Para Exorcist melakukan giliran jaga dalam melakukan tugasnya. Dari jam 8 sampai jam 1 malam, kamar itu dijaga oleh Niel, Eye, dan Raymond. Lalu pada jam 1 hingga matahari terbit Garfield, Alya, dan T yang akan menjaganya. Namun, malam itu T tidak bisa tidur, karena selain T sudah tidur selama 20 jam sebelumnya, dia juga masih mengalami syok akibat berpindah dunia.
"Dunia ini cukup normal, hampir sama seperti bumi. Tapi, tetap saja aneh," gumamnya sambil duduk di sofa. Profesor John, Garfield, dan Alya masih terlelap di ranjang mereka, lagi pula saat ini baru jam 11 malam. Padahal T ingin bertanya banyak kepada mereka.
"Lebih baik aku bertanya kepada yang lain," ujarnya sambil bangkit dari sofa dan menuju lantai dua. Malam itu tidaklah terlalu gelap karena sebagian lampu dinyalakan. T menyusuri tangga dan merasakan dinginnya udara malam. Laki-laki 20 tahun itu membuka pintu kamar Taira dan masuk.
"T? Apa kau sudah tidur?" tanya Raymond yang saat itu sedang duduk di lantai bersama dengan Niel dan Eye. Mereka menghabiskan waktu dengan bermain kartu. Sementara itu, Taira sedang tidur pulas.
T menggelengkan kepala. "Aku tidak bisa tidur," ujarnya sambil bergabung dengan mereka.
"Tidak apa, adik. Saat-saat menangani kasus memang menegangkan. Apalagi saat seperti ini, bisa jadi mengganggu ketenangan," ujar Eye mencoba menghibur.
"Yang penting jaga dirimu agar tidak kelelahan. Kau ingat bukan? Menolong orang yang terkena masalah seperti ini akan menguras tenaga kita?" tambah Niel sambil meminum segelas air putih.
Mengingat tentang exorcism, T mengingat kalau ketiga orang ini memiliki kekuatan berbeda, tentunya mereka memiliki peran masing-masing. Niel yang bertubuh besar memiliki tenaga dua kali lipat dibandingkan orang dewasa. Raymond bisa melakukan pemurnian atau pengusiran roh jahat. Lalu Eye, wanita ini bisa melakukan Spirit-Sight--melihat makhluk tak kasat mata.
"Eye, apakah kau sudah merasakan sesuatu?" tanya T penasaran.
"Belum, adik. Aku belum merasakan apa pun. Jika aku melihatnya, sudah pasti aku akan memberitahu kalian," balasnya singkat.
T mencoba menengok ke Taira, dia ingin melihat aura yang terpancar dari anak itu. Sebuah warna gelap masih terpancar darinya, tetapi tidak pekat. Hanya lebih tenang. Bisa dikatakan anak itu memang masih tidur, hanya saja masih dalam pengaruh sihir dari makhluk yang mengganggunya.
Namun, itu belum terlalu penting sekarang. Saat ini T perlu mencari tahu tentang dunia ini dan cara untuk pulang. Dia pun tanpa basa basi langsung mengetuk pundak Raymond.
"Ray, aku memiliki sedikit masalah di sini," ucap T membuka pembicaraan.
"Hm? Masalah apa?"
"Kalian adalah orang yang pertama mengetahui ini, tetapi aku tidak ingat dengan dunia ini," ujar T secara gamblang.
Sontak saja ketiga temannya mengerutkan alisnya. "Hah? Kau bicara apa, sih?" Niel terheran-heran.
"Mungkin ini terdengar aneh, tetapi aku bukan berasal dari dunia ini. Namaku Mohammed Avdol Malik, aku dari sebuah negara bernama Maroko, aku mengikuti sebuah penelitian di Hawaii dan diberi kalung Garnet oleh seorang Profesor. Lalu entah kenapa aku terbangun di tubuh orang bernama T ini," jelas T mencoba untuk menjelaskan sesederhana mungkin.
"Namamu agak aneh, tapi Maroko memang ada. Hawaii juga ada. Apa kau sedang mengigau, T?"tanya Raymond sambil tertawa kecil.
"Huh? Tentu tidak! Aku sungguh berbicara jujur! Aku merasa asing di sini. Aku tidak mengenali Mom Lisha, aku tidak mengenali Profesor John, bahkan aku baru saja mengenali kalian semua. Aku tidak mengetahui siapa pun di tempat ini!" ujar T frustasi.
![](https://img.wattpad.com/cover/352698532-288-k718203.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
T Knows The Horror [END]
FantasíaMohammed Avdol Malik masuk ke portal dunia lain setelah menerima sebuah kalung perak bermata Garnet dari seorang Profesor Arkeologi, Slam O'Neill. Tidak disangka jiwa Malik masuk ke dalam tubuh seorang pria bernama T. Tidak hanya itu, dunia baru ini...