Aku duduk dengan perasaan campur aduk. Antara masih tidak percaya, senang, sekaligus takut. Takutnya, yaitu aku takut jika aku belum menjadi istri yang baik.
Arghhh, jangan overthinking Lili!
"Sayang"
Aku menitikkan air mata, dia mengusap ubun-ubun kepalaku dengan lembut, dengan tangan bergetar. Kemudian kedua tangannya memegang pundakku, dekat, dekat... Dan dia memelukku.
Aku menunduk ketika pelukan itu semakin erat, hatiku dan hatinya bertemu, menciptakan getaran di seluruh tubuhku, ahhh sungguh getaran yang indah.
Ketika sebuah hubungan sudah dikatakan halal, bagaimana bisa aku tidak tersenyum? Mengingatnya saja sudah membuat pipiku merah merona.
Dia mencium keningku, kemudian aku membalasnya dengan mencium kedua tangannya, aku berkata padanya.
"Aku akan menjadi istri yang baik untukmu"
Dia menjawab, "Aku juga akan menjadi suami yang baik untukmu"
Ya allah.. Terima kasih! Hari ini benar-benar hari yang indah! Yang tidak akan kulupakan selamanya!
***
"Kak, bangun"
Aku menggeliat, mengucek mata, dan bangkit dari tempat tidur dengan mata yang masih mengantuk. Ternyata sudah jam 5 subuh, tumben Amel membangunkanku dengan lembut? Haha.
"Telat ya sholatnya, keasyikan mimpi" ledek Amel sambil berlalu keluar. Aku tertawa kecil.
Kuambil handuk dan bergegas pergi ke kamar mandi, namun saat sudah di depan pintu kamar mandi tiba-tiba aku teringat...
"Kenapa balik lagi?" tanya Bunda
"Bunda liat mas Fathir ngga? Dia sholat di masjid kan ya?"
Bunda menautkan kedua alisnya, "Fathir siapa?"
Sekarang aku yang bingung, "Suamiku, masa Bunda gatau?"
Amel yang tiba-tiba datang langsung membuka mulutnya lebar.
"Jangan nge prank deh, Bun. Aku mau nyiapin kopi dulu buat mas Fathir" kataku sambil berbalik badan setelah bingung karena melihat reaksi mereka.
"Kak, sejak kapan kamu menikah?"
***
Ya Allah...
Kenapa mimpiku...
Terasa nyata...
Hingga tak sadar aku tersenyum saat bangun tidur...
Hingga tak sadar bahwa aku belum menikah...Ya Allah...
Jika mimpi ini karena diriku yang terus memikirkannya, jauhkanlah dia dariku...
Dan buatlah aku mendekat hanya kepadamu...Ya Allah...
Kenapa mimpi itu tidak lenyap begitu saja?
Kenapa malah menempel di otakkuAhhh....
Meskipun rasanya hangat
Tapi aku percaya bahwa dia tak mungkin betulan menikah denganku
Boleh kan aku optimis seperti itu?"Li"
"Kok nangis?"
Aku menoleh dan refleks mengusap mata, sekarang masih musim hujan, teduh sekali rasanya. Sebagian orang menyukai hujan, termasuk aku, sebagian yang lain malah membencinya. Bagiku hujan ibarat terapi, hujan adalah waktu yang tepat untuk mengeluarkan emosi negatif yang telah lama ditimbun, hujan adalah bentuk kasih sayang Allah pada umatnya.
"Aku ke toilet dulu, Ray"
Jika ada yang mengaitkan hujan dengan galau, aku membenarkan itu. Entah kenapa, hujan selalu membawa pikiranku jauh kedepan, kesamping, keatas dan kebelakang. Melihat seluruh dunia dari segala sisi. Menjelajahi setiap manusia yang pernah aku temui. Dalam sekali.
![](https://img.wattpad.com/cover/359758947-288-k977697.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FATHUL
SpiritualAku pernah berpikir, apakah aku pantas mendapatkannya? Apakah dia lauhul mahfudz-ku? Pantaskah orang sepertiku bersanding dengannya? Genre: Spiritual, Romance, Chicklit, Young Adult ----------- Note: °Ini karya pertamaku, kritik dan saran dipersi...