Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Maurissa terhenyak dari lamunannya ketika ada dua tangan kekar memeluk pinggangnya dari belakang , dia sedikit menjengit saat pemilik tangan kekar itu menyesap kulit leher jenjangnya , dengan cepat dia menghindar dan sedikit memutar tubuhnya hingga pelukan dipinggangnya terurai paksa.
"Kamu sudah pulang ?" Tanya Maurissa dengan senyuman kaku.
"Kamu pasti melamun sayang , sampai tidak tahu kalau suami tampanmu ini sudah pulang dan masuk ke rumah." Arjuna menowel hidung bangir istrinya sambil tersenyum menggoda.
"Maaf , aku tidak dengar." ucap nya sambil menghindari bibir Arjuna yang hendak mengecup bibirnya dengan memundurkan kepalanya kebelakang , Arjuna sampai mengernyit heran.
"Aku sedang masak , tubuhku pasti bau bawang." dalih Maurissa , kemudian berbalik dan melanjutkan pekerjaan memasaknya.
Arjuna hanya bisa menghela nafas , dia tak mau memaksa istrinya , meski sebenarnya banyak pertanyaan yang muncul di benaknya , mengapa akhir-akhir ini sikap Maurissa seperti berbeda , dia menjadi lebih pendiam dan sedikit dingin juga acuh padanya , Maurissa sering kali menghindar sentuhannya meski hanya sekedar pelukan atau kecupan singkat di bibir, bahkan setiap Arjuna ingin mencumbunya dia selalu menolak dengan berjuta alasan , namun Arjuna tak ingin berburuk sangka pada istrinya , Dia tahu Maurissa sangat mencintainya begitupun sebaliknya , mungkin efek pekerjaannya di kantor yang membuat dia sering kelelahan hingga bersikap seperti itu.
Jujur Arjuna sempat terkejut karena Maurissa mengutarakan keinginannya untuk kembali bekerja di perusahaan tempat dia pernah bekerja dulu sebelum menikah dengan nya, awalnya Arjuna keberatan , Maurissa berdalih ingin cari kesibukan karena merasa jenuh berdiam diri di rumah setiap hari , hanya melakukan aktifitas yang itu-itu saja sehingga mulai terasa monoton baginya , selain itu ingin menghibur diri karena hingga detik ini mereka belum juga di karuniai seorang anak , intinya Maurissa merasa kesepian.
Sebagai dokter bedah , Arjuna lebih banyak menghabiskan waktu nya di rumah sakit , membuat kebersamaannya dengan sang istri tidak maksimal , belum lagi jika dia harus menghadiri seminar-seminar di dalam maupun di luar kota , otomatis Maurissa lebih sering dia tinggalkan sendirian di rumah.