Angga siuman. Semenjak dijenguk Nisa, kesehatannya berangsur membaik. Alam dan Ida tersenyum lega tentunya. Terlebih saat Angga dipindah ke ruang perawatan biasa.
"Syok gue denger lu kecelakan. Adu banteng. Kok bisa?" Tanya Feri saat menjenguk Angga siang ini.
"Lagi apes aja."
"Dasar. Ehh by the way kalau sodara lu, siapa tuh.... Nisa ya Nisa. Dia married diem-diem?!" Tanya Feri tiba-tiba.
"Hah?! Nikah? Sama siapa? Dapat kabar dari mana lu??"
"Ada lah yang ngomong. Sampai-sampai dia mau disidang tuh dan kalau sampai terbukti, dia mau dipecat. Selain dipecat, dia juga harus bayar pinalti yang lumayan gede karena melanggar aturan." Terang Feri.
"Nisa nikah?!" Angga bergumam. Feri mengangguk. "Gue nggak tau." Lirihnya sangat pelan.
"Ada yang liat Nisa intens sama cowok masalahnya dan kabar burungnya udah nikah diam-diam. Nih gue ada kok foto pas mereka lagi jalan berdua."
"Mana... Mana...?!" Tanya Angga cepat.
"Ini." Feri memperlihatkan foto yang ia dapat dari grup para petinggi perusahaan.
"Yaelah ini sih kakaknya, bukan suaminya." Kekeh Angga tiba-tiba setelah melihat foto Nisa dan Eza.
"Hah?!"
"Iya itu kakaknya Nisa."
"Sodara lu juga?"
"Sebenernya Nisa bukan sodara gue. Gue ngasal aja waktu itu biar lu bantu gue."
"Terus dia siapa? Jangan-jangan...." Feri tersenyum menggoda.
"Doain aja." Sahut Angga yang membuat senyum Feri semakin lebar. "Kalau dia gitunya sama gue, baru cocok dicurigai. Ini mah kakak adik, Bro."
"Kalau gitu gue coba bantu konfirmasi, Senin besok katanya dia mau di sidang di Bandung."
"Hah?! Disidang?"
"Iya."
"Bisa nggak gue bantu jelasin ke pihak Asia Bank. Takutnya Nisa..."
"Nanti gue coba fasilitasi."
"Thanks, Bro. Kasian soalnya."
"Kasian apa lagi cari perhatian?!" Skakmat Feri.
"Keduanya boleh kali?!" Cengir Angga.
"Boleh, buat lu apa sih yang nggak boleh." Mereka pun tergelak bersama.
***
Benar saja hari ini Nisa tiba-tiba dipanggil dan disidang. Nisa bak orang pesakitan duduk di sebuah kursi di hadapan dewan direksi juga komisaris, tidak lupa jajaran audit. Seolah ia penjahat kelas kakap yang tengah diadili.
"Bener kamu udah nikah?"
"Tahu kan konsekuensinya yang melanggar aturan."
"Kamu itu belum boleh menikah selama terikat kontrak."
Kalimat demi kalimat berlomba terlontar dari mulut mereka. Yang mana di telinga Nisa terdengar tanpa jeda sama sekali. Mendadak Nisa merasa panas dingin, gemetar dan ingin menangis karena merasa tengah tertangkap basah melakukan kesalahan.
Foto-foto Nisa dan Eza yang entah dari mana diperlihatkan melalui in focus. Nisa susah payah menelan salivanya sendiri. Gimana ini? Batinnya.
"Nisa?" Suara Hartanto menggelegar. Nisa tersentak tapi kemudian ia menggeleng lemah. Bibirnya terkunci. "Dia siapa?" Selidiknya.
"Dia... Dia...." Nisa terbata. Matanya sudah berkaca-kaca saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Jodohmu
Storie d'amoreKalau sudah jodoh, bagaimana pun ceritanya pasti akan bersatu. Tapi benarkah kamu jodohnya aku? Happy Reading ❤️