat, Nis. Mimpi indah ya. Makasih udah mau nemenin aku."
"Iya."
***
"Nis, kenapa lu jadi tertutup gini sama gue sih? Biasanya ada hal kecil pun lu cerita ke gue sekarang kok....."
"Ada apa?" Potong Nisa bingung.
"Lu baik-baik aja kan saat ini?"
"Baik."
"Syukurlah tapi kalau lu butuh temen cerita, gue selalu ada seperti biasa ya."
"Iya."
"Gue tahu lu pasti kuat."
"Lu lagi bahas apa?"
"Soal hidup lu yang lu sembunyikan dari gue. Nggak tau deh alasannya apa. Dari senengnya sampai sedihnya lu tutupin. Pantes belakangan ini lu keliat beda."
"Heh?!"
"Kenapa atuh Neng nikah pas lagi kontrak?! Emang nggak bisa nunggu sampai selesai."
"Dina?!" Nisa tersentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Jodohmu
RomanceKalau sudah jodoh, bagaimana pun ceritanya pasti akan bersatu. Tapi benarkah kamu jodohnya aku? Happy Reading ❤️