AJ-37

57 10 3
                                    

"Kenapa?" Tanya Eza saat ia merasakan pergerakan Nisa yang hendak beranjak bangun.

"Udah pagi." Cicit Nisa.

"Terus?"

"Aku harus ke Sukabumi."

"Mau ngapain?" Tanya Eza.

A Eza lupa atau pura-pura lupa sih? Duh gimana kalau A Eza berubah pikiran. Mana Angga bikin acara gede-gedean. Semua orang Asia Bank diundang segala. Kalau sampai gagal, bisa ambyar... Batin Nisa.

"Hari ini kita kan mau main teater." Jawab Nisa.

"Main teater?"

"Iya drama musikal."

"Cuma drama kan?" Tanya Eza dengan tatap lurus ke bola mata Nisa.

"Yaiya atuh."

"Kamu tetep punya Aa kan?" Cerca Eza.

"Iya." Angguk Nisa mantap.

"Maafin Aa ya." Ucap Eza tiba-tiba. "Ibu kayaknya bener. Andai aku nggak gegabah, andai aku nggak buru-buru. Nggak perlu ada Angga di antara kita." Sesal Eza.

"Emang nggak ada. Dia cuma kasih bantuan doang kok. Percaya sama aku." Tekan Nisa.

"Iya."

"Ya udah aku siap-siap dulu."

"Bareng." Sahut Eza cepat.

"A Eza mau ke Sukabumi juga?"

"Yang disorot kita kan kata ibu juga. Jadi aku harus datang. Biar dramanya semakin meyakinkan." Ujar Eza dengan seulas senyum membuat Nisa juga tersenyum.

"Makasih A Eza." Ucap Nisa sembari memeluk Eza erat tidak lupa ia kecup pipi kiri dan kanan suaminya itu. Senyum Eza semakin mengembang.

***

Angga menarik nafas dalam-dalam. Mencoba menetralkan suasana hati dirinya. Sampai pagi ini Nisa belum juga bisa dihubungi.

Angga baru saja hendak melakukan sesuatu saat tiba-tiba masuk pesan dari orang yang semenjak kemarin ia cari.

Nisa
Ga, maaf baru respon. Aku ke tempat acara jam berapa nanti?

Senyum Angga melebar. Segera ia mengetikkan pesan balasan untuk Nisa.

Angga
Aku jemput.

Nisa
Nggak usah. Ketemu di tempat acara aja.

Angga
Ok. Jam satu ya.

Nisa
Jam satu? Bukannya acaranya sore ya?

Angga
Iya, persiapan.

Hah? Maksudnya perlu ada gladi resik gitu? Tapi ya sudahlah. Bagus juga kalau emang ada. Biar klop, nggak ada yang miss, batin Nisa.

Nisa
Oke

"Duuuh anak Mama yang bentar lagi mau jadi tunangan orang." Goda Ida pada Angga yang tengah memakai jas.

"Apa sih, Ma?" Protes Angga, salah tingkah.

"A, ingat ya baru tunangan. Tetep harus jaga jarak. Baru boleh deketan tetep aja nanti kalau udah akad. Makanya jujur Papa kurang sreg kamu tunangan gini. Kenapa coba nggak langsung nikah aja?!" Kembali Alam mempermasalahkan keputusan Angga yang tetap ngotot melangsungkan acara pertunangan ini.

"Angga juga maunya langsung gas ke KUA. Tapi kan Nisa masih kontrak Ma, Pa." Sahut Angga.

"Ya udah beres kontrak gas ke KUA." Pungkas Alam.

Aku Jodohmu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang