Part terakhir ini sangat panjaaaaang
Selamat membaca
Jangan lupa Vote dan komen🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔹🔹🔹🔹🔹
.
.Sejak saat itu entah mengapa Rara jadi sering berkunjung ke rumah keluarga Pak Yoga, usut punya usut ternyata itu ulah Aleena yang sengaja mengundangnya, dengan alasan butuh teman bicara, padahal ada Larissa yang tentu saja akan dengan senang hati menemani nya ngobrol atau hanya sekedar menemaninya belanja keperluan dapur, ke mall atau bahkan ke Salon, tapi Aleena malah memilih ditemani oleh Rara, yang notabene bukan siapa siapa mereka, Aleena beralasan karena dia merasa sudah sangat dekat dengan gadis itu sejak dia masih menjadi kekasih Virendra putranya, jadi tak ada salah nya kan dia kembali dekat dengannya.
🔹🔸🔹🔸
"Selamat siang tante ... " Sapa Rara suatu hari yang datang bersama mommy nya, kepada seluruh keluarga Pak Yoga yang tengah duduk santai di halaman belakang.
"aah selamat siang cantik , aah jeng Yolan , apa kabar .. makin cantik aja sih ." Sambut Aleena dengan suka cita dan langsung memberikan pelukan pada mama Rara.
"Baik jeng , jeng Alena bisa saja." Yolanda , mama Rara membalas pelukannya tak kalah hangat.
Kehadiran mereka membuat Virendra dan Vienna tidak nyaman dan tidak suka , begitu juga dengan Larissa yang tengah memangku Atha, berbeda dengan pak Yoga yang terlihat berusaha ramah dengan ikut bangun dan menyalami keduanya, meski jujur dalam hati dia juga merasa tak senang.
"Ayo silahkan duduk jeng , ayo cantik sini duduk dekat tante," Aleena mempersilahkan tamu nya duduk seraya menarik tangan Rara dan memintanya untuk duduk bersebelahan dengan dirinya, tanpa peduli dengan Larissa yang memandanginya dengan tatapan cemburu, ibu mertuanya begitu baik dan ramah pada Rara, namun tidak pada dirinya yang jelas jelas adalah menantunya.
"Ee Larissa , cepat buatkan minuman." Titah Aleena pasa Larissa, sontak membuat Virendra dan Vienna terhenyak kaget.
"Baik Mah .." Larissa berniat bangun sambil menggendong Atha namun urung karena Virendra menahan tangannya,
"Biar saja, ada Bi Ati yang buat ." Larissa jadi merasa tak enak dengan Aleena yang melotot kearahnya , Vienna tersenyum smirk sangat tipis, melihat sikap tegas Virendra.
"Bi Ati ... tolong buatkan minum untuk tamu mamah." pinta Virendra menekankan kata "TAMU MAMAH" pada bi Ati yang kebetulan lewat di serambi samping, setelah itu dia bangun dan menarik tangan Larissa untuk imut bersamanya.
"Ayo sayang kita harus bersiap siap." Larissa yang kebingungan tak mengerti harus bersiap siap untuk apa, hanya bisa bangun dan mengikuti perintah suaminya.
"Maaf Tante ... kami tinggal dulu." Pamit Virendra berusaha ramah pada kedua tamu itu, dalam hati Vienna tertawa senang, sebenarnya dia juga ingin sekali beranjak dari situ namun tak ingin membuat mamanya semakin meradang akhirnya dia memutuskan untuk tetap disitu, sedangkan Aleena sudah begitu geram dan malu dengan sikap Virendra, namun dia hanya bisa pasrah berharap Rara dan mamanya tidak tersinggung.
🔹🔸🔹🔸
"Kita mau kemana kak ?" Tanya Larissa begitu berada di dalam kamar.
"tidak ada , aku hanya ingin menghindari mereka saja." Jawab Virendra dengan santai sambil mendudukkan Atha ke dalam Baby Box nya dan memberikannya mainan padanya , Larissa sungguh tak percaya dengan jawaban yang diberikan suaminya itu.
"Kenapa harus menghindar kak ?" Tanyanya dengan nada kecewa.
"Aku hanya tak ingin kamu diperlakukan seenaknya oleh mama dihadapan mereka Sa .." Virendra bisa membaca tatapan kecewa yang di lontarkan Larissa padanya.
