Bab 2 - Galau

47 3 6
                                    

Aku membuat grup WhatsApp khusus cewek-cewek dari seluruh kelas 10 di SMA Mutiara Taqwa. Berarti terhitung ada 6 kelas, karena tiap jurusan ada 3 kelas. Dan masing masing kelas isinya kurang lebih 20 orang.

Grup aku kunci sampai semuanya sudah masuk. Tapi saat aku membukanya, BOM!! Semua orang berlomba-lomba memulai percakapan. Satu hal yang bikin aku kaget, ternyata yang mereka bicarakan itu cowok.

Ya harusnya tidak kaget sih, itu kan kebiasaan mayoritas cewek-cewek. Tapi aku hanya menjadi silent reader, tidak mau ikut campur.

Ehh kalian udah tahu Akhtar?

Yang keturunan Arab itu? Tahu lahh

Dia cowok paling ganteng yang pernah gue kenal

Iyalah anak IPS gituuu banyak cogan, emang lo anak IPA!

Lah ternyata Atar IPS? Aku pikir sekelas dengan Habiba, mau aku jodohin soalnya. Hahaha.

Tapi Fath lebih ganteng sih menurutku

Hahh?? Buat apa Rayya ngomong begitu? Apa jangan-jangan dia juga suka?

Iyaa sih, aku jadi bingung mau pilih yang mana

Halah, perasan si Fathir biasa aja mukanya, malahan burik menurut gue

Buset.

Dih, ganteng gitu dibilang burik? Ngaca Lo!

Lah emang bener kan? Dia tuh burik.

Diam-diam ini orang ingin kulempar sendal.

Ya intinya mayoritas bilangnya Fathir burik, sementara Akhtar guyss!! Dia itu pangeran!!

WOII, BURIK DARIMANA?!? Menurutku malah dia lebih ganteng daripada Atar!

Tapi guys, Fathir ini hafidz setahu aku

Atar juga hafidz tau! Dia ngga kalah keren dari Fathir! Bahkan dia udah berkali kali ke Mekkah-Madinah.

Bener guys, Akhtar jauh lebih keren daripada Fathir!

Ya terserah mereka sih, mau suka ke siapapun, tapi eh tapi, aku merasa tidak terima Fathir dibilang BURIK.

Fathir orang miskin, sedangkan Atar salah satu orang terkaya di Indonesia

HAH? SIAPA YANG NGOMONG BEGITU? JAHAT SEKALI!!

Hampir aku membanting HP, tapi sayang HP satu satunya.

Fathir juga anak yatim

SUDAH CUKUP!!

DIA PUNYA SALAH APA SAMA LO SAMPAI LO BILANG KALIMAT YANG BIKIN GUE JIJIK

Grup hening.

Gawat. Aku kehilangan kendali.

Segera ku hapus kembali pesan tadi, meskipun sudah banyak yang baca. Dalam hati aku panik, takut, takut mereka bilang-bilang ke orangnya langsung!

"Kak"

Aku menoleh, itu adikku, namanya Amel. Dia baru menginjak kelas 8 SMP, masih kecil begitu tangannya sudah terampil meracik make up untuk ditaburkan ke wajahnya!

"Kok nangis? Baru diputusin pacar ya?" Dia meledek. Refleks aku mengusap wajah dan ternyata benar, aku tak sadar sudah menangis. Aku melotot.

"APAAN SIH!! KAN UDAH KAKAK BILANG, MASUK KAMAR TUH KETOK PINTU DULU, PAHAM NGGA?!?" hardikku sambil melempar bantal. Dia malah tertawa.

FATHULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang