saat dia mempunyai Abipraya,
Samasta lah yang mengabulkannya.
dunia itu Asmaraloka.
dia hanya ingin,dia tidak sendirian.
karena di ujung Anagata, pasti ada banyak Harsa.
_______________________________
maaf ya, kalau semisal namanya sama.
atau mung...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi ini begitu cerah, awan putih menghiasi bentangan langit. burung-burung berkicau, seolah tengah berbincang ria.
para manusia berpakaian sama terlihat berlalu lalang. wajah mereka berseri-seri, seperti tak merasakan sakit sama sekali.
ceklek'
"tuan muda kecil. apa Kiel ingin sesuatu? atau mau ke kamar mandi? ayo bibi bantu"
Kiel menggeleng dan tersenyum lembut. oh tuhan.. lihatlah betapa indahnya ciptaanmu ini. wajahnya yang putih bersih di terpa cahaya matahari pagi, sungguh cantik.
bi sari berdiri di sisi kanan ranjang tempat Kiel berbaring.
"bibi~ Kiel ingin pangku.."
"hoho.. apakah bayi kecil nyonya Elena ini mulai manja?" goda bi sari sambil mengangkat tubuh Kiel perlahan di atas pangkuannya.
"bibi~"
"hahaha.. baiklah baiklah, maafkan bibi. apakah ada yang membuat Kiel tidak nyaman?"
Kiel menggeleng sebagai jawaban.
di atas pangkuan bi sari,Kiel hanya diam memandang keluar jendela. melihat burung beterbangan mencari makan dan pepohonan rimbun yang bergoyang.
memang Jason dan Hilter tidak mengizinkan belakang rumah sakit aset mereka di bangun apapun. tak lain tujuannya untuk para pasien agar lebih tenang dan nyaman. terutama keluarga Alexander sendiri jika dirawat di sana.
ceklek'
"Kiel.. apa Oma boleh masuk?"
Kiel yang mendengar suara yang sangat ia kenali pun menoleh, senyumnya langsung merekah, melihat keluarga besarnya datang menjenguknya. ada semua sepupunya, paman dan para bibinya juga datang.
"sayang, apakah masih ada yang sakit? atau ingin sesuatu? mami bawakan Kiel hadiah loh.."
Kiel tersenyum menatap Livie. Kiel mengangguk dan merentangkan tangannya.
"sayang.. bayi kecil mami.." Livie mengangkat Kiel hati-hati,ia mendekap Kiel sayang, dan membawanya ke dekat balkon yang terbuka. Kiel yang nyaman malah mendusel ke leher Livie.
"Kiel, apakah Kiel bosan? nanti jika Kiel ingin bermain,ajak bang Kenzo ya! Abang bawakan lego terbaru yang baru keluar" ucap Kenzo modus, tadi dia menyusul Kiel dan maminya ke balkon meninggalkan yang lain yang memilih duduk di sofa. dia pikir, pasti membosankan bergabung dengan orang-orang monoton itu.
"sari apakah kondisi Kiel sudah stabil?" tanya Livie pada bi sari yang ada di belakangnya membenarkan letak infus Kiel.
"sudah nyonya, tapi kata tuan Hilter, tidak boleh pulang dulu karena gangguan pada paru-parunya masih harus benar-benar di awasi"
"huhh.. kasihan bayi kecil ini.. tangannya sampai bengkak seperti ini karena terlalu lama tertancap jarum. pasti menyakitkan" ujar Livie sedih,sambil mengusap punggung tangan Kiel lembut.bahkan nasal canula masih setia di hidung Kiel.