part 3

990 48 2
                                    

Sedari tadi Renjun hanya berdiam diri di dalam kamarnya sembari menghela napas jujur Renjun sangat bosan jika dia berdiam diri di dalam kamar apalagi pintu kamar yang selalu terkunci dan itu membuat hidupnya layaknya seperti sangkar burung. Renjun hanya bisa memandangi langit di luar jendela melihat matahari yang sebentar lagi akan terbenam dan itulah kegiatan yang dia lakukan hampir seminggu ini.

"aku tidak tahu entah dosa apa yang aku lakukan hingga hidupku bisa sampai seperti ini tapi aku harap ada seseorang yang bisa menolongku untuk keluar dari tempat ini." gumamnya sedih sambil menyenderkan kepalanya di dekat jendela.


Pintu terbuka seorang pemuda tampan dengan senyum cerahnya masuk kedalam kamar sembari berjalan mendekati Renjun yang tanpa disadari Renjun seseorang itu memeluknya dari belakang.

"aku merindukanmu." Jaemin mengeratkan pelukannya dan menghirup aroma vanilla dari perpotongan leher Renjun.

tapi Renjun hanya diam saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dan yang Jaemin lakukan hanya bisa menghela napas lalu melepaskan pelukannya dari tubuh mungil istrinya dan membalikkan tubu mungil Renjun hingga keduanya saling berhadapan.

"aku minta maaf karena aku selalu menyakiti dirimu sayang, kamu tahu kenapa aku selalu berbuat kasar kepadamu karena aku tidak ingin kamu tinggalkan aku sendirian Injunie aku sangat mencintaimu dan aku sayang sama kamu Ren."

Jaemin mengecupi tangan Renjun tapi Renjun langsung melepaskan tangannya dari tangan Jaemin. Jaemin melihat kedua mata serupa rubah itu mengeluarkan air matanya.

"kenapa menangis hm." Jaemin menghapus air mata Renjun dengan lembut sedangkan Renjun masih hanya diam dan membiarkan Jaemin apa yang dia lakukan terhadap dirinya.

"kamu kenapa sayang, kenapa kamu diam saja dan tiba-tiba saja kamu menangis, apakah aku menyakitimu lagi, jika iya bilang padaku Injunie." ucapnya sendu melihat sang terkasih yang hanya diam saja.

"kamu mau apa sayang biar aku turutin."

"a..aku."

"iya kamu mau apa?" tanya Jaemin lembut sembari mengelus wajah gembil Renjun.

Renjun dengan susah payah menelan salivanya dan mulai membuka mulutnya untuk berbicara kepada Jaemin apa yang dia inginkan.

"ceraikan aku."

Setelah mendengar ucapan Renjun. Jaemin yang awalnya bersikap lembut kepada Renjun langsung berubah menatap tajam ke arah Renjun dengan tatapan yang sangat menusuk itu.

"aku tidak akan menceraikan kamu Huang Renjun dan apakah kamu ingin aku hukum biar kamu jerah untuk mengatakan hal itu hm."

Renjun yang mulai ketakutan melihat tatapan Jaemin yang sangat mengerikan menurutnya namun Renjun harus bisa memberanikan dirinya agar Jaemin tidak bisa semena-mena melakukan hal buruk terhadapnya.

"aku bilang aku ingin kita cerai Na Jaemin!!!." teriaknya di depan Jaemin. Jaemin yang mendengar suara teriakkan itu, dia langsung tertawa.

"hahahaha apa kamu ingin cerai sama aku hahahaha emangnya kamu bisa lepas dariku sayang hahahaha tidak akan kau tahu itu." tekannya tapi Renjun tidak peduli dengan tatapan tajam itu dia langsung mendekati Jaemin tanpa ada rasa ketakutan lagi darinya.

"baiklah jika kamu tidak mau menceraikan diriku, maka jangan salahkan aku untuk menyakiti diriku sendiri."


Renjun langsung mengambil pisau buah yang ada di nakas dan mengarahkan pisau itu tepat pada lehernya.

"Renjun apa yang kau lakukan!." bentaknya tapi Renjun tidak peduli dia yang sudah menyerah akan hidupnya terlebih lagi Jaemin yang selalu mengekang dirinya dan memperlakukan dirinya dengan sesuka hatinya, dia lebih baik memilih menyakiti dirinya sendiri dari pada harus tertekan batin hidup bersama dengan suaminya.

Sinister's 🔞🔞 { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang