Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Eeghh ... "
Virdan mengangkat kepalanya begitu mendengar lenguhan lemah dari Elisa , sontak dia tersenyum haru melihat Elisa mulai mengerjapkan mata kemudian membuka nya perlahan.
"Sayang ... kamu sudah bangun ?" Virdan mengusap kepala Elisa sementara tangan kirinya tak mau melepaskan genggamannya pada tangan wanita itu , hatinya bagai teriris melihat luka lebam dan memar di pelipis juga wajah Elisa , belum lagi tangan dan kakinya yang penuh luka gesekan di aspal yang masih terlihat merah bekas darah, meski menurut dokter luka itu tidak parah, namun tetap saja Virdan ikut merasakan sakitnya.
"Kak Virdan." Suara Elisa begitu lemah namun masih dapat didengar oleh Virdan.
"Iya sayang ... ini aku , cup." Dengan penuh perasaan Virdan mengecup keningnya , pria itu sampai menitikkan air mata saking terharunya.
"Maafkan aku kak , hiks hiks ..."
"Sst ... jangan menangis , kamu tidak salah sayang , justru akulah yang harusnya minta maaf sama kamu, hmm.." Elusan lembut Virdan pada pipinya yang basah membuat Elisa makin terisak.
"Aku sudah membuat hati kakak terluka , maafkan aku kak, hiks hiks, tapi sungguh aku tidak ada hubungan apapun dengan Sehun kak, sumpah , ak__"
"Sshhh... iya aku percaya sayang , aku percaya ... " Virdan memotong ucapan lirih Elisa , kembali mengecup lembut kening dan pipinya , sambil memberikan usapan lembut pada surai sang istri agar dia tenang.
"Aku sangat mencintaimu kak , apapun keadaanmu , aku sangat sedih dan terluka karena kakak meragukan kesetiaanku , hiks hiks.." Elisa masih sesegukan , mencurahkan perasaan nya pada sang suami.
"Ya Tuhan ... ampuni aku karena sudah membuat istriku seperti ini." sesal Virdan seraya memeluk Elisa , dia ikut terisak dengan menelusukkan wajahnya di ceruk leher wanita itu.
"Aku mencintaimu Elisa, maafkan aku ... aku sangat mencintaimu."
Keduanya menangis bersama untuk beberapa saat , sampai sebuah suara akhirnya terpaksa menghentikan tangisan mereka.
"Bundaaaa ... "
Virrel yang muncul bersama Suho dan Nara langsung berlari mendekati ranjang di mana sang bunda terbaring.